ANALISIS BIAYA OPERASIONAL WTP

34 Perhitungan biaya variabel ini menunjukkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya biaya variabel pada produksi air bersih ini adalah waktu kerja dan kapasitasnya yang tinggi. Semakin tinggi waktu kerja dan kapasitas produksi maka semakin tinggi pula biaya variabel yang akan dikeluarkan.

4.3 ANALISIS BIAYA OPERASIONAL WTP

Nilai dari biaya operasional yang dikeluarkan untuk memproduksi per satuan volume air bersih diperoleh dari perhitungan biaya total dibagi dengan kapasitas produksi yaitu produksi air. Biaya disini merupakan total biaya variabel per tahun dari pengoperasian WTP, sedangkan kapasitas produksi merupakan banyak air yang dihasilkan dalam waktu satu tahun. Diketahui biaya yang dikeluarkan dari masing-masing WTP terdapat pada Tabel 7. dan debit produksi air masing-masing WTP terdapat pada Tabel 4. Dari hasil perhitungan biaya untuk memproduksi satu satuan volume air bersih dari masing-masing WTP dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Biaya Operasional Per Satuan Volume Air Bersih WTP Biaya Operasional Rpm 3 Cihideung 1-4 408.74 Cihideung 5 UF System 1,130.02 Ciapus Perumahan Dosen dan Asrama lain 614.07 Ciapus Asrama TPB 610.10 Hasil perhitungan biaya operasional untuk memproduksi per satuan volume air bersih menunjukkan bahwa yang tertinggi adalah air bersih hasil olahan WTP Cihideung 5 dengan sistem UF yaitu Rp. 1,130.02 dan yang terendah adalah air bersih pada WTP Cihideung 1-4 dengan sistem tekanan. Perbedaan terlihat dengan jelas dari harga air bersih per m 3 pada kedua WTP ini dikarenakan kapasitas produksi air bersih dan waktu kerja yang jauh berbeda. Kapasitas produksi yang besar ditentukan dengan permintaan konsumen dari masing-masing wilayah pelayanan. Sehingga, makin banyak jumlah populasi yang mengkonsumsi air, semakin besar pula biaya yang dikeluarkan IPB untuk memproduksi air per m 3 -nya. Biaya ini juga menentukan keuntungan atau kerugian dari proyek yang dikerjakan. Perbandingan antara harga jual produk dan biaya pokok yang bernilai lebih dari satu 1 maka proyek mengalami kerugian, sedangkan nilai perbandingan kurang dari satu 1 maka proyek mendapatkan keuntungan. Nilai perbandingan sama dengan satu =1 menandakan proyek itu tidak mendapatkan untung atau mengalami kerugian. Pada proses pengolahan air di kampus IPB ini, harga jual untuk unit usaha dikenakan biaya sejumlah Rp. 4,500.00 per m 3 air bersih. Dari perbandingan antara nilai biaya operasional per satuan volume masing-masing WTP dan harga jual tersebut diperoleh nilai pada WTP Cihideung 1-4 adalah 0.09, WTP Cihideung 5 UF system 0.25, WTP Ciapus Perumahan Dosen dan Asrama lain 0.14, dan WTP Ciapus Asrama TPB 0.14. Semakin tinggi nilai perbandingan ini mendekati nilai 1, semakin sedikit keuntungan yang didapat dari masing- masing WTP, begitupun sebaliknya, semakin kecil nilai perbandingan menjauhi nilai 1, maka semakin besar keuntungan yang diperoleh dari WTP tersebut. Nilai yang didapat dari masing-masing 35 WTP menunjukkan semua WTP mendapatkan keuntungan dari setiap m 3 air bersih. Dan yang mendapatkan keuntungan paling besar dari hasil perbandingan ini ialah WTP Cihideung 1-4. Harga air PDAM Bogor untuk golongan Industri Pemerintahan, Industri 1, dan Industri 2 adalah Rp. 4,800.00; Rp. 9,000.00; dan Rp. 10,000.00. Bila dibandingkan dengan harga air bersih per m 3 yang ditetapkan oleh PDAM Bogor, biaya yang dikeluarkan maupun harga jual yang ditetapkan oleh IPB jauh lebih murah, sehingga dapat menjadi prioritas pemilihan pemasok untuk pengguna air bersih kampus IPB sendiri.

4.4 ANALISIS TITIK IMPAS