perusahaan sektor pertambangan tahun 2009-2011 sebanyak 31 perusahaan, menyimpulkan bahwa bid-ask spread berpengaruh tidak
signifikan tehadap holding period, market value berpengaruh tidak signifikan terhadap holding period, variance return berpengaruh
signifikan terhadap holding period serta bid-ask spread, market value, dan variance return secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
holding period. Kelemahan dari penelitian ini adalah hanya menggunakan 1 satu sektor perusahaan saja.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari, dan Astuti 2014 berjudul
Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return terhadap Holding Period, menggunakan variabel independen bid-ask spread,
market value, dan variance return serta variabel Holding Period dengan populasi dan sampel berupa saham yang telah tedaftar di BEI dan tidak
pernah keluar dari daftar indeks LQ45 tahun 2009 sampai tahun 2012, menyimpulkan bahwa bid-ask spread, market value, dan variance return
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap holding period, bid-ask spread berpengaruh negatif terhadap holding period, market
value berpengaruh positif signifikan terhadap holding period, dan variance return berpengaruh tidak signifikan terhadap holding period.
Kelemahan dari penelitian ini adalah koefisien determinasi yang hanya 65.
C. Kerangka Pikir
1. Pengaruh market value terhadap holding period saham
Besar atau kecilnya suatu perusahaan dapat dilihat dari market value perusahaan tersebut. Market value dapat diukur dengan mengalikan
jumlah saham yang beredar dengan harga saham penutupan pada hari ke- t. Berdasarkan besarnya jumlah saham yang beredar dan harga saham,
dapat dilihat ukuran suatu perusahaan. Menurut Wisayang 2010 semakin banyak jumlah saham yang beredar dan semakin tingginya harga
saham menunjukkan semakin besar ukuran sebuah perusahaan. Perusahaan yang besar diyakini oleh investor sebagai perusahaan yang
stabil dalam hal keuangan, sehingga investor akan mempercayakan investasinya pada perusahaan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Menurut Santoso 2008 perusahaan besar memiliki lebih banyak analis kompeten sehingga mampu menghasilkan laporan keuangan dan
informasi yang akan mengurangi perbedaan antara pengharapan investor dengan yang sebenarnya terjadi di perusahaan. Semakin kecil keragaman
ekspektasi investor akan menurunkan volume perdagangan yang berarti investor akan lebih lama menahan sahamnya. Berdasarkan hal tersebut
maka market value berpengaruh positif terhadap holding period.
2. Pengaruh variance return terhadap holding period saham
Pada dasarnya semua investor yang melakukan investasi selalu mengharapkan return yang tinggi. Namun dalam investasi, return selalu
berkaitan dengan risiko yang akan ditanggung oleh investor. Risiko yang muncul dalam sebuah investasi terjadi sebagai akibat dari ketidakpastian.
Karakteristik high risk high return selalu menjadi bahan pengambilan keputusan bagi investor. Apakah investor tersebut
menyukai risiko yang tinggi demi return yang tinggi pula atau investor tersebut menghindari risiko dengan tingkat return tertentu. Namun pada
umumnya semua investor adalah penghindar risiko. Menurut Ratnasari dan Astuti 2014 ada beberapa ukuran yang
dapat digunakan untuk mengukur risiko, yaitu: beta saham, koefisien variasi, dan varian. Ukuran yang digunakan sebagai proksi tingkat risiko
dalam penelitian ini adalah varian. Penghitungan variance return merupakan penghitungan untuk
mengetahui tingkat risiko yang terjadi dari suatu investasi. Menurut Wisayang 2010 secara teoritis, perkembangan variance return saham
yang tinggi akan menyebabkan holding period saham menjadi lebih pendek. Hal ini disebabkan semakin tinggi variance return suatu saham
maka tingkat fluktuasi harga saham semakin tidak stabil, sedangkan investor cenderung memilih menahan saham yang memiliki tingkat
fluktuasi yang stabil dalam jangka waktu yang panjang. Berdasarkan hal tersebut variance return berpengaruh negatif terhadap holding period.
3. Pengaruh dividend payout ratio terhadap holding period saham
Menurut Husnan 1996 dalam Ermawati dan Margasari 2013 kebijakan dividen menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang
menjadi hak para pemegang saham. Menurut Brigman dan Gapensky 1998 dalam Sakir dan Nuhalis 2010 salah satu faktor yang membuat
investor melakukan investasi pada saham adalah karena adanya dividen. Menurut Hadi 2013 semakin besar dividen yang dibagikan akan
menentukan besarnya dividend payout ratio DPR. Perhitungan dividend payout ratio merupakan gambaran berapa besar dividen yang akan
dibagikan kepada pemilik saham dari total laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan. Oleh sebab itu, apabila dividend payout ratio suatu
perusahaan tinggi maka perusahaan tersebut membagikan dividennya dalam jumlah yang tinggi pula. Perusahaan dengan risiko yang tinggi
akan cenderung membayarkan dividend payout ratio lebih kecil. Hal ini bertujuan agar perusahaan tidak memotong keuntungan perusahaannya
dalam jumlah yang besar apabila laba yang diperoleh kecil. Perusahaan dengan risiko kecil akan memberikan dividend payout ratio yang tinggi
dikarenakan yakin dapat memenuhi pembayaran dividen dalam jumlah yang besar karena akan cenderung memiliki keuntungan yang besar.
Melihat karakteristik investor yang ingin memperoleh kesejahteraan atas investasinya di masa yang akan datang, maka saham perusahaan dengan
dividend payout ratio yang tinggi akan sangat diminati dan akan dipertahankan dalam jangka waktu yang lama oleh pihak investor.
Berdasarkan hal tersebut maka dividend payout ratio berpengaruh positif terhadap holding period.