8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh
sejumlah keuntungan
di masa
datang Tandelilin,
2001. Menginvestasikan sejumlah dana dapat dilakukan pada aset riil seperti
tanah, emas, atau bangunan dan juga pada aset finansial seperti deposito, saham, maupun obligasi. Aset finansial adalah klaim berbentuk surat
berharga atas sejumlah aset-aset pihak penerbit surat berharga tersebut Tandelilin, 2001.
Pihak-pihak yang melakukan investasi disebut dengan investor. Investor pada umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu investor
individual individual retail investors dan investor institusional institusional investors Tandelilin, 2001. Beberapa alasan seseorang
melakukan investasi adalah antara lain: untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang, mengurangi tekanan inflasi
karena seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya dengan melakukan investasi, dan
menghemat pajak di negara-negara tertentu yang menetapkan fasilitas perpajakan pada bidang-bidang usaha tertentu pula.
Hal-hal yang perlu diperhatikan investor ketika menentukan keputusan investasinya adalah return yang akan diperolehnya dengan
tingkat risiko tertentu. Return yang diharapkan oleh investor yang menanamkan modalnya pada saham adalah berupa capital gain dan
dividen. Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor dari selisih harga jual dengan harga beli harga jual lebih tinggi daripada
harga beli Hadi, 2013. Menurut Hadi 2001 dividen merupakan keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham yang
bersumber dari kemampuan emiten mencetak laba bersih dari operasinya.
2. Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia atau yang sering disebut Indonesian Stock Exchange BEI dikelola oleh perusahaan perseorangan terbatas swasta
yang sahamnya dimiliki oleh anggota bursa dan mendapatkan izin operasi dari Bappepam. Pasar modal atau bursa efek telah hadir di
Indonesia sejak jaman kolonial Belanda tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal tersebut didirikan oleh pemerintahan Hindia
Belanda untuk kepentingan kolonial atau VOC. Namun, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal pada saat itu tidak berjalan seperti yang
diharapkan, bahkan beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut dipengaruhi oleh perang dunia ke I dan II,
perpindahan kekuasaan dari pemerintahan kolonial kepada pemerintahan Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi
bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pada tahun 1977 Bursa Efek diresmikan kembali oleh presiden
Soeharto. Bursa Efek Jakarta BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM