Prosesi Perkawinan Prosesi Perkawinan Masyarakat Adat Kampung Naga

59 keluarga pihak pengantin laki-laki. Hal ini bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antara kedua belah pihak. Munjungan bisa dilakukan keesokan harinya atau langsung setelah selamatan adat. Ketika munjungan inipun pengantin membawa bingkisan untuk masing- masing keluarga pihak pengantin laki-laki terutama orang tua dan saudara-saudara pengantin laki-laki.

3. Hak dan Kewajiban Suami Istri

Setelah melangsungkan perkawinan, kedua mempelai diperbolehkan untuk tinggal sementara di tempat tinggal orang tua bagi yang belum memiliki tempat tinggal. Namun, hal tersebut diperbolehkan hanya selama 2 bulan karena menurut kepercayaan warga Kampung Naga sebuah negara tidak boleh dipimpin oleh 2 kepala pemerintahan begitupun dalam hal rumah tangga, satu rumah atau tempat rtinggal tidak boleh dihuni oleh 2 kepala keluarga. Hal ini dilakukan demi tercapainya sebuah rumah tangga yang harmonis dan rukun agar tidak timbul perpecahan dan pertengkaran antar anggota keluarga. Hak dan kewajiban suami istri lainnya ialah: a. Suami istri harus memiliki tempat tinggal tetap. b. Istri wajib taat kepada suami selama perintah suami tidak melanggar perintah agama dan tradisi Kampung Naga. 60 c. Istri wajib mendukung suami dalam keadaan apapun karena dukungan istri sangat berpengaruh demi terciptanya rumah tangga yang harmonis dan rukun. d. Suami istri wajib berperilaku baik antar sesama. e. Suami istri wajib saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain. f. Suami istri bertanggung jawab untuk saling mendukung dalam mengasuh dan memelihara anak-anak mereka.

B. Analisa Penulis

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, tradisi perkawinan adat yang masih berlaku di Kampung Naga terdapat penyerapan antara hukum adat dan hukum Islam yang sangat kental. Adat adalah merupakan suatu perilaku yang dikerjakan oleh komunitas masyarakat tertentu secara berulangkali dalam jangka waktu yang lama dan komunitas tersebut enggan meninggalkan perilaku tersebut walaupun perilaku tersebut telah mengalami penyerapan dari beberapa hukum atau budaya. Perkawinan Adat Sunda Perkawinan Adat Kampung Naga Perkawinan Menurut Ajaran Agama Islam Pra Perkawinan 1.Neundeun Omong 2. Panyangcang 3. Naptu weton 4. Seserahan 5. Pamawakeun 6. Ngeuyeuk Seureuh: a. Bakar 1. Nyangcang 2. Narosan 3. Neundeun omong 4. Ngabuktosan 5. Naptu weton 6. Ngeuyeuk seureuh 7. Seserahan 1.Memilih jodoh 2. Ta‟aruf 2. Khitbah 61 kemenyan b. Membuang sampah ngeuyeuk seureuh ke tempat sampah jarian Proses Perkawinan 1.Akad nikah 2. Saweran 3. Meuleum Harupat 4. Nincak endog 5. Biantara 6. Muka panto 7. Huap lingkung 8. Ziarah 9. Ngunduh temanten 10. Selametan 1. Akad nikah 2. Sawer buhun 3. Muka panto 4. Nincak endog 5. Sungkem 6. Selametan adat 7. Munjungan 1.Akad nikah 2. Walimatul ‟ursy Hak dan Kewajiban Suami Istri 1. Istri wajib taat kepada suami selama perintah suami tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam. 2. Suami istri diperbolehkan bergaul berhubungan intim. 3. Suami istri wajib berperilaku baik antar sesama. 4. Suami istri wajib bertanggung jawab atas anak- anaknya. 1. Suami istri wajib memiliki tempat tinggal tetap. Boleh tinggal di rumah orang tua paling lama 2 bulan setelah menikah jika ketika menikah belum memiliki tempat tinggal sendiri. 2. Istri wajib taat kepada suami selama perintah suami tidak melanggar perintah agama dan tradisi Kampung Naga. 3. Suami istri dibolehkan bergaul berhubungan intim. 4. Istri wajib mendukung 1.Seorang istri wajb taat kepada suaminya selama perkara yang diperintah oleh suaminya tidak melanggar perintah agama. 2. Suami istri dihalalkan saling bergaul mengadakan hubungan seksual. 3. kedua belah pihak wajib bergaul berperilaku dengan baik sehingga dapat melahirkan kemesraan dan kedamaian hidup. 4. suami istri wajib salin mencintai, 62 Terdapat beberapa perbedaan istilah dan praktek antara perkawinan adat Sunda, perkawinan adat Kampung Naga dan perkawinan menurut ajaran agama Islam. Beberapa tata cara yang harus dilaksanakan pada proses pra perkawinan jika ditafsirkan maka semua proses tersebut merupakan proses ta‟arruf dan khitbah dalam ajaran agama Islam. Dalam proses inilah pihak keluarga laki-laki melakukan pendekatan dan saling mengenal lebih dalam pada pihak keluarga perempuan agar tali silaturrahim terjalin lebih erat. Hanya saja terdapat beberapa istilah tertentu dalam bahasa Sunda yang jika diartikan sangat berhubungan dengan syari‟at agama Islam. suami dalam keadaan apapun karena dukungan istri sangat berpengaruh demi terciptannya rumah tangga yang harmonis dan rukun. 5. Suami istri wajib berperilaku baik antar sesama. 6. Suami istri wajib bertanggung jawab untuk saling mendukung dalam mengasuh, mendidik dan memelihara anak-anak mereka. hormat menghormati, setia dan memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain. 5. Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-anak mereka. 6. suami istri wajib memelihara kehormatannya. 7. Suami istri wajib memiliki tempat tinggal tetap. 63 Berbeda pada prosesi perkawinan, pada proses perkawinan terdapat beberapa adat yang tidak diajarkan dalam agama Islam seperti saweran atau sawer buhun, meuleum harupat, nincak endog, biantara, muka panto, huap lingkung dan panumbas. Prosesi ini murni adat Sunda namun tidak bertentangan dengan syari‟at Islam, Dalam setiap prosesi yang harus dilaksanakan merupakan kearifan lokal budaya Sunda yang mengandung arti- arti tersendiri. Sedangkan budaya seperti sungkem, ngunduh temanten, selamatan adat dan munjungan mengandung ajaran-ajaran agama Islam. Dalam hal ini menunjukkan sebagai rasa hormat dan berbuat baik kepada orang tua di mana orang tua yang selama ini mengasuh dan mendidik anak- anaknya, tasyakuran sebagai rasa syukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa dan mempererat tali silaturrahim antar keluarga yang sangat dianjurkan dalam ajaran agama Islam untuk dilakukan. Terdapat adat Sunda yang tidak dilaksanakan oleh masyarakat Kampung Naga seperti meuleum harupat. Sedangkan roses perkawinan lainnya menurut penulis tidak terdapat perbedaan hanya berbeda dalam istilah dan penyebutannya saja. Masyarakat Kampung Naga patuh terhadap segala tradisi yang telah turun-temurun dilaksanakan hingga saat ini. Bila salah seorang warga tidak mampu untuk melaksanakan tradisi perkawinan yang begitu panjang dan membutuhkan banyak biaya maka warga yang lain akan membantu warga yang kurang mampu tersebut karena sistem gotong royong di Kampung Naga masih sangat kuat dan selalu dipertahankan. Namun jika salah seorang warga

