122 quiz, siswa lebih dikondisikan di kelas, di akhir diskusi guru menekankan
pada kesimpulan materi yang disampaikan. Pada siklus kedua dilakukan perbaikan dari siklus pertama. Siklus
kedua siswa dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5 –7 orang dan
dibagikan handout sebagai media yang membantu penyampaian materi. Siswa diminta untuk memperhatikan guru saat menjelaskan materi yang telah
dibagi menjadi tiga bagian, kemudian siswa diminta untuk berdiskusi membuat pertanyaan untuk kelompok lain dan kelompok lain menjawab
pertanyaan. Pada keterlaksanaan metode team quiz siklus pertama yang terlaksana ada 97,22. Masih ada kegiatan yang kurang diperhatikan yaitu
masih ada siswa yang kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi.
2. Peningkatan Hasil Belajar Kewirausahaan Pada Materi Sikap Pantang
Menyerah dan Ulet Dengan Metode Team Quiz Dengan Melihat
Ketercapaian Hasil Belajar
Data hasil belajar diperoleh dari observasi pertama berdasarkan ranah kognitif yang diperoleh siswa melalui tes pilihan ganda. Nilai rata-rata
kognitif pada tahap pra siklus dengan menggunakan metode yang biasa digunakan guru adalah 64,5. Menunjukkan rata-rata masih dibawah standar
KKM 75. Siswa yang tuntas berjumlah 6 siswa dan yang belum tuntas berjumlah 14 siswa. Sikap yang ditunjukkan oleh siswa masih kurang dalam
memperhatikan penjelasan guru, siswa tidak aktif dalam kegiatan di kelas.
123 Pada penelitian ini target yang dicapai 75 siswa telah mencapai
KKM 75. Pada siklus pertama dilakukan tindakan dengan menggunakan metode team quiz dan pada siklus kedua dilakukan metode team quiz dengan
perbaikan. Pengamatan dilakukan terhadap peningkatan hasil belajar kewirausahaan pada materi menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet
dilakukan dari pengamatan melalui lembar observasi afektif, psikomotor, dan metode dan penilaian tes pilihan ganda. Penilaian sikap afektif terdiri
dari beberapa penilaian yaitu penerimaan, merespon, menghargai, dan mengatur. Penilaian psikomotor terdiri dari beberapa indikator yaitu gerakan
reflek, gerakan dasar, gerakan persepsi, gerakan fisik, dan gerakan terampil. Di bawah ini disajikan gambar grafik penilaian dari ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor pada siklus I dan siklus II.
Gambar 12. Grafik Penilaian Ranah Kognitif, Afektif, Psikomotor Siklus I dan II
Berdasarkan gambar grafik di atas penilaian pada mata pelajaran kewirausahaan pada ranah kognitif siklus I dengan rata-rata 72,25 dan siklus
II dengan rata-rata 81,25. Peningkatan ranah kognitif mencapai persentase 13,3. Ranah afektif siklus I rata-rata 72 dan siklus II rata-rata 85.
Peningkatan ranah afektif mencapai persentase 17,60. Ranah psikomotor
72.25 72
71 81.25
85 81
60 65
70 75
80 85
90
Kognitif Afektif
Psikomotor Siklus I
Siklus II
124 siklus I rata-rata 71 dan siklus II rata-rata 81. Peningkatan ranah psikomotor
mencapai persentase 15,81. Berdasarkan uraian di atas, maka peningkatan hasil belajar siswa pada
materi menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet melalui penerapan metode team quiz telah mencapai 75 siswa mencapai KKM 75. Hasil
belajar siswa dari pra siklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan yang signifikan. Adanya peningkatan hasil belajar
siswa pada tiap siklus yang dilakukan, merupakan indikasi keberhasilan tindakan yaitu penerapan metode team quiz pada materi menunjukkan sikap
pantang menyerah dan ulet sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa.
125
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian tindakan kelas adalah :
1. Penerapan pembelajaran dengan Metode Team Quiz Pada Mata Pelajaran
Kewirausahaan Di SMK Karya Rini Yogyakarta, yaitu: pelaksanaan metode team quiz dengan membagi siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5
– 7 orang dan dibagikan handout sebagai media yang membantu penyampaian
materi. Siswa diminta untuk memperhatikan guru saat menjelaskan materi yang telah dibagi menjadi tiga bagian, kemudian siswa diminta berdiskusi
membuat pertanyaan untuk kelompok lain dan kelompok lain menjawab pertanyaan. Keterlaksanaan metode team quiz siklus pertama sebesar 81,3.
Kekurangan pada siklus pertama, yaitu: siswa kurang memperhatikan guru, waktu yang digunakan untuk berdiskusi terlalu lama karena siswa juga
mengobrol, siswa masih ragu-ragu dalam memberikan respon kepada siswa lain. Solusi untuk siklus berikutnya, yaitu: guru lebih mempersiapkan
perangkat pembelajaran yang menunjang team quiz, siswa lebih dikondisikan di kelas, guru mendampingi kelompok yang akan membuat pertanyaan dan
menjawab, di akhir diskusi guru menekannkan pada kesimpulan materi yang disampaikan. Pelaksanaan siklus kedua dengan tindakan berdasarkan
perbaikan pada siklus pertama. Siklus kedua keterlaksanaan metode team quiz sebesar 94,7. Masih ada kegiatan yang kurang diperhatikan yaitu masih ada