Optimasi Penatagunaan Lahan TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 1 Upah minimum tiap propinsi, kabupaten, dan kota di Indonesia Nama Propinsi Kabupaten Kota Nilai Upah Minimum Rp Nama Propinsi Kabupaten Kota Nilai Upah Minimum Rp 1. Nangroe Aceh Darussalam 1.300.000,00 16. Jawa Timur 2. Sumatera Utara 965.000,00 - Kota Surabaya 805.500,00 3. Sumatera Barat 700.000,00 - Kab. Sidoarjo 802.000,00 4. Riau 800.000,00 17. Bali 5. Kepulauan Riau 833.000,00 - Kab. Badung 605.000,00 6. Jambi 900.000,00 - Kota Denpasar 800.000,00 7. Sumatera Selatan 743.000,00 - Kab. Gianyar 760.000,00 8. Bangka Belitung 813.000,00 - Kab. Jembrana 737.500,00 9. Bengkulu 683.528,00 - Kab. Karangasem 712.320,00 10. Lampung 678.900,00 - Kab. Klungkung 686.000,00 11. Jawa Barat 568.193,39 - Kab. Bangli 685.000,00 - Kab. Bogor 873.231,00 - Kab. Tabanan 685.000,00 - Kota Depok 962.500,00 - Kab. Buleleng 685.000,00 - Purwakarta 763.000,00 18. Nusa Tenggara Barat 730.000,00 - Kota Bekasi 994.000,00 19. Nusa Tenggara Timur 650.000,00 - Kab. Bekasi 980.589,60 20. Kalimantan Barat 645.000,00 21. Kalimantan Selatan 1.024.500,00 22. Kalimantan Tengah 765.868,00 - Kab. Sumedang Jatinangor, Tanjungsari, Cimanggung, Pamulihan 886.000,00 23. Kalimantan Timur 1.002.000,00 - Kab. Sumedang diluar Jatinangor, Tanjungsari, Cimanggung, Pamulihan 700.000,00 24. Maluku Utara masih dalam pembahasan di Pemda - Kab. Karawang 912.225,00 25. Maluku 840.000,00 - Kota Bandung 939.000,00 26. Gorontalo 710.000,00 - Kab. Bandung 895.980,00 27. Sulawesi Utara 1.000.000,00 12. DKI Jakarta 972.604,80 28. Sulawesi Tenggara 860.000,00 13. Banten 537.000,00 29. Sulawesi Tengah 777.500,00 - Kab. Tangerang 953.850,00 30. Sulawesi Selatan 1.000.000,00 - Kota Cilegon 978.400,00 31. Sulawesi Barat 944.500,00 14. Jawa Tengah 547.000,00 32. Papua Barat 1.210.000,00 15. Yogyakarta 586.000,00 33. Papua 1.105.500,00 Sumber: Wikipedia Indonesia 2010 Standar kebutuhan hidup layak KHL dapat ditentukan berdasarkan kriteria yang dikemukakan oleh Sajogjo 1977, yaitu pendapatan bersih yang diperoleh minimal setara 320 kgorangtahun dikali harga beras berlaku dikali 5 orang anggota keluarga dalam setiap KK dikali 2,5 sebagai indeks faktor pengali yang merupakan kebutuhan diluar pangan berupa biaya tempat tinggal, kesehatan, pakaian, kegiatan sosial kemasyarakatan, dan pendidikan.

