ANALISIS FINANSIAL TINJAUAN PUSTAKA

9

2.3 ANALISIS FINANSIAL

Manusia menentukan keputusan, sedangkan komputer, matematika, dan alat lainnya tidak. Teknik-teknik dan model-model dari ekonomi teknik membantu manusia dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang dibuat oleh enjinir, manajer, kepala perusahaan, dan individu-individu biasanya merupakan hasil dari pemilihan satu dari banyak alternatif pilihan. Keputusan tersebut sering kali menggambarkan pilihan dari orang berpendidikan bagaimana untuk menginvestasikan dananya, yang biasa disebut dengan modal Tarquin dan Blank 2002. Dalam perancangan unit pengolahan air bersih, berbagai pilihan muncul terkait alternatif-alternatif yang secara fisik layak. Dan umumnya, setiap pilihan dari beberapa alternatif haruslah didasarkan pada pertimbangan ekonomi. Setiap alternatif yang mendapatkan perhatian serius haruslah dinyatakan dalam satuan-satuan uang sebelum pilihan ditetapkan Linsley dan Franzini 1979. Pengelolaan unit pengolahan air bersih dapat digolongkan ke dalam perencanaan suatu kegiatan untuk mendatangkan manfaat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Kegiatan ini bisa disebut proyek. Dengan demikian, dikatakan bahwa proyek mempunyai tiga unsur, yaitu biaya, manfaat, dan jangka waktu. Biaya proyek terdiri dari biaya investasi dan biaya eksploitasi. Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan pada tahap persiapan, sedangkan biaya eksploitasi ialah biaya yang dikeluarkan ketika proyek sedang dijalankan Abilowo 2008. Perancangan unit pengolahan air bersih dimulai dengan analisis biaya tahunan dalam pembangunan sebuah bangunan hidrolik yang digunakan dalam unit tersebut, sehingga dapat diketahui waktu dan biaya pengembalian modal yang telah dikeluarkan. Setelah itu analisis dari biaya-biaya proyek yang dikerjakan yang selanjutnya dapat diketahui keuntungan yang diperoleh dari sistem tersebut. Berdasarkan cara dan tujuannya, analisis proyek dibedakan menjadi dua yaitu analisis finansial dan analisis ekonomi. Analisis finansial dilakukan untuk kepentingan individu atau lembaga yang menaamkan modalnya dalam proyek tersebut, misalnya petani, wiraswastawan atau perusahaan. Sedangkan analisis ekonomi lebih ditujukan untuk melihat manfaat yang diperoleh oleh masyarakat luas, atau perekonomian sebagai suatu sistem keseluruhan Pramudya dan Dewi 1992. Analisis finansial setelah penentuan parameter atau data-data dasar mengikuti sebuah sistematika seperti berikut : 1. Analisis Biaya Biaya atau cost adalah pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh suatu barang ataupun jasa yang diukur dengan nilai uang, baik itu pengeluaran berupa uang, melalui tukar menukar ataupun melalui pemberian jasa. Sedangkan ongkos atau expense adalah pengeluaran untuk memperoleh pendapatan Rony 1990. Menurut Pramudya dan Dewi 1992, untuk dapat memperkirakan biaya produksi maka dilakukan suatu analisis biaya dari proses produksi sehingga akan didapat biaya produksi persatuan output produk. Analisis biaya yang dilakukan dalam hal ini ialah produksi air bersih per meter kubiknya. Biaya dalam proses produksi air bersih terdiri atas dua komponen yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap merupakan macam-macam biaya yang selama satu periode kerja tetap jumlahnya, sedangkan biaya tidak tetap merupakan macam-macam biaya yang selama satu periode kerja jumlahnya dapat berubah bergantung pada jumlah jam kerja pemakaian. Biaya total merupakan biaya keseluruhan yang diperlukan untuk mengoperasikan suatu mesin dan merupakan penjumlahan biaya tetap dan biaya tidak tetap dan dinyatakan dalam satuan Rpjam sedangkan biaya pokok adalah biaya yang diperlukan suatu mesin untuk setiap unit produk. 