Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, selain harga barang itu sendiri ada faktor lain yang dapat mempengaruhi jumlah permintaan atas suatu barang.
Faktor-faktor lain tersebut dapat diukur secara kuantitatif besar pengaruhnya terhadap permintaab atas suatu barang. Dua faktor diantaranya adalah harga
barang lain, dan pendapatan masyarakat. Untuk mengukur besarnya perubahan jumlah permintaan atas suatu barang yang diakibatkan oleh perubahan perubahan
harga barang lain disebut elastisitas silang cross elasticity. Sedangkan mengukur besarnya perubahan permintaan akibat berubahnya pendapatan masyarakat,
disebut elastisitas pendapatan income elasticity Bangun, 2007.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berjudul “Analisis Forecasting Ketersediaan Pangan 2015 Dalam Rangka Pemantapan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara” oleh Selfia
2013 menganalisis bagaimana keadaan ketersediaan ketahanan pangan dan konsumsi pangan pada tahun 2015 di Provinsi Sumatera Utara dengan komoditi
yang terdiri dari beras, jagung, ubi kayu, ubi jalar, daging sapi dan telur ayam. Metode analisis yang digunakan adalah analisis data kuantitatif untuk forecasting
dengan menggunakan metode kuadrat terkecil. Adapun hasil dari analisis forecasting adalah sebagai berikut :
1. Ketersediaan jagung, ubi kayu, ubi jalar, dan daging sapi pada tahun 2015 mengalami trend kenaikan sedangkan ketersediaan beras dan telur ayam
mengalami trend penurunan. 2. Konsumsi beras, jagung, ubi kayu, ubi jalar, daging sapi, dan telur ayam pada
tahun 2015 mengalami trend kenaikan.
2.4 Kerangka Pemikiran
Komoditas daging sapi merupakan salah satu komoditas pangan yang memiliki peranan penting dalam menentukan ketersediaan pangan di dalam masyarakat
dalam suatu daerah. Analisis forecasting ketersediaan daging sapi merupakan analisis untuk mengetahui berapakah ketersediaan daging sapi tahun tertentu,
analisis meramalkan ketersediaan daging sapi dipengaruhi oleh produksi daging sapi dan impor daging sapi.
Untuk mengetahui berapa ketersediaan dan berapa konsumsi daging sapi pada
tahun 2020, maka dapat dianalisis melalui data ketersediaan daging sapi pada tahun 1999-2013. Dimana ketersediaan daging sapi dilihat dari dua faktor yaitu
produksi daging sapi pada tahun 1999-2013 dan impor daging sapi dari tahun 1999-2013. Dengan data dan perhitungan forecasting pada tahun 1999-2013
tersebut maka akan diketahui konsumsi daging sapi pada tahun 2020 dan ketersediaan daing sapi tahun 2020.
Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan : : Menyatakan mempengaruhi
: Menyatakan ada hubungan
2.5 Hipotesis Penelitian