Iklim dan curah hujan

dengan yang terdapat di bagian hilir. Pola tersebut jika dikaitkan dengan sistem aliran sungai drainage system dapat mempercepat gerakan limpasan air dan mempermudah terjadinya erosi tanah. yang secara spasial dapat dilihat pada Gambar 6. DA S C IDA UN SUB-DAS CIPELES DAS CIBUNI DAS CIPUNAGARA N E W S PETA JARINGAN SUNGAI DAS CITARUM BAGIAN HULU 7° 10 7° 10 7° 00 7° 6° 50 6° 50 107°20 107°20 107°30 107°30 107°40 107°40 107°50 107°50 108°00 108°00 108 108 -7 -7 20 20 40Km PETA SITUASI DAS CITARUM Batas Sub-DAS Wilayah yang dipetakan Batas DAS di luar DAS Citarum Batas sub-DAS DAS Citarum LEGENDA Sub-DAS Citarik Sub-DAS Cikapundung Sub-DAS Cisangkuy Sub-DAS Cirasea Sub-DAS Ciwidey Sungai Badan airWaduk Sumber: BPDAS Citarum-Ciliwung 2007 LABORATORIUM PENGARUH HUTAN DEPARTEMEN SILVIKULTUR, FAKULTAS KEHUTANAN, IPB, 2009 Gambar 6 Peta jaringan sungai DAS Citarum Hulu.