10 2. Biaya Pokok Produksi Proses produksi yang terjadi di dalam perusahaan, selalu ada alat-alat produksi yang dipakai untuk memperoleh produk yang diinginkan. Perusahaan industri menghasilkan produk tertentu dengan memakai tenaga kerja, bahan baku, gedung, mesin-mesin, dan alat-alat produksi lainnya. Nilai uang dari alat-alat produksi yang dikorbankan di dalam proses produksi disebut biaya pokok. Perhitungan biaya pokok dapat membantu agar pendirian perusahaan memang dapat dipertanggungjawabkan, dalam arti bahwa dari sekian banyaknya kemungkinan, kemungkinan terbaik yang akan dipilih. Dua tujuan pokok dari perhitungan biaya pokok adalah : a. Memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan untuk membuat perencanaan jangka pendek yang optimal dalam bidang penjualan dan produksi misalnya untuk bulan, triwulan, atau satu tahun mendatang b. Memperoleh data dan informasi untuk pengendalian proses produksi, terutama dengan maksud untuk memperoleh penghematan di dalam perusahaan. Tujuan sampingan dari perhitungan biaya pokok adalah untuk menentukan nilai barang dalam pengerjaan dan barang jadi yang harus dicantumkan di dalam neraca perusahaan. Dengan tiga tujuan perhitungan biaya pokok tersebut, lahir tiga fungsi perhitungan pokok, yaitu : a. Landasan untuk menentukan atau menilai harga jual, b. Alat bantu pengendalian efisiensi, c. Landasan penilaian neraca dan barang dalam pengerjaan serta barang jadi. Cara menghitung biaya pokok yang ada di depan mata adalah dengan cara membagi semua biaya dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan Slot, Minnaar, dan Kwik 1996. 3. Analisis Titik Impas Titik impas break even point adalah suatu titik dimana terjadi kesetimbangan antara dua alternatif yang berbeda diluar titik tersebut. Kondisi alternatif tersebut berbeda sehingga akan mempengaruhi pengambilan keputusan. Suatu pengambilan keputusan yang tepat akan memberikan keuntungan dan sebaliknya akan menimbulkan kerugian. Analisis titik impas dapat digunakan dalam berbagai hal yang menyangkut pemilihan dua alternatif. Beberapa hal dalam pengambilan keputusan yang dapat memanfaatkan analisis titik impas di antaranya : penentuan volume produksi, pemilihan dua alat atau mesin yang sejenis, dan pemilihan sistem sewa atau beli suatu alatmesin Pramudya dan Dewi 1992. Untuk mengetahui titik impas dari perusahaan, maka perlu dilakukan pemisahan biaya tetap dengan biaya variabel secara jelas dan benar Rony 1990. Gambaran break even dapat bermanfaat memberikan gambaran mengenai hubungan jangka pendek dari jumlah produksi di satu pihak dengan tingginya omset, biaya dan laba di lain pihak Slot, Minnaar, dan Kwik 1996. 4. Analisis Kelayakan Finansial Untuk menilai kelayakan suatu proyek atau membuat peringkat rangking beberapa proyek yang harus dipilih, dapat digunakan beberapa kriteria. Beberapa kriteria untuk menilai kelayakan investasi yang sering digunakan antara lain : a. Net Present Value NPV merupakan perbedaan antara nilai sekarang present value dari manfaat dan biaya, bila NPV bernilai positif maka proyek tersebut mendapatkan 11 keuntungan, bila NPV bernilai negatif maka proyek tersebut mendapatkan kerugian. Dari hasil perhitungan NPV yang diperoleh dapat diambil keputusan sebagai berikut : - Jika NPV ≥ 0, proyek layak untuk dilaksanakan, - Jika NPV 0, proyek tidak layak untuk dilaksanakan, - Jika NPV = 0, proyek akan mendapat modalnya kembali setelah diperhitungkan discount rate yang berlaku. Harga net present value ini merupakan harga present value keuntungan atas investasi yang telah ditanamkan Suyanto, Sunaryo, dan Sjarief, 2001. Nilai bersih suatu proyek merupakan nilai dari suatu proyek setelah dikurangkan seluruh biaya pada suatu tahun tertentu dari keuntungan atau manfaat yang diterima pada tahun yang bersangkutan dan didiskontokan discounted. Berdasarkan metode ini, proyek yang mempunyai NPV tertinggi