30 rencana HACCP dan harus memasukan bahan-bahan yang digunakan dalam pelatihan
pekerja. Tahapan penetapan prosedur pencatatandokumentasi dari rencana HACCP
umumnya dilaksanakan sebelum dilakukannya penetuan prosedur verifikasi, akan tetapi dapat pula dilakukan setelah prosedur verifikasi selesai disusun. Jika dokumentasi
rencana HACCP disusun setelah prosedur verifikasi dilaksanakan, maka dokumen HACCP juga mencakup prosedur verifikasi yang telah ada.
4.2.2
Statistical Process Control SPC
Pada kegiatan magang ini juga dilakukan penerapan Statistical Process Control SPC dalam pengendalian mutu Aw Produk bumbu penyedap rasa. Secara garis besar,
diagram alir dapat dilihat pada Gambar 6 berikut ini.
Gambar 6 . Diagram alir penerapan Statistical Process Control SPC
bumbu penyedap rasa
1. Observasi Lapang dan Identifikasi Masalah
Observasi lapang dilakukan untuk mempelajari proses produksi bumbu penyedap rasa dan sistem pengendalian mutu, serta hubungannya dengan pengendalian
proses untuk menentukan ruang lingkup permasalahan yang dikaji. Observasi ini
Ya
Tidak Observasi lapang dan identifikasi masalah
pengamatan langsung dan wawancara
Proses terkendali
Membuat bagan kendali
Identifikasi Penyebab Permasalahan Diagram Sebab Akibat, why-why analysis, diagram pareto
Penyusunan usulan perbaikan dan uji coba lapangan
Menghitung kapabilitas proses
Pengumpulan data kuantitatif dan analisis mutu produk
31 mencakup pengamatan proses produksi serta wawancara terhadap karyawan PT. Unilever
Indonesia Tbk yang berhubungan dengan proses produksi bumbu penyedap rasa serta pengendalian mutunya. Identifikasi masalah dilakukan dengan brainstorming antara
manager produksi dan asisten manager produksi setelah melakukan observasi dan wawancara terhadap karyawan produksi. Masalah utama yang menjadi kendala proses
produksi adalah parameter mutu Aw produknya yang seringkali di luar spesifikasi standar.
2. Pengumpulan Data Kuantitatif dan Analisa Mutu Produk
Pengumpulan data yang dilakuakan pada penelitian magang ini dilakukan dengan mengumpulkan dua jenis data, yakni data primer dan data sekunder. Menurut
Umar 2005, data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik individu maupun perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner, data
ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari jawaban narasumber maupun responden Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diambil langsung dari contoh
produk bumbu penyedap rasa yang sudah jadi dan dikemas dengan kemasan primer dan data sekunder diperoleh dari hasil catatan perusahaan, yakni berupa data persentase jenis
penyimpangan mutu produk bumbu penyedap rasa, dokumen instruksi kerja atau prosedur operasi standar, dokumen mengenai profil perusahaan serta hasil pengukuran Aw produk
Semi Finish Goods dari logbook Quality Control in line. Data primer diperoleh melalui tahap pengambilan dan analisis terhadap parameter mutu utama. Parameter yang akan
dianalisis Aw dari produk tersebut. Pengamatan yang dijadikan dasar dalam pengambilan sampel adalah mesin pengemas yang digunakan dalam lini produksi, jumlah mesin yang
dijadikan pengamatan hanya satu. Frekuensi pengambilan sampel pada saat proses filling berlangsung. Pengambilan
sampel dilakukan dengan mengambil tiga renceng sampel dari tiga titik yaitu pada bagian awal, tengah dan akhir produk dari belt chain conveyor saat setelah keluar dari mesin
filling untuk setiap batch. Dari tiga renceng kemudian dilakukan sampling secara acak dua sampel dari renceng bagian awal dan akhir dengan total pengambilan sampel 252
batch terhitung mulai dari tanggal 14 februari – 14 Maret 2012. Pengukuran Aw sampel
dilakukan dengan menggunakan Awmeter digital yang terdapat di area packing hall divisi dengan ketelitian empat desimal.
Analisis Mutu Aktivitas air Aw AOAC 978.18 1995
Pengukuran Aw dilakukan pada produk akhir bumbu penyedap rasa yang telah dikemas sebagai contoh. Contoh produk diambil dan diletakkan di dalam cup plastik sampai
terisi setengah bagian cup plastik, kemudian ditimbang sampelnya sebanyak 3,5 gram lalu diukur Awnya dengan menggunakan Awmeter pada suhu 25 °C sesuai standar suhu
berdasarkan certificate of calibration Awmeter tersebut. Hasil yang didapat berupa data Aw dan suhu bahan yang diukur, kemudian dirata-rata nilai Awnya.
32
3. Identifikasi Penyebab Permasalahan