Analisis Forecasting Ketersediaan Daging Sapi

menunjukkan bahwa ketahanan pangan pada tahun 1999-2013 belum dapat dikatakan baik, karena ketersediaan daging sapi belum bisa mengimbangi kebutuhan akan daging sapi setiap tahunnya. Dari Gambar 2 dapat dilihat terdapat tahun tertentu yang memiliki nilai produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi, tetapi tidak dapat dipertahankan pada tahun selanjutnya. Dilihat dari Gambar 2 bahwa pada tahun 1999-2007, belum dapat dikatakan bahwa ketersediaan daging sapi di Sumatera Utara dapat tercapai, karena terjadinya naik turun produksi dan konsumsi terhadap daging sapi. Pada tahun 2008-2013 dapat dikatakan ketersediaan daging sapi meningkat, karena konsumsi daging sapi lebih rendah dibandingkan produksi daging sapi. Dalam menghadapi masalah ini, pemerintah seharusnya melakukan kebijakan yang cepat dan tepat sehingga masalah ini dapat diselesaikan untuk dapat menaikkan nilai atau jumlah ketersediaan daging sapi.

5.2 Analisis Forecasting

5.2.1 Analisis Forecasting Ketersediaan Daging Sapi

Ketersediaan daging sapi hingga tahun 2020 diperoleh dengan analisis forecasting menggunakan data ketersediaan daging sapi dari tahun 1999-2013, data tersebut diolah dengan menggunakan metode kuadrat terkecil. Sehingga diperoleh persamaan trend linier: Y = 9.925,14 + 1.120,13X Dari persamaan yang diperoleh maka dapat diketahui ketersediaan daging sapi untuk tahun 2014 – 2020 dengan menggantikan nilai x di persamaan dengan nilai x yang telah ditentukan untuk tahun tersebut. Persamaan yang diperoleh menunjukkan adanya trend meningkat, setiap tahun terjadi peningkatan ketersediaan daging sapi secara rata-rata yaitu sebesar 1.120,13 Ton. Gambar 3. Total Ketersediaan Daging Sapi di Provinsi Sumatera Utara Tahun 1999 – 2020 Ketersediaan daging sapi diperoleh dari hasil penjumlahan produksi daging sapi dalam negeri, cadangan sapi dan impor daging sapi. Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa ketersediaan daging sapi Provinsi Sumatera Utara tidak stabil dengan rata- rata ketersediaan daging sapi per tahun sebesar 15.531,48 Ton. Dari Gambar 3 dapat dilihat ketersediaan daging sapi pada tahun 1999-2004 mengalami peningkatan yang sangat rendah yaitu dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6833,32 Ton. Pada tahun 2005-2006 mengalami peningkatan yang lebih besar yaitu dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10.007,71 Ton dan turun pada tahun 2007 dengan jumlah ketersediaannya sebesar 9.569,07 Ton. Pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2008-2012 mengalami peningkatan dengan rata-rata 0,00 5.000,00 10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00 30.000,00 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 Ketersediaan Ton pertumbuhan sebesar 17.028,87 Ton. Tahun 2013 kembali menurun yaitu dengan jumlah ketersediaan sebesar 18.436,60 Ton dan terjadi peningkatan di tahun selanjutnya yaitu tahun 2014-2020 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 23.932,45 Ton. Dengan meningkatnya ketersediaan daging sapi dari tahun 2014- 2020 diuji melalui forecasting, dapat terlaksananya swasembada daging sapi. Peningkatan ketersediaan daging sapi pada tahun 2014-2020 disebabkan oleh meingkatnya jumlah produksi daging ditiap kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara. Dimana peningkatan yang paling tinggi adalah pada tahun 2012 sebesar 24.546,61 Ton. Jika dibandingkan dengan hasil peramalan ketersediaan daging sapi, maka peningkatan yang paling tinggi adalah pada tahun 2020 yaitu sebesar 27.292,844. Tabel 5. Total Proyeksi Ketersediaan Daging Sapi di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2020 No. Tahun X Total Ketersediaan Daging Sapi Provinsi Sumatera Utara Ton 1 2014 8 20.572,064 2 2015 9 21.692,194 3 2016 10 22.812,324 4 2017 11 23.932,454 5 2018 12 25.052,584 6 2019 13 26.172,714 7 2020 14 27.292,844 Sumber : Lampiran 2 Dari hasil proyeksi ketersediaan daging sapi didapat ketersediaan daging sapi pada tahun 2020 adalah sebesar 27.292,844 Ton. Dari Gambar 3 menunjukkan bahwa ketersediaan daging sapi dari tahun 2014-2020 meningkat seiring bertambahnya tahun dan dapat terlaksananya swasembada daging sapi. Hasil analisis forecasting ketersediaan daging sapi tahun 2020 yang meningkat berarti hipotesis kedua diterima.

5.2.2 Analisis Forecasting Konsumsi Daging Sapi