Dokumen yang terkait

Etnobotani Pada Masyarakat Adat Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat

0 7 90

Tradisi Tumplek Ponjen dalam Perkawinan Masyarakat Adat Jawa (Studi Etnografi di Desa Kedungwungu Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal Propinsi Jawa Tengah)

2 65 89

KANDAGA KECAP PAKAKAS TRADISIONAL DI KAMPUNG NAGA DÉSA NÉGLASARI KACAMATAN SALAWU KABUPATÉN TASIKMALAYA : Ulikan Ekolinguistik.

3 73 35

BUDAYA POLITIK MASYARAKAT ADAT KAMPUNG NAGA (STUDI KASUS DI MASYARAKAT ADAT KAMPUNG NAGA KABUPATEN TASIKMALAYA DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013).

1 17 46

AJEN ESTETIKA DINA ARSITEKTUR IMAH ADAT KAMPUNG NAGA DESA NEGLASARI KACAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA PIKEUN BAHAN AJAR MACA ARTIKEL BUDAYA KELAS XII.

0 44 26

PERAN SESEPUH ADAT DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA DI MASYARAKAT KAMPUNG NAGA : Studi Deskriptif terhadap Masyarakat Adat Kampung Naga di Kampung Naga Rt.01 Rw.01 Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya.

0 0 30

MITIGASI BENCANA PADA MASYARAKAT TRADISIONAL DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM DI KAMPUNG NAGA KECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA (Disaster Mitigation on Traditional Community Against Climate Change in Kampong Naga Subdistrict Salawu Tasikmalaya) | Dew

0 1 7

RESPONS MASYARAKAT KAMPUNG NAGA TERHADAP PEMBANGUNAN PARIWISATA DI DESA NEGLASARI, KECAMATAN SALAWU, KABUPATEN TASIKMALAYA (1975-2010)

1 1 16

STUDI KASUS PENATAAN RUANG DESA ADAT (Kasus Kampung Naga-Tasikmalaya)

0 0 22

Studi Etnofarmakognosi- Etnofarmakologi Tumbuhan Sebagai Obat Di Kampung Naga Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya

0 0 6