Implikasi penggunaan lahan aktual terhadap erosi

Tabel 11 Laju erosi, luas ruang terbuka hijau, dan pendapatan rumah tangga tani tiap penggunaan lahan pada kondisi aktual Kondisi aktual Luas PLA Penggunaan lahan aktual PLA Laju erosi tonhathn Luas RTH ha Pendapatan Rpkapita ha KAWASAN LINDUNG a. Kawasan Hutan Hutan Konservasi 2,89 - 88,52 10.128,86 10.128,86 5,57 Hutan Lindung 1,00 - 88,52 7.701,94 7.701,94 4,24 b. Areal Penggunaan Lain Air Tawar 3,99 - 70,82 0,00 273,00 0,15 KAWASAN BUDIDAYA a. Kawasan Hutan Hutan Produksi 4,02 - 531,13 11.602,69 11.602,69 6,38 b. Areal Penggunaan Lain KebunPerkebunan 2,99 - 1.416,34 27.345,30 198.153 27.345,30 15,04 LadangTegalan 8,67 - 4.957,20 28.842,81 367.038 28.842,81 15,86 Sawah Irigasi 0,35 - 18,84 41.955,42 4.975.875 41.955,42 23,08 Sawah Tadah Hujan 1,33 - 26,56 8.906,94 2.558.634 8.906,94 4,90 Lahan Kosong 8,67 - 17.704,27 0,00 14.354,40 7,89 Ruang Terbangun 2,65 - 53,13 3.070,37 30.703,65 16,89 Agregat Kawasan 0,35 - 17.704,27 139.554,33 1.621.016 181.815,00 100,00 Agregat Kawasan Hutan 1,00 - 531,13 29.433,49 29.433,49 16,19 Agregat Areal Penggunaan Lain 0,35 - 17.704,27 110.120,84 1.621.016 152.381,51 83,81 Keterangan: TSL = Erosi yang diperbolehkan Tolerable Soil Loss Pendapatan = Pendapatan rumah tangga tani per kapita Sumber: Hasil analisis.

