231
2 Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya. 3
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan
serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
4 Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-
kurangnya 20 dari anggaran dan pendapat belanja negara serta dari anggaran pendapatan belanja daerah untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. 5
Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan tehnologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia.
B. ANALISIS.
Bab ini merupakan hasil analisis terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, yang meliputi analisis terhadap
pengaturan konsep negara hukum dalam UUD di Indonesia; analisis terhadap konsep negara hukum yang dianut oleh Indonesia berdasarkan
UUD 1945 pra dan pasca amandemen, serta yang terakhir adalah analisis terhadap unsur-unsur negara hukum Pancasila yang terkandung
di dalam UUD 1945 pra dan pasca amandemen.
I. PENGATURAN NEGARA HUKUM DALAM UNDANG-
UNDANG DASAR INDONESIA.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dalam setiap UUD atau konstitusi yang berlaku dan pernah berlaku di
Indonesia, konsep negara hukum telah mendapatkan landasan konstitusional dalam UUD atau konstitusi.
123
Meskipun dalam tiap-tiap
123
Meskipun pengaturan mengenai konsep negara hukum dalam UUD 1945 tidak diatur dalam batang tubuh melainkan hanya diatur dalam Penjelasan umum. Tidak
diaturnya konsep negara hukum secara eksplisit dalam batang tubuh UUD 1945 dan
232 UUD tersebut pengaturan mengenai konsep negara hukum dirumuskan
secara berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan tersebut adalah Pertama, pengaturan konsep negara hukum dalam UUD 1945 yang diatur dalam
Penjelasan umum menyatakan bahwa Negara hukum Indonesia berdasar atas hukum rechtsstaat. Meskipun rumusan dalam
Penjelasan UUD 1945 menggunakan istilah rechtsstaat, namun konsep tersebut bukanlah konsep rechtsstaat sebagaimana digunakan di
negara-negara kontinental. Istilah rechtsstaat tersebut merupakan
hanya diatur dalam penjelasan, menurut penulis kemungkinan disebabkan karena dua hal, yaitu:
Pertama, disebabkan karena kurang sempurna dan kurang lengkapnya UUD 1945 sehingga UUD 1945 dimaksudkan hanya bersifat sementara. UUD 1945
merupakan Undang-Undang Dasar kilat yang hanya bersifat sementara dan hanya mengatur tentang hal-hal penting saja yang dipersiapkan untuk kemerdekaan
Indonesia atau dalam istilah Soekarno disebut sebagai revolutie grondwet. Meskipun dalam UUD 1945 tidak ada satupun pasal yang menyatakan bahwa UUD 1945
merupakan UUD yang sementara, namun sifat sementara dari UUD 1945 dapat diketahui dalam aturan tambahan ayat 2 UUD 1945 yang menyatakan bahwa:
Dalam enam bulan sesudah Majelis Permusyawaratan Rakyat dibentuk, Majelis ini bersidang untuk menetapkan Undang-Undang Dasar.
Selain itu juga dapat diketahui dari pidato Soekarno dalam sidang PPKI. Dalam hal ini Soekarno berkata bahwa:
“Undang-Undang Dasar yang buat sekarang ini, adalah Undang-Undang Dasar sementara, Kalau boleh saya memakai perkataan: ini adalah
Undang-Undang Dasar Kilat. Nanti kalau kita telah bernegara di dalam suasana yang lebih tentram, kita tentu akan mengumpulkan kembali
Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dapat membuat Undang-Undang Dasar yang lebih lengkap dan lebih sempurna.
Tuan-tuan tentu mengerti, bahwa ini adalah sekedar Undang-Undang Dasar Sementara, Undang-Undang Dasar kilat, bahwa barangkali boleh
dikatakan pula, inilah rev
olutie grondwet”. Muhammad Yamin, Loc Cit, hlm. 410
Kedua, hal ini karena memang pada dasarnya dalam sidang-sidang BPUPKI maupun PPKI memang tidak ditemukan suatu pembahasan yang spesifik mengenai
negara hukum. Hanya Soepomo yang pernah menyinggung mengenai supremasi hukum. Dalam hal ini Soepomo pernah mengatakan:
“Aliran pikiran dalam Undang-Undang Dasar ini dengan sendirinya menghendaki supremasi daripada hukum, artinya menghendaki negara-
negara yang berdasar atas recht rechtstaat, tidak menghendaki negara yang berdasar atas kekuasaan machtsstaat
”. Op Cit, hlm. 312.
233 istilah yang di gunakan untuk menunjukkan negara hukum pada
umumnya. Kedua, Pengaturan mengenai negara hukum yang terdapat
dalam Konstitusi RIS sebagaimana yang disebutkan ternyata terdapat perbedaan dengan yang dirumuskan dalam UUD 1945. Yang
membedakannya adalah 1 di dalam UUD 1945 pernyataan Indonesia sebagai negara hukum hanya diatur dalam penjelasan, sedangkan di
dalam Konstitusi RIS pengaturannya di atur dalam Mukadimah dan batang tubuh. 2 Di dalam penjelasan UUD 1945 dijelaskan bahwa
negara Indonesia berdasarkan atas hukum rechtsstaat, sedangkan ketentuan dalam Konstitusi RIS 1949 menyebutkan Republik Indonesia
Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum demokrasi yang berbentuk federasi. Dengan rumusan demikian maka
konsep negara hukum yang di anut dalam Konsitusi RIS lebih netral jika dibandingkan dengan konsep negara hukum rechtsstaat
sebagaimana yang dinyatakan dalam penjelasan UUD 1945. Ketiga, dari ketentuan yang disebutkan dalam Mukadimah dan
Pasal 1 ayat 1 UUDS 1950 dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan dengan ketentuan yang terdapat dalam Konstitusi RIS 1949
bahwa Indonesia adalah suatu negara hukum yang demokratis. Meskipun demikian ada perbedaan mengenai rumusan tentang negara
hukum yang dirumuskan dalam Pasal 1 ayat 1 Konstitusi RIS dengan Pasal 1 ayat 1 UUDS 1950. Perbedaan tersebut adalah bahwa dalam
Konstitusi RIS digunakan rumusan Republik Indonesia Serikat adalah negara hukum demokratis yang berbentuk Federasi. Sedangkan dalam
UUDS 1950, dirumuskan Republik Indonesia adalah negara hukum demokratis yang berbentuk Kesatuan. Perbedaan tersebut dikarenakan
234 dalam Konstitusi RIS Indonesia menerapkan bentuk negara federasi
atau negara serikat sedangkan dalam UUDS 1945 Indonesia menerapkan bentuk negara Kesatuan.
Keempat, Rumusan dalam Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 amandemen yang menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara
hukum. Rumusan ini menunjukkan bahwa konsep negara hukum yang dianut oleh negara Indonesia berdasarkan UUD NRI 1945 adalah
konsep negara hukum yang netral. Netral dalam arti bahwa konsep tersebut merupakan konsep negara hukum yang prismatik, yaitu konsep
negara hukum yang menggabungkan antara konsep rechtsstaat maupun konsep rule of law.
II. KONSEP NEGARA HUKUM BERDASARKAN UUD 1945