Perekonomian Hubungan antara Titik Panas dengan Perubahan Penutupan/ Penggunaan Lahan (Studi Kasus: Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah)

24

5.2 Perubahan PenutupanPengggunaan Lahan di Kabupaten Kapuas Tahun 2005-2011

Pada penelitian ini dilakukan pemetaan penutupanpenggunaan lahan Kabupaten Kapuas dalam rentang waktu 7 tujuh tahun 2005-2011 yang diperoleh dari interpretasi citra Landsat tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011. Berdasarkan hasil interpretasi, Kabupaten Kapuas memiliki 20 kelas penutupanpenggunaan lahan, yaitu air, belukar,belukar rawa, hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, hutan mangrove primer, hutan mangrove sekunder, hutan rawa primer, hutan rawa sekunder, hutan tanaman, lahan terbuka, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur, rawa, sawah, tambak, dan transmigrasi Tabel 6. Selama tahun 2005 sampai 2011, penutupanpenggunaan lahan di Kabupaten Kapuas didominasi oleh hutan lahan kering sekunder, hutan rawa sekunder, belukar rawa, dan belukar. Hutan lahan kering sekunder selalu mengalami penurunan dari 34.81 tahun 2005 menjadi 32.09 tahun 2011. Disusul oleh hutan rawa sekunder yang juga selalu mengalami penurunan dari 18 tahun 2005 menjadi 14.57 tahun 2011. Sementara belukar rawa berubah secara fluktuatif dengan luasan tertinggi pada tahun 2008 15.27 dan terendah pada tahun 2005 13.92 yaitu mengalami peningkatan hingga tahun 2008, dan tahun 2009 mengalami penurunan hingga tahun 2011. Lahan belukar juga berubah secara fluktuatif dengan luasan tertinggi tahun 2011 13.35 dan terendah tahun 2005 12.83. Tahun 2006 luas belukar sedikit meningkat, namun tahun 2007 mengalami penurunan dan meningkat kembali tahun 2008 hingga tahun 2011. Penutupanpenggunaan lahan lainnya, seperti air, hutan lahan kering primer, hutan mangrove primer, hutan mangrove sekunder, hutan rawa primer, hutan tanaman, lahan terbuka, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur, rawa, sawah, tambak, dan transmigrasi luasanya kurang dari 10 dari total luas wilayah Kabupaten Kapuas. Pola pemukiman pada kabupaten ini umumnya menyebar dan luasannya hanya 0.13 dan 0.18 masing-masing pada tahun 2005 dan 2011 atau hanya meningkat 807 ha 36.71. Penggunaan lahan belukar, belukar rawa, dan lahan terbuka ditemukan secara menyebar, berbeda dengan hutan mangrove primer, hutan mangrove sekunder, dan tambak yang hanya ditemukan di wilayah pesisir. Lahan air merupakan penutupan lahan dengan luasan yang tetap. Peta penutupanpenggunaan lahan di Kabupaten Kapuas pada tahun 2005 hingga tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 2 dan luas masing-masing penutupanpenggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 6. Perubahan penutupanpenggunaan lahan dapat dideteksi dengan perbandingan pascainterpretasi, dimana untuk memperoleh hasil perubahan penggunaan lahan, peta penutupanpenggunaan lahan masing-masing tahun dilakukan tumpang tindih, yaitu tahun 2005 dengan 2006, tahun 2006 dengan 2007, tahun 2007 dengan 2008, tahun 2008 dengan 2009, tahun 2009 dengan 2010, dan tahun 2010 dengan 2011. Dari proses ini diperoleh matrik transisiperubahan lahan dalam 6 enam periode tahun. Matriks perubahan lahan yang menunjukkan perubahan penutupanpenggunaan lahan yang terjadi dari satu tahun ke tahun berikutnya. Tabel 6 Luas penutupanpenggunaan lahan tahun 2005-2011 Keterangan kode penutupanpenggunaan lahan: A : Air HMP : Hutan Mangrove Primer LT : Lahan Terbuka PLKC : Pertanian Lahan Kering Campur B : Belukar HMS : Hutan Mangrove Sekunder Pk : Perkebunan Rw : Rawa BR : Belukar Rawa HRP : Hutan Rawa Primer Pmk : Permukiman Sw : Sawah HLKP : Hutan Lahan Kering Primer HRS : Hutan Rawa Sekunder Pt : Pertambangan Tm : Tambak HLKS : Hutan Lahan Kering Sekunder HT : Hutan Tanaman PLK : Pertanian Lahan Kering Tr : Transmigrasi Penutupan Penggunaan Lahan Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha A 22 211 1.32 22 211 1.32 22 241 1.32 22 241 1.32 22 217 1.32 22 256 1.32 22 256 1.32 B 216 318 12.83 216 919 12.87 216 534 12.85 217 885 12.93 220 070 13.06 223 373 13.25 225 018 13.35 BR 234 579 13.92 236 488 14.03 244 629 14.51 257 318 15.27 248 065 14.72 247 545 14.69 245 180 14.55 HLKP 12 945 0.77 12 945 0.77 12 945 0.77 12 945 0.77 12 945 0.77 12 945 0.77 12 945 0.77 HLKS 586 799 34.81 583 121 34.59 578 799 34.34 567 939 33.69 556 271 33.00 544 380 32.29 540 858 32.09 HMP 307 0.02 307 0.02 307 0.02 274 0.02 224 0.01 224 0.01 224 0.01 HMS 1 727 0.10 1 727 0.10 1 727 0.10 1 760 0.10 1 823 0.11 1 559 0.09 1 559 0.09 HRP 22 108 1.31 22 096 1.31 21 928 1.30 21 610 1.28 21 136 1.25 20 747 1.23 20 545 1.22 HRS 303 358 18.00 302 383 17.94 281 231 16.68 269 277 15.97 260 268 15.44 248 337 14.73 245 669 14.57 HT 9 169 0.54 9 183 0.54 9 183 0.54 9 183 0.54 14 888 0.88 17 101 1.01 17 162 1.02 LT 60 092 3.56 60 146 3.57 69 241 4.11 62 375 3.70 62 735 3.72 69 902 4.15 69 202 4.11 Pk 117 048 6.94 117 102 6.95 125 400 7.44 141 157 8.37 161 342 9.57 169 114 10.03 174 989 10.38 Pmk 2 198 0.13 2 241 0.13 2 241 0.13 2 383 0.14 2 511 0.15 2 593 0.15 3 005 0.18 Pt 5 699 0.34 5 911 0.35 6 212 0.37 7 219 0.43 8 826 0.52 9 759 0.58 10 519 0.62 PLK 24 750 1.47 24 750 1.47 24 750 1.47 24 750 1.47 24 751 1.47 24 751 1.47 5 400 1.51 PLKC 4 316 0.26 6 024 0.36 6 024 0.36 4 835 0.29 4 835 0.29 4 835 0.29 4 835 0.29 Rw 6 509 0.39 6 509 0.39 6 669 0.40 6 280 0.37 6 514 0.39 9 485 0.56 9 485 0.56 Sw 55 169 3.27 55 169 3.27 55 169 3.27 55 799 3.31 55 810 3.31 56 325 3.34 56 380 3.34 Tm - 0.00 71 0.00 71 0.00 71 0.00 71 0.00 71 0.00 71 0.00 Tr 362 0.02 362 0.02 362 0.02 362 0.02 362 0.02 362 0.02 362 0.02 Total 1 685 663 100 1 685 663 100 1 685 663 100 1 685 663 100 1 685 663 100 1 685 663 100 1 685 663 100 25