2.7 Optimasi Penatagunaan Lahan

Optimasi adalah suatu teknik analisis untuk menentukan keputusan optimal maksimal atau minimal untuk mencapai tujuan tertentu dengan dibatasi berbagai kendala. Teknik optimasi telah berkembang luas dan telah banyak digunakan dalam sistem manajemen secara umum. Kajian penatagunaan lahan dengan teknik optimasi telah banyak digunakan dalam hal produktivitas lahan dan pemanfaatan sumberdaya, seperti memaksimalkan produksi; penentuan pola tanam optimal; analisis target produksi dengan kendala fisik, biologi, ekonomi, dan lingkungan; optimasi suplai air untuk lahan pertanian; dan sebagainya. Namun teknik optimasi belum banyak digunakan untuk perencanaan sistem tata guna lahan tata ruang kawasan daerah aliran sungai yang mengoptimalkan fungsi kawasan sebagai kawasan lindung dan budidaya dari segi ekologis, ekonomis, dan sosial. Intrilligator 1978 menjelaskan bahwa komponen utama model berdasarkan kerangka umum permodelan optimasi mathematical programming terdiri atas variabel keputusan decision variables atau instruments; ruang pilihan opportunity sets yang dirumuskan dengan beberapa fungsi pembatas nilai variabel keputusan yang disebut fungsi kendala constraint functions; dan fungsi tujuan objective function. Variabel keputusan dalam optimasi penggunaan lahan adalah pola spasial penggunaan lahan yang mencakup tipe, luas, dan lokasi penggunaan lahan. Variabel keputusan didasarkan pada pola penggunaan lahan aktual dengan tipe penggunaan lahan yang ada atau dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan tujuan optimasi. Permasalahan yang dihadapi adalah mencari nilai variabel keputusan dalam suatu ruang pilihan sehingga dapat memaksimumkan nilai fungsi tujuan. Sadeghi dan Jalili 2008 dalam kajian optimasi penggunaan lahan daerah aliran sungai Land Use Optimization in Watershed Scale menentukan variabel keputusan optimasi pola penggunaan lahan, yaitu tipe, lokasi, dan luasan penggunaan lahan yang didasarkan pada pola da tipe penggunaan lahan aktual. Fungsi tujuan disusun berdasarkan sasaran-sasaran optimasi untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimumkan erosi. Untuk tujuan ganda tersebut teknik optimasi yang digunakan adalah multiobjectives goal programming. Bentuk umum model goals programming Saefulhakim 2008 adalah sebagai berikut: • Fungsi tujuan: min [ ] ∑ ∑ ∑ = = − + = − − + + − = = ⋅ + ⋅ ⋅ = K k K k k k K k k k k k k P P d P d P g z 1 1 1 1 1 1 • Fungsi-fungsi kendala: - Kendala sasaran : ∑ = + − ⋅ = − + ⋅ J j k k k j k j g d d x v 1 - Kendala riil : ∑ = ≤ J j i j ij b x a 1 - Kendala non negativitas : ≥ j x ; 0 ≥ − k d ; 0 ≥ + k d Keterangan: z = variabel tujuan yang dicari nilai optimalnya j = {1…..J} set variabel keputusan i = {1…..I} set fungsi kendala riil k = {1…..K} set fungsi kendala sasaran k g = nilai sasaran ke-k k P + = skala prioritas penurunan angka kelebihan dari nilai sasaran ke-k + k d = variabel angka kelebihan dari angka sasaran ke-k − k P = skala prioritas penurunan angka kekurangan dari nilai sasaran ke-k − k d = variabel angka kekurangan dari angka sasaran ke-k , j k v = koefisien fungsi sasaran ke-k untuk variabel keputusan ke-j j x = variabel keputusan ke-j , i j a = luas total areal set fungsi kendala riil ke-i dan set varibel keputusan ke-j i b = luas total area lokasi kajian Salah satu program yang dapat digunakan dalam rangka teknik optimasi ialah GAMS General Algebraic Modeling System. GAMS merupakan program yang didesain untuk membuat konstruksi dan solusi atas model program matematika yang kompleks dan besar. GAMS juga dapat meningkatkan produktivitas para pembuat model dan memperluas kegunaan aplikasi program matematika dalam analisis kebijakan dan pembuatan keputusan Brooke et al. 1988. GAMS dapat diaplikasikan ke berbagai bidang dengan tujuan menentukan solusi yang optimal dari kondisi tertentu dari suatu permasalahan. Keunggulan software GAMS dibandingkan dengan software optimasi lainnya ialah dapat digunakan untuk analisis optimasi dasar dan berbagai pengembangannya. Selain itu, GAMS tidak menggunakan tabel yang terbatas jumlah kolom dan barisnya sehingga memungkinkan analisis dengan variabel yang lebih luas.

BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan pada bulan Desember 2009 sampai dengan Mei 2010 di Laboratorium Pengaruh Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Wilayah studi yang dikaji dalam penelitian ini yaitu DAS Citarum Hulu yang terdiri atas lima Sub- DAS, yaitu Cikapundung, Citarik, Cirasea, Cisangkuy, dan Ciwidey BPDAS Citarum-Ciliwung 2007. Lokasi wilayah kajian penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.