adalah proyek yang mendapat prioritas untuk dilaksanakan. Mengingat pentingnya penentuan tingkat bunga dalam penghitungan nilai bersih sekarang suatu proyek, maka pemilihan tingkat bunga yang dipakai dalam metode ini haruslah mencerminkan biaya oportunitas penggunaan dana. Tingkat bunga yang terlalu tinggi akan menyebabkan NPV menjadi rendah untuk proyek-proyek yang memberi hasil dalam jangka waktu yang lama. Sebaliknya, tingkat bunga yang rendah akan memprioritaskan pada proyek-proyek yang cepat memberikan hasil Mangkoesoebroto 2000. Nilai NPV dapat diperoleh dengan menggunakan rumus : NPV = Bt − Ct 1 + i t � �=1 dimana : NPV = net present value Rp B = manfaat Rptahun C = biaya Rptahun t = tahun ke-t n = umur produksi tahun i = tingkat bunga tahun b. Internal Rate of Return IRR merupakan suatu tingkat pengembalian modal yang digunakan dalam suatu proyek, yang nilainya dinyatakan dalam persen per tahun. Nilai IRR merupakan nilai tingkat bunga, dimana nilai NPV-nya sama dengan nol. Dari hasil perhitungan IRR yang diperoleh dapat diambil keputusan sebagai berikut : - Jika IRR ≥ discount rate, proyek layak untuk dilaksanakan, - Jika IRR discount rate, proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Perkiraan nilai IRR dapat didekati dengan persamaan berikut : �� = � ′ + ��� ′ ��� ′ − ��� � − �′ dimana : IRR = internal return rate i = nilai discount ratetingkat suku bunga 1 2 12 NPV’= nilai discount rate pada i’ NPV”= nilai discount rate pada i” Nilai IRR yang diperoleh merupakan nilai pendekatan, karena hubungan antara perubahan i dan NPV tidak merupakan suatu garis linier, sehingga ketepatan atau besarnya penyimpangan nilai IRR akan dipengaruhi dari besarnya perbedaan nilai i ’ dan i ”. Artinya, semakin kecil perbedaan nilai i’ dan i” nilai IRR yang diperoleh semakin mempunyai ketepatan yang lebih tinggi atau mendekati nilai sebenarnya Pramudya dan Dewi, 1992. c. BC Ratio merupakan perbandingan antara NPV manfaat dan NPV biaya sepanjang umur proyek Pramudya dan Dewi 1992. Metode rasio manfaat-biaya B-C ratio adalah suatu cara evaluasi suatu proyek dengan membandingkan nilai sekarang seluruh hasil diperoleh dari proyek tersebut dengan nilai sekarang seluruh biaya proyek tersebut. Nilai perbandingan benefit dan cost dapat diketahui dengan menggunakan rumus : = � 1+ �� �=1 � 1+ �� �=1 dimana : BC = benefit – cost ratio B = manfaat Rptahun C = biaya Rptahun t = tahun ke-t n = umur produksi tahun i = tingkat bunga tahun Untuk menentukan kriteria investasi, pada tahap awal perlu melalui langkah perhitungan yang sama, yaitu penyusunan arus kas pada setiap tahun selama umur proyek, baik untuk arus biaya maupun arus manfaat. Dari arus ini kemudian dapat dihitung nilai sekarang present value, dengan menggunakan discount factor DF atau yang lebih dikenal dengan fasilitas diskonto. Yang dimaksud dengan tingkat bunga diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas bank-bank umum yang meminjam ke Bank Sentral. Dalam menghitung discount factor digunakan rumus sebagai berikut : � = Σ 1 1 + � � dimana : DF = discount factor i = tingkat bunga t = waktu tahun ke- 3 4 13 5. Analisis sensitivitas Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem produksi dalam menghasilkan keuntungan. Analisis ini dilakukan apabila : 1 Terjadi suatu kesalahan pendugaan suatu nilai biaya atau manfaat, 2 Kemungkinan terjadi perubahan suatu unsur harga pada saat proyek tersebut dilaksanakan. Pramudya dan Dewi 1992. Dalam analisis kelayakan proyek, banyak asumsi yang digunakan. Penggunaan asumsi ini memiliki ketidakpastian yang sudah diminimalkan berdasarkan nilai aktual yang terjadi di lapangan. Untuk menguji sensitivitas proyek terhadap perubahan asumsi pendapatan dan biaya operasional, digunakan beberapa skenario Bank Indonesia, 2011. 14

III. METODOLOGI