Kekuasaan Kekayaan Pelapisan Sosial Masyarakat

1. Kekuasaan

Menurut kekuasaan yang dimiliki masyaraakt desa Bendan ada dua penggolongan dalam pelapisan sosial yaitu golongan “ penguasa” dan yang “dikuasai”. Golongan penguasa terdiri dari kepala desa, perangkat desa, para sesepuh atau pinisepuh desa. Kepala desa merupakan seseorang yang memperoleh kekuasaan dan wewenang mengatur, mengurus dan memimpin desanya karena dipilih oleh rakyat. Dalam menjalankan tugasnya, kepala desa dibantu oleh beberapa orang pegawai yang disebut perangkat desa atau “pamong desa”. Golongan yang “dikuasai” adalah golongan yang tidak memerintah, yang terdiri dari mereka yang tidak termasuk dalam kelompok pertama. Selain penguasa formal di desa Bendan juga masih ada penguasa non formal yang dipegang oleh para sesepuh atau pinisepuh desa. Mereka merupakan orang-orang yang sudah lanjut usia dan dituakan oleh masyarakat. Kebijaksanaan dan pendapat serta pertimbangannya selalu diperlukan dalam merencanakan dan memecahkan suatu masalah. Mengingat arti pentingnya sesepuh dalam masyarakat, maka pada acara-acara tertentu para sesepuh diundang untuk menghadiri misalnya pada musyawarah desa atau “rembug desa”, acara slametan dan lain-lainnya.

2. Kekayaan

Pelapisan sosial berdasarkan kriteria kekayaan merupakan pembeda yang sangat menyolok dikalangan masyarakat desa Bendan, karena jumlah yang menduduki lapisan ini sangat sedikit walaupun tanah pertanian khususnya areal persawahan jumlahnya tidak begitu luas, tetapi mereka yang biasa disebut “wong sugih” atau orang kaya ada yang ditandai dengan pemilikan tanah pertanian yang luas baik berupa tanah sawah atau tegalan kebun. Selain ditandai dengan pemilikan tanah, kekayaan itu dapat dilihat dari sarana kehidupan yang lengkap dan mewah yaitu berupa rumah yang bagus beserta isinya yang serba bagus dan mewah. Kebalikan dari golongan orang kaya adalah mereka yang disebut dengan golongan miskin atau “wong mlarat” , yang dalam hidupnya selalu pas dan bahkan kekurangan. Kebanyakan golongan ini tidak mempunyai pekerjaan yang tetap, tidak mempunyai tanah pertanian dan hanya sebagai buruh bangunan atau buruh pertanian pada orang kaya yang ada di desanya. Dengan demikian, mereka yang kaya selain dihormati karena kekayaan yang dimiliki juga karena ada ikatan antara majikan dan buruh. Pelapisan sosial yang didasarkan pada pemilikan tanah pada masyarakat desa Bendan dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu: a. Golongan kuli kenceng, yaitu orang yang mempunyai tanah pertanian, tanah pekarangan dan rumah. b. Golongan kuli setengah, yaitu orang yang memiliki pekarangan dan rumah. c. Golongan kuli pengindung, yaitu orang yang hanya memiliki rumah tapi tidak memiliki pekarangan. d. Golongan kuli templek, yaitu orang yang tidak mempunyai apa-apa atau hanya menumpang hidupnya. Menurut Soetardjo Kartohadikoesoemo. Golongan kuli pengindung disebut kuli numpang, sedangkan kuli templek di sebut kuli usap Soetardjo Kartohadikoesoemo, 1965: 196. Dari penggolongan diatas, maka penduduk desa Bendan yang termasuk golongan kuli kenceng adalah sekitar satu setengah persen dari seluruh jumlah penduduk dan sisanya termasuk golongan kuli setengah, kuli pengindung, kuli templek.

3. Ilmu Pengetahuan