59
secara publik maupun privat. Perlindunagn secara publik dilakukan dnegan cara memanfaatkan fasilitas perlindungan yang disediakan oleh ketentuan-ketentuan yang bersifat publik, seperti
peraturan perundang-undnagan domestik dan perjanjian-perjanjian internasional, bilateral, maupun universal, yang dimaksudkan demikian. Perlindunagan secara privat dapat dilakukan
dengan cara memanfaatkan fasilitas perlindungan hukum yang bersifat privat, yaitu dengan cara berkontrak yang cermat. Kepentingan para pihak tercantum dalam kontrak terutama untuk setiap
hak dan kewajiban mereka, itulah yang akan menjadi undang-undang dan dengan demikian para pihak akan mendapatkan perlindungan berdasarkan kontrak tersebut.
B. Perlindungan Investor Production Sharing Berdasarkan UU No 25 Tahun 2007
Adapun beberapa perlindungan terhadap penanaman modal oleh Investor dapat dilihat dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007;
Pasal 4 UU Nomor 25 tahun 2007 : 1
pemerintah menetapkan kebijakan dasar penanaman modal untuk : a.
mendorong terciptanya iklim usaha nasional yang kondusif bagi penanaman modal untuk penguatan daya saing perekonomian nasional
Yaitu Pelaksanaan Penanaman Modal di Indonesia di sertai dengan peraturan-peraturan yang mendukung dan melindungi penanaman modal. iklim yang dimaksud ialah pertama, kelompok
kebijakan pemerintah yang mempengaruhi biaya cost, seperti pajak, beban regulasi dan pungli red tape, korupsi, infrastruktur, ongkos operasi. kedua, kelompok yang mempengaruhi resiko
yang terdiri dari stabilitas makro-ekonomi, stabilitas dan prediktabilitas kebijakan, kepastian kontrak. ketiga, hambatan untuk kompetisi seperti hambatan regulasi. beberapa keberhasilan
Universitas Sumatera Utara
60
penciptaan iklim investasi yang favourable sangat tergantung pada tiga faktor determinan yaitu
81
: 1.
faktor Institusional dan kebijakan. langkah pertama yang dilakukan oleh seorang jika ingin menanamkan modal di suatu negara khususnya negara berkembang, mempelajari
secara rinci tentang negara tersebut antara lain stabilitas politiknya, kebijakan ekonomi terutama terhadap investor asing.
2. faktor infrastruktur. dalam hal ini yang dipehatikan adalah tersedianya fasilitas fisik.
termasuk disini adalah jaringan transportasi, listrik, telekomunikasi, air bersih. 3.
faktor hukum dan perundang-undangan. secara aspek nasional yaitu ketentuan hukum yang substansif dapat mempengaruhi minat investor asing dalam menanamkan modalnya.
selain itu, aspek pelaksanaan dan penegakannya pun merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan para investor asing. maksudnya, pelaksanaan dan penegakan
hukum yang konsisten dan tidak mudah berubah-ubah serta dapat diperkirakan sebelumnya oleh investor, merupakan penarik yang juga amat penting bagi para investor
asing. Menurut Sumantoro, salah satu penghambat iklim investasi adalah tidak tepatnya
penyelenggaraan kebijakan dan peraturan di bidang penanaman modal sehingga banyak menimbulkan kecemasan dan rasa tidak menentu bagi penanam modal
82
. b.
mempercepat peningkatan penanaman modal nasional. Beberapa kegiatan ekonomi di negara Indonesia masih perlu untuk diolah dan
dikembangkan. Sebagai bentuk dilakukannya pembangunan-pembangunan ekonomi Indonesia, maka negara menetapkan langkah-langkah konkret untuk mendatangkan investor asing agar
81
Sentosa Sembiring, Op.cit. hlm 62
82
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
61
pembangunan ekonomi di Indonesia semakin berkembang. Kehadiran investor akan membawa dampak yang cukup signifikan tidak hanya bagi masyarakat suatu daerah tertentu tetapi juga
secara nasional. 2
dalam menetapkan kebijakan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pemerintah : a.
memberi perlakuan yang sama bagi penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.
Yaitu setiap investor diperlakukan sama dengan tidak membedakan negara asal home country
. Investor dari negara-negara yang terikat dengan perjanjian bilateral, regional dan multilateral umumnya diberi perlakuan khusus, tetapi perlakuan khusus tidak boleh
menyebabkan persyaratan bagi investor dari negara lain lebih buruk dari kondisi sebelumnya. Perlakuan yang sama berlaku pada tahap post establishment stage dan brown investment field
83
. b.
menjamin kepastian hukum, kepastian berusaha, dan keamanan berusaha bagi penanam modal sejak proses pengurusan perizinan sampai dengan berakhirnya
kegiatan penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kepastian hukum adalah jaminan Pemerintah untuk menempatkan hukum dan
ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai landasan utama dalam setiap tindakan dan kebijakan bagi penanam modal. Yang dimaksud dengan kepastian perlindungan adalah jaminan
Pemerintah bagi penanam modal untuk memperoleh perlindungan dalam melaksanakan kegiatan penanaman modal
84
. c.
membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan kepada usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi.
83
Mahmul Siregar, Bahan ajar Hukum Investasi Fakultas Hukum USU, 2013.
84
Penjelasan pasal 4 UU Nomor 25 tahun 2007
Universitas Sumatera Utara
62
Pemerintah selain menarik investor juga memperhatikan kegiatan industri nasional terkhusus usaha kecil dan menengah. Adanya program-program untuk mendukung
berkembangnya usaha kecil dan menengah merupakan upaya yang telah dilakukan. Pasal 7 : ayat 1 Pemerintah tidak akan melakukan tindakan nasionalisasi atau
pengambilalihan hak kepemilikan penanam modal dan ayat 2 dalam hal pemerintah melakukan tindakan nasionalisasi atau pengambilalihan hak kepemilikan sebagaimana dimaksud pada ayat
1. Pada masa kemerdekaan dahulu, Pemerintah dengan mudah menasionalisasikan perusahaan- perusahaan asing, hal ini membuat para investor asing mulai khawatir untuk berinvestasi di
Indonesia yang berakibat sangat lemahnya investasi di Indonesia. Pemerintah akhirnya melalui UU Nomor 25 tahun 2007 memberikan perlindungan dengan tidak akan melakukan nasionalisasi
terhadap perusahaan-perusahaan asing. Pasal 14 : setiap penanam modal berhak mendapat :
a. kepastian hak, hukum dan perlindungan;
Yang dimaksud dengan kepastian hak adalah ketetapan Pemerintah bagi penanam modal untuk memperoleh hak sepanjang penanam modal telah melaksanakan kewajiban yang
ditentukan.
b. informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya
Para investor membutuhkan perkembangan informasi di negara tempat invstor berinvestasi untuk itu perlu keterbukaan informasi khususnya untuk bidang investasinya.
c. hak pelayanan
hak investor selama melakukan penanaman modal di negara Indonesia sepeeti hak perizinan dan lain-lain.
d. berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan sesuai dengan Pasal 18 UU Nomor 25 tahun 2007. Pada pasal 18 UU Nomor 25 tahun 2007, fasilitas invetsor semakin diperjelas, ada
beberapa fasilitas yang dapat diperoloeh invetsor selama berinvestasi di Indonesia
Universitas Sumatera Utara
63
BAB III WANPRESTASI DALAM KONTRAK PRODUCTION SHARING