Pengertian dan Latar Belakang Munculnya Upacara Ziarah

BAB IV AKTIVITAS ZIARAH

DI MAKAM R.Ng. YOSODIPURO I

A. Aktivitas Ziarah

1. Pengertian dan Latar Belakang Munculnya Upacara Ziarah

Adanya suatu tradisi berupa situs yang bersifat religius berkembang di masyarakat karena terdapat kepercayaan yang kuat dalam masyarakat. Dalam arti budaya, kepercayaan itu berfungsi sebagai seperangkat sistem nilai dan gagasan yang merupakan perwujudan hasil upaya manusia dalam menanggapi tantangan lingkungan serta sejarahnya secara aktif, oleh sebab itu manusia berusaha mengembangkan nilai-nilai tersebut melalui proses tertentu baik itu akultural maupun sosialisasi untuk mendapatkan cara yang paling efektif dalam mengatasi hidupnya Hartati, Soetomo, 1988: 32. Sama halnya dengan masyarakat desa Bendan dan sekitarnya yang masih melakukan tradisi ziarah ke makam R.Ng. Yosodipuro I. Di dalam berziarah tersebut terdapat sarana khusus sebagai media perantaranya yaitu janur kuning, yang harus dilakukan adalah meletakkan janur kuning tersebut Oleh karena itu dalam tradisi ziarah di makam R.Ng. Yosodipuro I juga dikenal dengan nama Upacara Sanggaran. Nama ini diambil berdasarkan amanat dari R.Ng. Yosodipuro I yang disampaikan kepada kerabat dan keturunannya sebelum meninggal dunia. Bunyi amanat dari R.Ng. Yosodipuro I adalah sebagai berikut: ” Marang anak putuku kang padha kepetheng supaya nyanggarake janur kuning ing pasereanku, Insya Allah bakal oleh pepadhang” yang artinya yaitu ”kepada anak cucuku yang mendapatkan kegelapan dalam hidup ini, maka selenggarakanlah upacara ziarah dengan meletakkan janur kuning di atas makamku, Insya Allah akan mendapatkan kejernihan pikiran”. Seperti dikutip dalam wawancara dengan juru kunci makam R.Ng.Yosodipuro I: ”ziarah disini namanya upacara sanggaran karena menggunakan janur kuning yang nantinya di letakkan di makam Eyang Yosodipuro seperti yang telah diwasiatkan oleh Eyang kepada anak cucunya yang mengalami masalah supaya mereka mendapatkan jalan dari masalah mereka. Bunyi wasiat Eyang adalah Marang anak putuku kang padha kepetheng supaya nyanggarake janur kuning ing pasereanku, Insya Allah bakal oleh pepadhang” Wawancara dengan Sancoyo juru kunci, tanggal 1 Mei 2009. Dari wasiat tersebut, kemudian muncul tradisi ziarah di makam R.Ng. Yosodipuro I dengan menyanggarkan janur kuning. Dengan demikian pengertian Sanggaran menunjukkan suatu tata cara berziarah yang menggunakan media janur kuning untuk mendapatkan apa yang menjadi permohonannya atau dengan kata lain berhasil tidaknya hajat yang dicita-citakan hanya bisa dilakukan dengan menyanggarkan atau meletakkan di makam R.Ng. Yosodipuro I. Upacara ziarah dengan media janur yang dilakukan di makam R.Ng. Yosodipuro I masih dilakukan sampai saat ini meskipun upacara ziarah dengan menggunakan janur kuning tersebut sudah mulai meluntur karena perkembangan zaman dan kemajuan tehnologi serta kemajuan tingkat pendidikan masyarakat desa Bendan sehingga banyak penduduk desa Bendan yang sudah tidak melakukan upacara ziarah tersebut tapi masyarakat dari luar desa Bendan malah kebalikannya. Semakin hari peziarah dari luar desa Bendan maupun dari luar Kabupaten Boyolali semakin banyak berdatangan untuk berziarah serta memohon berkah di makam R.Ng. Yosodipuro I apalagi setelah adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia yang mengakibatkan rusaknya perekonomian rakyat maka peziarah dari luar desa bendan seperti dari Surakarta, Klaten, Salatiga, Semarang semakin banyak berdatangan untuk memohon dan mendapatkan berkah supaya keluarga mereka mengalami peningkatan ekonomi serta keluarganya tidak mengalami kekurangan dari segi ekonomi pasca krisis ekonomi di Indonesia. Seperti di kutib dalam wawancara dengan Sancoyo juru kunci makam R.Ng. Yosodipuro I: ” Upacara ziarah dengan media janur sampai saat ini masih dilakukan di makam Eyang meskipun dari masyarakat desa Bendan sendiri sudah tidak banyak lagi yang melakukan upacara ziarah di makam Eyang, penyebabnya karena kemajuan tehologi dan kemajuan tingkat pendidikan jadi mereka sudah tidak percaya dengan kekuatan mistis tapi kalau dari luar malah lebih meningkat apalagi setelah pasca krisis ekonomi karena pas krisis ekonomi itu perekonomian rakyat morat-marit jadi mereka meminta permohonan di sini” Wawancara dengan Sancoyo juru kunci, tanggal 1 Mei 2009.

2. Waktu Penyelenggaraan Upacara Ziarah