5.1.1 Implikasi penggunaan lahan aktual terhadap erosi

Penggunaan lahan aktual di DAS Citarum Hulu menyebabkan laju erosi sebesar 0,35-17.704,27 tonhatahun dengan rata-rata laju erosi yang terjadi di tiap desa dengan sistem lahan tertentu sebesar 574,16 tonhatahun. Kelompok penggunaan lahan aktual yang menyumbangkan erosi terbesar yaitu lahan kosong 8,67-17.704,27 tonhatahun yang berada pada kawasan budidaya di luar kawasan hutan Areal Penggunaan Lain. Hal itu karena penggunaan lahan tersebut terdiri atas tutupan lahan semakbelukar, rumputtanah kosong, dan tanah berbatu, tanpa adanya tindakan konservasi tanah. Penggunaan lahan aktual yang menyumbang erosi terkecil ialah sawah irigasi 0,35-18,84 tonhatahun yang juga berada pada kawasan budidaya di luar kawasan hutan. Hal itu karena pada pengelolaan sawah irigasi dilakukan tindakan konservasi tanah berupa terras bangku berkontruksi baik. Dalam Kawasan Hutan, kelompok penggunaan lahan aktual dengan laju erosi paling rendah yaitu hutan lindung 1,00-88,52 tonhatahun dan paling tinggi yaitu hutan produksi 4,02-531,13 tonhatahun. Laju pelepasan sedimen dan persentase luas berdasarkan capaian TSL dan TBE tiap penggunaan lahan aktual disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Laju pelepasan sedimen dan persentase luas berdasarkan capaian TSL dan TBE tiap penggunaan lahan aktual Luas Capaian TSL Tingkat Bahaya Erosi TBE Penggunaan lahan aktual Laju Pelepasan Sedimen tontahun ≤ TSL TSL Sangat Ringan Ringan Sedang Berat Sangat Berat KAWASAN LINDUNG a. Kawasan Hutan Hutan Konservasi 0,17 - 5,22 54,67 45,63 10,26 44,11 45,63 0,00 0,00 Hutan Lindung 0,06 - 5,22 81,15 18,85 62,52 18,54 18,90 0,04 0,00 b. Areal Penggunaan Lain Air Tawar 0,24 - 4,18 95,70 4,40 0,00 22,34 3,30 72,89 1,47 KAWASAN BUDIDAYA a. Kawasan Hutan Hutan Produksi 0,24 - 31,34 78,48 21,52 2,97 75,51 2,63 16,41 2,48 b. Areal Penggunaan Lain KebunPerkebunan 0,18 - 83,56 0,00 100,00 0,00 0,00 0,66 13,66 86,28 LadangTegalan 0,51 - 292,47 0,00 100,00 0,00 0,00 0,00 0,17 99,83 Sawah Irigasi 0,02 - 1,11 100,00 0,00 31,25 12,81 0,00 55,95 0,00 Sawah Tadah Hujan 0,08 - 1,57 100,00 0,00 61,89 34,98 0,00 3,13 0,00 Lahan Kosong 0,51 - 1044,55 0,00 100,00 0,00 0,00 0,00 0,01 99,99 Ruang Terbangun 0,16 - 3,13 93,31 6,69 48,10 18,87 0,24 32,78 0,00 Agregat Kawasan 0,02 - 1044,55 55,35 44,65 21,78 15,95 3,56 21,84 36,87 Agregat Kawasan Hutan 0,06 - 31,34 70,98 29,02 21,06 49,80 21,68 6,48 0,98 Agregat Areal Penggunaan Lain 0,02 - 1044,55 52,35 47,65 21,89 9,40 0,17 24,78 43,75 Sumber: Hasil analisis. Bagian tanah yang tererosi ada yang sampai dan masuk ke dalam sungai dan ada yang terbawa ke luar daerah tamping atau daerah aliran sungai. Besar erosi yang sampai dan masuk ke dalam sungai atau disebut juga laju pelepasan sedimen pada kondisi aktual di DAS Citarum Hulu yaitu 0,02-1.044,55 tontahun dengan rata-rata sebesar 33,88 tontahun. Jumlah sedimen yang diakibatkan oleh kejadian erosi di DAS Citarum Hulu cukup besar dan memberikan dampak negatif terhadap kualitas air dari aliran Sungai Citarum tersebut dan terjadinya sedimentasi di badan sungai sehingga volume sungai mengecil yang selanjutnya berpotensi terjadinya banjir. Sedimentasi secara jelas ditunjukkan dengan semakin besarnya luasan tutupan lahan yang tersedimentasi di Waduk Saguling yang merupakan waduk pertama penerima aliran dari hulu Sungai Citarum dan banyaknya kejadian bencana banjir di beberapa daerah di kawasan hulu DAS Citarum maupun di kawasan hilir. Erosi yang terjadi di 44,65 DAS Citarum Hulu masih belum memenuhi erosi yang diperbolehkan TSL. Kelompok penggunaan lahan dalam kawasan lindung yang belum memenuhi TSL yaitu hutan konservasi 45,63; hutan lindung 18,85; dan air tawar 4,40. Kelompok penggunaan lahan dalam kawasan budidaya yang belum memenuhi TSL yaitu lahan kosong 100, kebunperkebunan 100, ladangtegalan 100, hutan produksi 21,52, dan ruang terbangun 6,69. DAS Citarum Hulu didominasi oleh kawasan dengan tingkat bahaya erosi sangat berat 36,87 yang sebagian besar berada di penggunaan lahan aktual kebunperkebunan, ladangtegalan, dan lahan kosong, yang merupakan kawasan budidaya yang berlokasi di luar kawasan hutan.

5.1.2 Implikasi penggunaan lahan aktual terhadap ruang terbuka hijau