18
3. Total Padatan Terlarut Latimer dan Horwitz 2007
Pengukuran TPT menggunakan Hand Refractometer 0-39 °Brix. Sebelum digunakan alat dibersihkan terlebih dahulu dengan alkohol dan dilap hingga kering.
Sampel yang akan diukur kemudian diletakkan secukupnya pada tempat pembacaan. Kemudian nilai TPT ditunjukkan oleh angka yang didapat pada batas garis biru dan
putih.
4. Kadar Air Latimer dan Horwitz 2007
Cawan aluminium dikeringkan dalam oven selama 15 menit,didinginkan dalam desikator selama 10 menit, kemudian ditimbang A. Sejumlah sampel
dengan bobot tertentu B dimasukkan ke dalam cawan. Cawan beserta isinya dikeringkan dalam oven 100
o
C selama 6 jam. Cawan dipindahkan ke dalam desikator untuk didinginkan, kemudian ditimbang. Cawan beserta isinya
dikeringkan kembali sampai diperoleh bobot konstan C. Kadar air contoh dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Kadar Air bb =
100 x
B A
C B
Ket: bb = basis basah
5. Kadar Abu Latimer dan Horwitz 2007
Cawan yang dipersiapkan untuk pengabuan contoh dikeringkan dalam oven selama 15 menit, lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang A. Sampel
dengan bobot tertentu B dimasukkan ke dalam cawan B, kemudian dibakar dalam ruang asap sampai tidak mengeluarkan asap lagi. Selanjutnya, dilakukan
pengabuan di dalam tanur listrik pada suhu 400-600
o
C selama 4-6 jam sampai terbentuk abu berwarna putih dan memiliki bobot yang tetap. Abu beserta cawan
didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang C. Kadar abu contoh dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Kadar Abu bb =
−
� 100 Kadar Abu bk =
� 100
−� �
Ket: bk = basis kering
6. Kadar Lemak Latimer dan Horwitz 2007
Labu lemak disediakan sesuai dengan ukuran alat ekstraksi soxhlet yang digunakan. Labu dikeringkan dalam oven dengan suhu 105-110
o
C selama 15 menit, kemudian didinginkan dalam desikator lalu ditimbang A. Sejumlah sampel yogurt
19 dengan bobot atau volume tertentu B diteteskan pada kapas bebas lemak yang
dimasukkan dalam kertas saring. Kertas saring beserta isinya dimasukkan ke dalam ekstraksi soxhlet dan dipasang pada alat kondensor. Pelarut heksana dituangkan ke
dalam labu lemak secukupnya dan dilakukan refluks selama 5 jam sampai pelarut yang turun kembali menjadi bening. Pelarut yang tersisa dalam labu lemak
didestilasi dan kemudian labu dipanaskan dalam oven pada suhu 105
o
C. Setelah dikeringkan sampai mencapai bobot tetap dan didinginkan dalam desikator, labu
beserta lemak ditimbang C. Kadar lemak contoh dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Kadar Lemak bb =
−
� 100 Kadar Lemak bk =
� 100
−� �
7. Kadar Protein Latimer dan Horwitz 2007
Sampel sebanyak ± 100-250 mg dimasukkan kedalam labu Kjeldahl, ditambah dengan 1 ± 0.1 g K
2
SO
4
, 40 ± 10 mg HgO dan 2 ± 0.1 ml H
2
SO
4
pekat. Sampel didestruksi selama 30 menit hingga cairan menjadi jernih. Isi labu
dipindahkan ke dalam alat destilasi dan dibilas 5-6 kali dengan air destilata sebanyak 1-2 ml, kemudian ditambahkan 8-10 ml campuran larutan 60 NaOH-
5Na
2
S
2
O
3
. Labu tersebut disambungkan dengan alat destilasi dan kondensor yang telah dilengkapi dengan penampung yang berisi larutan H
3
BO
3
. Destilasi dilakukan sampai diperoleh volume destilat sebanyak 15 ml, kemudian destilat dititrasi dengan
HCl 0.02Nsampai larutan berubah warna dari hijau menjadi abu-abu titik akhir. Indikator yang digunakan dalam titrasi ini adalah campuran dua bagian 0.2 metil
merah dalam etanol dan satu bagian 0.2 metilen biru dalam etanol. Sebelum digunakan, HCl terlebih dahulu distandarisasi menggunakan NaOH dengan
indikator fenolftalein. NaOH sebelumnya distandarisasi menggunakan larutan kaliumhidrogenftalat KHP dengan indikator fenolftalein. Kadar protein contoh
dapat dihitung dengan persamaan: Kadar Nitrogen =
� ℎ− �
� � � 14.007 �
� 100 Kadar Protein bb = Total Nitrogen x faktor konversi
Ket : faktor konversi = 6.38 untuk yogurt Kadar Protein bk =
� �
100 −�
�
8. Kadar Karbohidrat by difference