4.2.3 Iklim dan curah hujan

Suhu udara rata-rata harian berkisar 22-23 o C, sementara kelembaban relatif berkisar antara 25-83. Kecepatan angin bulanan berkisar antara 23-106 kmhari dengan kecepatan angin tertinggi 213 kmhari dan terendah 7 kmhari. Rata-rata radiasi sinar matahari bulanan berkisar 1,289-1,687 Jcm 2 hari. Rata-rata evaporasi bulanan dari 1972-1992 berkisar antara 2 mmhari Januari sampai 5,5 mmhari Oktober dengan evaporasi tertinggi adalah 7,3 mmhari dan terendah 2,7 mmhari. DAS Citarum Hulu termasuk kedalam tipe iklim tropis yang dipengaruhi angin muson sehingga masih dapat dibedakan antara musim hujan dan musim kemarau. Menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, DAS Citarum Hulu termasuk kedalam tipe iklim A Sub-DAS Cirasea, Cisangkuy, dan Ciwidey dan tipe iklim B Sub-DAS Citarik dan Cikapundung. Temperatur terendah di DAS Citarum Hulu yaitu 11-12 o C dan temperatur tertinggi sebesar 22-24 o C dengan kelembaban relatif yang terjadi berkisar antara 25-83. Distribusi spasial curah hujan di DAS Citarum Hulu tidak merata. Curah Hujan tahunan bervariasi antara 2.000-3.500 mm. Periode bulan basah mulai dari Bulan November hingga Bulan April dengan bulan terbasah mencapai 300 mm dan selebihnya masuk masa bulan kering atau periode transisi. Musim hujan terjadi pada Bulan Maret hingga April, kemudian musim kedua terjadi pada Bulan November hingga Desember, setelah sebelumnya terjadi musim kering pada Bulan Mei hingga Oktober dimana curah hujan masih relatif rendah. Secara umum iklim DAS Citarum Hulu dapat digolongkan sebagai iklim tipe B menurut sistem klasifikasi Schmith dan Fergusson atau tipe A menurut sistem klasifikasi Koppen. Sedangkan menurut klasifikasi iklim Oldeman yang didasarkan pada jumlah curah hujan bulan basah 200 mm dan bulan kering 100 mm, DAS Citarum Hulu diklasifikasikan ke dalam zona agroklimat B2 dengan 3-2 bulan basah dan 2-5 bulan kering. 4.2.4 Topografi Kawasan DAS Citarum mempunyai bentuk topografi yang bervariasi dari hulu hingga hilir. DAS Citarum Hulu didominasi oleh kelas lereng sangat curam dengan persentase luasan 41,62 atau seluas 75.667,24 ha. Luasan distribusi kelas kelerengan DAS Citarum Hulu dapat dilihat pada Tabel 9. Peta sebaran kelas lereng disajikan pada Gambar 7. Tabel 9 Kelas kelerengan di DAS Citarum Hulu No Kelerengan Kelas Jenis lereng Luas ha Luas 1 0 – 8 I Datar 36.235,73 19,93 2 8 – 15 II Landai 1.781,79 0,98 3 15 – 25 III Agak curam 65.326,13 35,93 4 25 – 40 IV Curam 2.818,13 1,55 5 40 V Sangat curam 75.671,40 41,62 181.815,00 100,00 Sumber: BPDAS Citarum-Ciliwung 2007 Sumber: BPDAS Citarum-Ciliwung 2007 SUB DAS CIKAPUNDUNG SUB DAS CITARIK SUB DAS CIRASEA SUB DAS CISANGKUY SUB DAS CIWIDEY PETA SITUASI DAS CITARUM Batas Sub-DAS Wilayah yang dipetakan 760000 760000 770000 770000 780000 780000 790000 790000 800000 800000 810000 810000 820000 820000 830000 830000 920 00 00 920 00 00 9210 00 921 0000 9 220 00 92 20 000 92 30 000 9 230 00 92 40 000 9 240 00 925 0000 9250 00 PETA KELAS LERENG DAS CITARUM BAGIAN HULU 10 20 km 20 U LABORATORIUM PENGARUH HUTAN DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN, IPB, 2009 LEGENDA Agak Curam 15 - 25 Curam 25 - 40 Datar 0 - 8 Landai 8 - 15 Sangat Curam 40 Batas Sub-DAS Gambar 7 Peta kelas lereng DAS Citarum Hulu. 4.3 Penggunaan Lahan Aktual Penggunaan lahan aktual kawasan dapat dikategorikan atas 22 tipe. Proporsi areal untuk tiap tipe penggunaan lahan diurut mulai dari yang paling dominan disajikan pada Tabel 10. DAS Citarum Hulu terdiri dari kawasan hutan negara yaitu hutan lindung seluas 26, hutan konservasi seluas 21, serta hutan produksi terbatas dan tetap seluas 5. Sedangkan yang berada di luar kawasan hutan negara berupa hutan hak, talun, kebun, dan lain-lain 74, yaitu setara hutan lindung seluas 14 dan setara hutan produksi terbatas dan tetap seluas 60. Kawasan hutan lindung dan hutan produksi yang dikelola Perum Perhutani berada di wilayah pengelolaan KPH Bandung Selatan dan KPH Bandung Utara seluas 67.484 ha dan kawasan konservasi yang dikelola BBKSDA seluas 15.588 ha Dephut 2002 dan 2003. Tabel 10 Tipe penggunaan lahan aktual di DAS Citarum Hulu No. Tipe Penggunaan Lahan Luas ha Luas 1 Sawah Irigasi 41.962,90 23,08 2 Ruang Terbangun lainnyaPemukiman 30.054,02 16,53 3 TegalanLadang 28.835,86 15,86 4 KebunPerkebunan 27.344,98 15,04 - Perkebunan rakyat 11,93 atau 21.690,53 ha - Perkebunan teh 2,68 atau 4.872,64 ha - Perkebunan kina 0,43 atau 781,80 ha 5 SemakBelukar 10.781,63 5,93 6 Sawah Tadah Hujan 8.908,94 4,90 7 Hutan Sekunder Cagar Alam 8.145,31 4,48 8 Hutan Sekunder Hutan Produksi Tetap 6.618,07 3,64 9 Hutan Primer Hutan Lindung 5.272,64 2,90 10 RumputTanah Kosong 3.509,03 1,93 11 Hutan Sekunder Hutan Lindung 2.254,51 1,24 12 Hutan Sekunder Hutan Produksi Terbatas 2.218,14 1,22 13 Hutan Tanaman Hutan Produksi Tetap 2.090,87 1,15 14 Hutan Primer Cagar Alam 1.072,71 0,59 15 Hutan Sekunder Taman Wisata Alam 909,08 0,50 16 Ruang Terbangun Gedung 654,53 0,36 17 Hutan Primer Hutan Produksi Terbatas 599,99 0,33 18 Air Tawar 254,54 0,14 19 Hutan Tanaman Hutan Lindung 181,82 0,10 20 Hutan Tanaman Hutan Produksi Terbatas 90,91 0,05 21 Tanah Berbatu 72,73 0,04 22 Empang 18,18 0,01 Total 181.815,00 100,00 Sumber: BPDAS Citarum-Ciliwung 2007 BPS 2004

4.4 Sosial Ekonomi