140
2 Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
b. Asas Ketuhanan Yang Maha Esa Menurut UUD 1945
Amandemen.
Dalam UUD 1945 pasca amandemen juga dapat diketemukan asas mengenai Ketuhanan Yang Maha Esa. Pengaturan asas Ketuhanan
Yang Maha Esa dalam UUD 1945 amandemen tidak ada perubahan masih seperti yang sebagaimana diatur dalam Pasal 29 UUD 1945.
Tidak adanya perubahan terhadap Pasal 29 UUD 1945 ini memang di karenakan mayoritas fraksi di MPR memang tidak menginginkan
adanya perubahan terhadap Pasal 29 tersebut. Salah satu Fraksi yang tidak mau melakukan perubahan
terhadap Pasal 29 UUD 1945 adalah F-TNIPolri. F-TNIPolri melalui wakilnya, yaitu Taufiqurrahman Ruki berpandangan bahwa perubahan
UUD 1945 hendaknya bukan tujuan politik sesaat, bukan pula untuk kepentingan orang atau golongan tertentu, akan tetapi harus demi
kepentingan negara dan bangsa dalam jangka panjang. Sehingga terkait dengan Pasal 29 UUD 1945, F-TNIPolri berpandangan bahwa:
“Menyimak sejarah pembentukan Undang-Undang Dasar 1945 dan terbentuknya Bab XI Pasal 29 ini maka Fraksi TNI mengusulkan agar
dan mengajak teman-teman yang lain agar Bab XI tentang Agama Pasal 29 Ayat 1 dan 2 tetap seperti apa adanya tanpa perlu dirubah,
supaya kita tidak terjebak pada perdebatan-perdebatan yang panjang yang mengakibatkan kita bisa lepas dari tujuan semula yaitu
memperbaiki hal-hal yang mendasar dari Undang-Undang Dasar 1945
yang menjadi landasan yang paling kuat buat Indonesia ke depan”.
18
Pandangan dari F-TNIPolri ini mendapat dukungan dari F-UG dan F-PDIP. F-UG menyampaikan pandangannya mengenai Bab XI
18
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Naskah Komprehensif...., Buku VIII: Warga Negara dan Penduduk, Hak Asasi Manusia dan Agama, Loc Cit, hlm. 416.
141 tentang Agama. Menurutnya, F-UG tidak mengusulkan perubahan Bab
XI tentang Agama Pasal 29 Ayat 1.
“...kita semuanya sudah sepakat bahwa tetap mempertahankan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam rangka merubah UUD
1945, dan dari situ kita jelas bahwa sebagaimana diutarakan oleh pendiri negara kita bahwa kita mengakui adanya Ketuhanan Yang Maha
Esa dan kemerdekaan kita itu adalah atas rahmat Tuhan dan didorong oleh kemauan yang luhur sehingga adalah satu perpaduan yang sangat
baik, rahmat Tuhan dan keinginan yang luhur. Oleh karena itu sudah sewajarnya bahwa memang di dalam amendemen ini hal-hal yang
mendasar yaitu tetap kita pertahankan. Oleh karena itu F-UG secara substantif tidak mengubah, tidak ingin
menyampaikan usulan perubahan.
Jadi yang Ayat 1 tetap yaitu Ayat 1: “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Sedangkan untuk Ayat 2, F-UG memperjelas rumusan Ayat 2 untuk menghindari multi-interpretasi.
Sedang Ayat 2 hanya memperjelas saja. Jadi karena kita tahu kesepakatan kita bahwa tidak akan ada penjelasan di dalam Undang-
Undang Dasar 1945 sehingga agar setiap perumusan itu tidak ada multi- interpretasi, sehingga supaya penafsirannya lebih jelas untuk tidak
ditafsirkan yang lain daripada yang satu. Oleh karena itu rumusan ayat 2, jadi usulan dari Fraksi kami adalah:
Ayat 2: “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut
agamanya”.
