52
Gambar 9 . Data Record Produksi Bumbu Penyedap Rasa di Pabrik Lion
PT Unilever Indonesia Tbk
5.3 PEMBUATAN BAGAN KENDALI
Pembuatan bagan kendali memerlukan beberapa data yang telah ada atau praspesifikasi untuk menguji hipotesis bahwa proses dalam kondisi terkendali Tapiero
1996. Parameter yang dianalisa adalah Aw, dan hasil pengukuran Aw sampel produk akhir bumbu penyedap rasa diplot dengan menggunakan bagan kendali. Bagan kendali digunakan
untuk menganalisis keterkendalian proses yang berlangsung selama pengambilan atau pengukuran sampel. Spesifikasi produk dan proses harus disusun pada setiap tahap proses
dan dikendalikan agar selalu sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan Muhandri dan Kadarisman 2006.
Pengambilan sampel Aw produk finish goods yang diambil adalah sebanyak 252 batch dengan dua sampel hasil sampling untuk bagian awal dan akhir dari setiap batch.
Pengambilan sampel produk finish goods ini dikarenakan pada kondisi aktual QC in line hanya melakukan pengecekan Aw kembali setelah 18 jam produk semi finish goods
disimpan berdasarkan standar lama maksimum penyimpanan yaitu maksimum 18 jam. Namun, terkadang tidak dilakukan pengecekan kembali sehingga data Aw pada logbook
QC tidak lengkap. Berdasarkan data yang diperoleh, maka bagan kendali yang digunakan untuk
menganalisis Aw produk secara statistik adalah bagan kendali i- chart dan Moving Range MR chart karena proses produksi bumbu penyedap rasa yang homogen batch dan
dalam menganalisis data tersebut menggunakan program pengolah data statistik Minitab 16. Bagan kendali i-MR dapat dilihat pada gambar 10.
53
Gambar 10 . Bagan Kendali i-MR untuk Aw produk finish goods bumbu penyedap rasa
Bagan kendali i pada Gambar 10 menunjukkan nilai tengah atau X-bar sebesar 0,3015, artinya rata-rata Aw produk akhir selama pengambilan sampel 252 batch
produksi adalah 0,3015. Batas kendali atas UCL sebesar 0,3376 dan batas kendali bawah LCL sebesar 0,2655. Artinya batas kendali Aw produk akhir selama 252 batch
berada pada kisaran 0,3015 dan 0,3376. Bagan kendali i-chart tersebut menunjukkan titik di luar batas kendali yang memenuhi kriteria proses tidak terkendali.
Pada bagan kendali R nilai UCL, MR-bar dan LCL berturut-turut adalah 0,04429, 0,01335 dan 0. Artinya setiap batch pengambilan sampel memiliki batas kendali
rentang antara 0 sampai 0,04429 dengan rentang rata-rata 0,01355. Bagan kendali R menunjukkan 16 titik yang berada di luar batas kendali. Bagan kendali MR tersebut
memperlihatkan bahwa Aw produk akhir bumbu penyedap rasa dalam kondisi tidak terkendali.
Berdasarkan bagan kendali tersebut, dapat dilihat bahwa banyak titik yang berada di luar batas kendali atas maupun batas kendali bawah. Hal ini menunjukkan bahwa
proses pembuatan bumbu penyedap rasa belum memenuhi kriteria proses yang tidak terkendali secara spesifik karena masih mengandung variasi penyebab khusus special
causes variation . Variasi adalah ketidakseragaman dalam sistem produksi atau operasional sehingga menimbulkan perbedaan dalam mutu pada output barangjas yang
dihasilkan. Variasi penyebab khusus special-causes variation adalah kejadian kejadian
diluar sistem yang mempengaruhi variasi dalam sistem. Penyebab khusus ini mengambil pola-pola non acak non random patterns sehingga dapat diidentifikasiditemukan, sebab
mereka tidak selalu aktif dalam proses tetapi memiliki pengaruh yang lebih kuat pada proses sehingga menimbulkan variasi. Dalam konteks pengendalian proses sehingga
menimbulkan variasi. Dalam konteks pengendalian proses statistikal menggunakan bagan kendali atau kontrol control chart, jenis variasi ini sering ditandai dengan titik-titik
54 pengamatan yang melewati atau keluar dari batas-batas pengendalian yang didefinisikan
defined control limit Gaspersz 1998. Berdasarkan hasil perhitungan nilai kapabilitas proses Cp didapat nilainya
sebesar 1.39 dan Indeks performansi Kane Cpk sebesar 1.34 . Hal ini menunjukkan bahwa kapabilitas prosesnya baik karena Cp 1.33, menunjukkan rata-rata kisaran pada proses ini
relatif kecil, sehingga proses pun sangat baik. Berdasarkan ukuran kinerja Kane Cpk yang telah dihitung didapat sebesar 1.34. Hal ini menunjukkan bahwa pada proses produksi
bumbu penyedap rasa yang mempunyai nilai rata-rata pengukuran 0.3015 mempunyai kecenderungan sangat mendekati nilai target yaitu 0.30 sehingga proses ini sudah mampu
mencapai nilai target. Hanya saja masih terdapat beberapa batch di bawah batas spesifikasi bawah dan di atas batas spesifikasi atas.
Gambar 11. Kapabilitas Proses untuk Aw produk finish goods bumbu penyedap rasa
Nilai kapabilitas proses yang didapat belum dapat digunakan sebagai acuan proses dikarenakan parameter mutu Aw pada proses produksi bumbu penyedap rasa
memenuhi kriteria tidak terkendali. Proses yang tidak terkendali ini disebabkan adanya variasi khusus. Pihak manajemen harus melakukan perbaikan proses secara terus-menerus
dengan cara menghilangkan variasi khusus agar dapat meningkatkan mutu untuk mencapai tingkatan produksi yang lebih baik.
5.4 IDENTIFIKASI PENYEBAB PERMASALAHAN