Zaman Pakepung Pengepungan Pengabdian R.Ng. Yosodipuro I terhadap Keraton Surakarta

tanah yang dipilih oleh R.Ng. Yosodipuro I yang sekaligus menjadi makam beliau beserta keturunannya sering digunakan sebagai tempat untuk tirakatan nyepi, semedi untuk memintah berkah.

4. Zaman Pakepung Pengepungan

Jasa Yosodipuro I yang ke empat yaitu masalah pengepungan di keraton Surakarta yang dilakukan oleh pihak Belanda dan keraton Yogyakarta sehingga keraton Surakarta mengalami masa kritis. Terjadinya pengepungan tersebut disebabkan karena ketidaksediaan Pakubuwono IV untuk menyerahkan para abdi sekaligus gurunya yaitu Kyai Bahman dan Kyai Nur Saleh, Tumenggung Wirowirejo, Tumenggung Sujonopuro serta Tumenggung Prawirodigdo karena mereka membuat ulah dan memberi nasehat-nasehat kepada Pakubuwono IV yang meresahkan pihak Belanda dan Kesultanan Yogyakarta. Pada saat itu usia Pakubuwono IV masih sangat muda yaitu baru berusia 23 tahun, dengan demikian kewibawaannya sebagai pemimpin masih belum stabil sehingga mudah terpengaruh oleh guru-gurunya tersebut. Bahkan ketiga gurunya tersebut sering bertindak mendahului titah Sang Prabu, karena Sang Prabu sendiri selalu menyerahkan persoalannya kepada para guru andalannya tersebut. Dapat dikatakan pengaruh guru-gurunya tersebut sangat besar sehingga dapat membuat hitam putihnya kerajaan pada waktu itu. Para gurunya sering memfitnah orang-orang yang dianggap menghalangi tujuannya seperti yang dialami oleh Tumenggung Mangkuyuda dan Tumenggung Pringgoloyo yang di berhentikan dari jabatannya tanpa mengetahui alasannya mereka dipecat. Selain itu guru-guru Sang Prabu juga sering membuat resah keraton dan mereka juga mempunyai tujuan yang jelek yaitu mereka memusuhi Belanda, memusuhi Kesultanan Yogyakarta dan mereka juga ingin mengembalikan daerah Yogyakarta menjadi wilayah keraton Surakarta. Pada bulan Suro Jinawal tahun 1717 datanglah utusan Kompeni Belanda yang bernama Ideler Jen Grepe beserta anak buahnya ke keraton Surakarta untuk meminta kepada Sang Prabu agar mau menyerahkan Kyai Bahman, Kyai Nur Saleh, Tumenggung Wirowirejo, Tumenggung Sujonopuro serta Tumenggung Wirodigdo karena orang-orang tersebut telah menyebabkan keonaran, kekeruhan dan terputusnya hubungan Surakarta dengan Belanda dan Yogyakarta. Karena permintaannya sudah berkali-kali dilakukan tetapi belum juga menerima balasan yang memuaskan dari pihak keraton Surakarta, maka Belanda dan Kasultanan Yogyakarta memerintahkan pasukannya untuk mengepung Surakarta. Pada saat pengepungan tersebut, Pakubuwono IV memanggil R.Ng. Yosodipuro I untuk dimintai nasehatnya tentang cara menanggapi masalah tersebut agar tidak terjadi kekerasan dan membawa korban. R.Ng. Yosodipuro I kemudian menyarankan agar orang-orang yang dimintai oleh Belanda diserahkan saja. Akhirnya Kanjeng Susuhunaan Paku Buwono IV mengambil keputusan untuk menangkap lima orang tersebut termasuk gurunya dan diserahkan kepada Belanda. Setelah tertangkapnya lima orang tersebut maka masyarakat Surakarta berangsur-angsur pulih dan tentram kembali selain itu hubungan antara Surakarta, Belanda dan Yogyakarta mulai membaik.

5. Pujangga Keraton