19
Mengenai usulan dari F-TNIPOLRI dan F-UG, F-PDIP yang di wakili oleh Soewarno memberikan tanggapan bahwa:
“Atas dasar kesadaran dan cita-cita yang demikian itulah, maka bapak- bapak pendiri bangsa ini dengan hati yang bersih dan pikiran yang
jernih, objektif, berhasil menuangkan pemikiran bersamanya tentang kehidupan beragama dalam hubungannya dengan politik kenegaraan
itu. Dalam Pembukaan UUD 1945 yang kita semua bertekad untuk tetap mempertahankannya dan Pasal 29 Ayat 1 dan 2 yang
selengkapnya berbunyi sebagai berikut: Pasal 29.
Ayat 1:
”Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”. Ayat 2:
19
Op Cit, hlm. 417.
142
”Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu”. Prinsip-prinsip yang tersusun dengan bijak tersebut telah terbukti
berhasil menyatukan segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia yang merdeka dengan segala kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya. Atas dasar hal-hal tersebut maka Fraksi kami PDI-Perjuangan telah menyimpulkan untuk tetap mempertahankan Bab
XI Pasal 29 Ayat 1 dan 2 Undang-Undang Dasar 1945 itu
sebagaimana bentuk dan bunyi aslinya”.
20
Pandangan berbeda disampaikan oleh F-PBB. Menurut Hamdan Zoelva selaku juru bicara F-PBB, mengusulkan perubahan Pasal 29
Ayat 1 UUD 1945. F-PBB menyatakan untuk lebih mempertegas bahwa negara kita adalah „bukan negara sekuler‟. Pengaturan mengenai
agama harus lebih dipertegas dalam UUD Indonesia. Oleh karena itu, ketentuan Pasal 29 Ayat 1 UUD 1945 yang menentukan bahwa
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa haruslah diartikan bahwa negara harus dibangun atas dasar prinsip-prinsip Ketuhananan
Yang Maha Esa sebagaimana dipahami dalam ajaran agama masing- masing. Dan setiap pemeluk agama berkewajiban untuk menjalankan
ajaran dan syari‟at agama yang dianutnya masing-masing. Selanjutnya, F-PBB berpendapat:
“13. Masalah Agama. Untuk lebih mempertegas bahwa negara kita adalah bukan negara sekuler maka menurut pendapat kami pengaturan
mengenai agama harus lebih dipertegas lagi dalam Undang-Undang Dasar ini. Oleh karena itu, ketentuan Pasal 29 Ayat 1 Undang-Undang
Dasar 1945 yang menentukan bahwa Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa haruslah diartikan bahwa negara harus dibangun atas
dasar prinsip-prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagaimana dipahami dalam ajaran agama masing-masing dan setiap pemeluk
agama berkewajiban untuk menjalankan ajaran dan syariat agama yang dianutnya masing-masing. Karenanya ketentuan Pasal 29 Ayat 1 ini
perlu ditambah sehingga berbunyi sebagai berikut: ”Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan kewajiban bagi para pemeluk
agama untuk menjalankan ajaran dan syariat agamanya masing-masing
20
Op Cit, 421-422.
143
itu”. Sedangkan kata-kata ”kepercayaan itu” yang tercantum dalam Pasal 2 perlu dihapuskan karena menimbulkan kekaburan pengertian
agama yang dimaksud secara keseluruhan dalam Pasal 29 tersebut”.
21
Pandangan-pandangan yang muncul dalam sidang PAH BP MPR tersebut maka disepakati untuk tidak mengubah rumusan dalam
Pasal 29 UUD 1945. Sehingga secara konstitusional asas Ketuhanan Yang Maha Esa dalam UUD 1945 amandemen tetap diatur dalam Pasal
29. Sehingga Pasal 29 UUD NRI 1945 berbunyi:
Pasal 29. 1
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. 2
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.
2. Supremasi Hukum Supremacy of Law.