Teori Konsumsi Landasan Teori

3. Modal Barang-barang modal riil real capital goods adalah sebutan bagi modal, yang meliputi semua jenis barang yang di buat untuk menunjang kegiatan produksi barang-barang lain serta jasa-jasa. 4. Kecakapan Tata Laksana Ketiga faktor produksi yang telah disebutkan adalah faktor-faktor produksi yang dapat diraba tangible, faktor produksi yang keempat ini merupakan faktor produksi yang sifatnya tidak dapat diraba intangible. Lazimnya, kecakapan skill merupakan sesuatu yang peranannya tidak sah lagi, tetapi sangat menentukan.

2.2.4 Teori Konsumsi

Teori konsumsi diturunkan kepada teori permintaan. Konsumen mau “meminta” dalam pengertian ekononim” suatu barang pada harga tertentu karena barang tersebut dianggap berguna baginya. Makin rendah harga suatu barang maka konsumen cenderung untuk membelinya dalam jumlah yang lebih besar. Besarnya permintaan tergantung kepada manfaat yang akan diperoleh konsumen atau manfaat dalam menghasilkan barang-barang lain Hanafie, 2010. Permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan. Setiap orang boleh saja ingin kepada apapun yang diinginkannya, tetapi jika keinginannya itu tidak ditunjang oleh kesediaan serta kemampuan untuk membeli, keinginannya itu pun hanya akan tinggal keinginan. Permintaan merupakan sederatan angka yang menunjukkan banyaknya satuan barang yang diminta pada berbagai tingkat harga Rosyidi, 2005. Dalam mempelajari perilaku konsumen, kita mengenal adanya teori kardinal dan teori ordinal. Terori kardinal ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi sejumlah barangjasa dapat diukurdinyatakan dalam angka-angka kardinal. Sedangkan teori ordinal beranggapan bahwa kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi sejumlah barang tidak dapat diukur dengan angka-angka numerik tetapi hanya dapat dibandingkan, mana yang lebih tinggio dan mana yang lebih rendah Aziz, 2003. Menurut Rosyidi 2005 selain barang itu sendiri barang yang diminta akan berubah disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : a. Tingkat pendapatan per kapita per capita income masyarakat; b. Cita rasa atau selera taste konsumen terhadap barang itu; c. Harga barang lain prices of related goods, terutama barang pelengkap complementary goods dan barang pengganti substitution goods; dan d. Harapan atau perkiraan konsumen consumer expactation terhadap harga barang yang bersangkutan. Hukum permintaan menyatakan bahwa apabila harga suatu barang naik, maka kuantitasjumlah barang yang dimintadibeli oleh konsumen akan menurun, dan sebaliknya jika hrag turun maka jumlah permintaan terhadap barang tersebut akan naik dengan asumsi faktor-faktor lain yang dianggap tetap ceteris paribus per unit waktu Aziz, 2003. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, selain harga barang itu sendiri ada faktor lain yang dapat mempengaruhi jumlah permintaan atas suatu barang. Faktor-faktor lain tersebut dapat diukur secara kuantitatif besar pengaruhnya terhadap permintaab atas suatu barang. Dua faktor diantaranya adalah harga barang lain, dan pendapatan masyarakat. Untuk mengukur besarnya perubahan jumlah permintaan atas suatu barang yang diakibatkan oleh perubahan perubahan harga barang lain disebut elastisitas silang cross elasticity. Sedangkan mengukur besarnya perubahan permintaan akibat berubahnya pendapatan masyarakat, disebut elastisitas pendapatan income elasticity Bangun, 2007.

2.3 Penelitian Terdahulu