Rasio Hasil Emergy Environmental Yield RatioEYR

Praktik penangkapan ikan secara langsung atau tidak langsung dapat mengancam keberlanjutan ekologi dan ekonomi perikanan sehingga membutuhkan perhatian yang sungguh-sungguh. Strategi pengelolaan perikanan yang berkelanjutan harus dijalankan dalam satu kesatuan dalam pengawasan dan pengendalian para pemangku kepentingan yang terlibat dalam perikanan tangkap. Strategi dalam produksi atau kegiatan perikanan secara umum diharapkan mampu untuk memperkecil dampak yang timbul. Efisiensi pemanfaatan ruang ekologis dan input sumberdaya dalam pengembangan sistem produksi perikanan akan membantu dalam perikanan berkelanjutan. Gambar 13. Transformasi atribut kedalam bentuk strategi berdasarkan analisis keberlanjutan dan survei di KKLD Olele.

5.4. Pembahasan Umum

Efisiensi dari sistem produksi perikanan di KKLD Olele akan sangat ditunjang oleh efisiensi penggunaan faktor produksi. Faktor-faktor produksi antara lain 1 tenaga kerja, 2 BBM, 3 perahu yang meliputi panjang kapal berhubungan dengan kemampuan perahu dalam menampung ikan dan kekuatan mesin perahu, 4 alat tangkap yang digunakan meliputi panjang alat tangkap dalam meter, ukuran mesh lubang jaring dalam inch, 5 perbekalan yang dibawa nelayan, 6 Pengalaman nelayan yaitu kemampuan nelayan dalam menggunakan alat tangkap perikanan, semakin ahli seorang nelayan akan semakin cepat seorang nelayan dalam mengoperasikan alat tangkap perikanan tersebut. Kombinasi dari Atribut - Spesies tangkapan - Sosialisasi penangkapan - Keahlian nelayan - Alat tangkap - Ukuran kapal - Area penangkapan - Peraturan formal pengelolaan perikanan lokal Strategi Indikator EF, HANPP dan EMERGY : - Memaksimalkan luasan area penangkapan - Efektivitas dan efisiensi nelayan dalam pemanfaatan sumber daya perikanan lokal - Mengetahui daerah-daerah penangkapan ikan. Ini akan berhubungan dengan input sumberdaya yang di beli F, lokasi penangkapan R, sumberdaya non terbarukan N keseluruhan faktor produksi tersebut akan sangat mempengaruhi efisiensi terhadap produksi tangkapan. Hasil yang maksimal dalam suatu sistem produksi memerlukan pengeluaran energi yang besar dalam memenuhi kebutuhan produktivitas. Efisiensi koloni usaha penangkapan seperti yang ditampilkan pada Tabel 15 mengambarkan bahwa efisiensi energi hasil tangkapan ikan di KKLD Olele oleh nelayan lebih besar walaupun dengan kondisi alat tangkap yang tergolong sederhana. Menurut Saragih 1980 yang dikutip Suyasa 2007 mengemukakan bahwa terdapat tiga pendekatan yang dapat dilakukan didalam mempelajari efisiensi suatu usahap, yaitu melalui pendekatan efisiensi harga allocative efficiency, pendekatan efisiensi teknik technical efficiency dan yang terakhir adalah melalui pendekatan kombinasi antara efisiensi harga dan efisiensi teknik atau yang lebih dikenal dengan efisiensi ekonomi. Sistem pemasaran hasil tangkapan ikan yang ada di Desa Olele dilakukan melalui nelayan pengumpul. Di Desa Olele nelayan pengumpul sebagai koordinator yang mencatat dan mengumpulkan hasil tangkapan beberapa kelompok nelayan untuk dipasarkan ke TPI. Nelayan pengumpul tidak langsung membayar atau membeli ke nelayan melainkan merupakan nelayan yang membantu memasarkan hasil tangkapan dengan pembagian hasil yang sudah disepakati yaitu 20 untuk nelayan pengumpul dan 80 untuk nelayan pemilik hasil tangkapan. Hasil tangkapan ini yang dipasarkan ke TPI yang ada di Kota Gorontalo dengan jarak tempuh satu jam perjalanan darat. Menurut Suyasa 2007 secara empiris hampir seluruh nelayan merupakan penerima harga price taker, baik dalam pasar masukan input maupun pasar keluaran output, sehingga daya tawar bergaining position nelayan di pasar sangat rendah. Dengan kondisi seperti ini, maka para nelayan cenderung mengejar efisiensi teknis didalam upaya memaksimumkan produktivitasnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi baik secara internal maupun eksternal akan mempengaruhi efisiensi input-output produktivitas penangkapan. Dari hasil analisis sintesis emergy menunjukkan bahwa kontribusi input energi kegiatan penangkapan ikan terhadap kondisi perekonomian nelayan di Desa Olele berpengaruh nyata dan tergolong dalam perekonomian yang sedang berkembang.