12 kondisi cuaca umumnya justru sebaliknya yaitu kelembapan udara tinggi, suhu
udara rendah dan angin bertiup lebih tenang.
2.2.4 Topografi
a. Kemiringan Faktor ini merupakan faktor yang mempengaruhi tingkah laku api. Pada
lereng curam api akan cepat ke arah puncak dan melambat ke arah bawah. Semakin curam kemiringannya akan semakin cepat pula api menjalar.
b. Arah Lereng Arah lereng yang langsung menghadap matahari akan mengeringkan bahan
bakar lebih cepat, sehingga menyebabkan kondisi yang rentan terhadap kebakaran dibandingkan dengan wilayah yang arah lerengnya tidak menghadap matahari.
c. Medan Medan merupakan kondisi lapang, yang bersifat khas. Kondisi medan
berperan dalam sebagai penghalang yang mampu mengendalikan aliran angin.
2.3 Interpretasi Citra
Interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek tersebut Estes dan Simonett, 1975 dalam
Sutanto, 1986. Kegiatan interpretasi ini terdiri atas 3 tahap, yaitu deteksi, identifikasi, dan klasifikasi. Deteksi merupakan pengamatan atas keberadaan
suatu objek pada citra. Identifikasi merupakan upaya mencirikan objek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup yang dapat dilakukan
dengan memperhatikan unsur interpretasi citra. Klasifikasi merupakan proses deleniasi untuk membatasi dan membagi kelas penutupanpenggunaan lahan.
Teknik penafsiran citra penginderaan jauh diciptakan agar penafsir dapat melakukan pekerjaan penafsiran citra secara mudah dengan mendapatkan hasil
penafsiran pada tingkat keakuratan dan kelengkapan yang baik. Menurut Sutanto 1986, teknik penafsiran citra penginderaan jauh dilakukan dengan menggunakan
komponen penafsiran yang meliputi data acuan, kunci interpretasi citra, metode pengkajian, penerapan konsep multispektral.
1. Data Acuan Data acuan diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dan kecermatan
seorang penafsir, data ini bisa berupa laporan penelitian, monografi daerah, peta, dan yang terpenting di sini data di atas dapat meningkatkan local knowledge
pemahaman mengenai lokasi penelitian.
2. Kunci Interpretasi Citra Kunci interpretasi citra mempunyai sembilan unsur yaitu ronawarna,
ukuran, bentuk, tekstur, pola, tinggi, bayangan, situs, asosiasi. - Rona, menunjukkan adanya tingkatan keabuan yang teramati pada foto udara
hitam putih dan dapat diwujudkan dengan nilai densitas cara logaritmik antara hitam dan putih dengan berpedoman skala keabuan.
- Warna, dapat dipresentasikan terhadap 3 unsur hue, value, chroma, dan mengelompokkannya dalam berbagai kelas. Perbedaan warna pada kertas
13 cetakan atau transparansi lebih mudah dikenali daripada perbedaan rona pada
foto udara hitam putih. - Ukuran, memiliki dua aspek dan biasanya memerlukan sebuah streoskop
untuk pengamatan tiga dimensional. Ukuran objek bermanfaat dalam pengenalan objek tertentu seperti pohon tua, dewasa, muda, pohon anakan,
dan semak.
- Bentuk, bentuk dan ukuran sering berasosiasi sangat erat. Bentuk menunjuk pada konfigurasi umum suatu objek sebagaimana terekam pada citra
penginderaan jauh. - Tekstur, perbedaan tekstur dapat dikenali pada semua skala foto udara dengan
resolusi spasial citra satelit yang semakin baik. Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona dalam citra foto udara.
- Bayangan, berasosiasi dengan bentuk dan tinggi objek. - Pola, sebuah karakteristik makro yang digunakan untuk mendeskripsikan tata
ruang pada citra, termasuk didalamnya pengulangan kenampakan- kenampakan alami. Sering berasosiasi dengan geologi, topografi, tanah, iklim,
dan komunitas tanaman.
- Situs, menjelaskan tentang posisi muka bumi dari objek yang diamati berkaitan dengan kenampakkan disekitarnya atau berkonotasi terhadap
gabungan faktor lingkungan yang mempengaruhi karakteristik makro objek. - Asosiasi. menunjuk suatu komunitas objek yang memiliki keseragaman
tertentu atau beberapa objek yang berdekatan secara erat dimana masing- masing membentuk keberadaan yang lainnya.
3. Metode Pengkajian Penafsiran citra pengindraan jauh lebih mudah apabila dimulai dari
pengkajian dengan pertimbangan umum ke pertimbangan khusus lebih spesifik dengan metode konvergensi bukti.
4. Penerapan Konsep Multispectral Konsep ini menganjurkan untuk menggunakan beberapa alternatif
penggunaan beberapa band secara bersamaan, yang berguna dalam memudahkan interpretasi dengan mempertimbangkan kelebihan masing-masing penerapan
komposit band tersebut.
Pada citra dengan komposit band 543, dapat membedakan antara obyek vegetasi dengan non vegetasi, obyek bervegetasi dipresentasikan dengan warna
hijau, tanah kering dengan warna merah, komposit ini paling popular untuk penerapan di bidang kehutanan Kementrian Kehutanan. Selain itu, komposit 543
juga dapat digunakan untuk membedakan obyek yang mempunyai kandungan air atau kelembapan tinggi. Obyek dengan tingkat kelembapan atau kandungan air
tinggi akan dipresentasikan dengan rona yang lebih gelap secara kontras. Contoh obyek tambak akan tampak berwarna biru kehitaman dengan bentuk kotak teratur,
komposit ini membantu dalam pembedaan hutan rawa dengan hutan lahan kering, sawah dengan padi tua ataupun sawah dengan awal penanaman. Citra dengan
komposit band 432, mempunyai kelebihan untuk membedakan obyek kelurusan seperti jalan dan kawasan perkotaan. Jaringan jalan dipresentasikan dengan warna
putih.