Sistem Proteksi Kajian Teoritik

32 3 Penilaian berfungsi sebagai penempatan Placement Setiap siswa memiliki kemampuan berbeda satu sama lain. Penilaian dilakukan untuk mengetahui dimana seharusnya siswa tersebut ditempatkan sesuai dengan kemampuannya yang telah diperlihatkannya pada prestasi belajar yang telah dicapainya. Sebagai contoh, penggunaan nilai rapor SMU kelas II menentukan jurusan studi di kelas III. 4 Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan fungsi formatif Penilaian berfungsi untuk mengetahui sejauh mana suatu program dapat diterapkan. Sebagai contoh adalah rapor di setiap semester disekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah dapat dipakai untuk mengetahui apakah program pendidikan yang telah diterapkan berhasil diterapkan atau tidak pada siswa tersebut. Rapor biasanya mengambil nilai dari angka 1 sampai dengan 10, terutama pada siswa SD sampai SMU, tetapi dalam kenyataan nilai terendah dalam rapor yaitu 4 dan nilai tertinggi 9. Nilai-nilai di bawah 5 berarti tidak baik atau buruk, sedangkan nilai-nilai di atas 5 berarti cukup baik, baik dan sangat baik.

7. Sistem Proteksi

Proteksi dalam sistem tenaga listrik adalah untuk mengamankan peralatan atau sistem, sehingga kerugian akibat gangguan dapat dihindari atau dikurangi menjadi sekecil mungkin. Hal ini dilakukan dengan cara mendeteksi adannya gangguan atau keadaan abnormal lainya yang dapat 33 membahayakan peralatan atau sistem, melepaskan memisahkan bagian sistem yang terganggu atau yang mengalami keadaan abnormal lainnya secepat mungkin. Hal ini akan membuat kerusakan instalasi yang terganggu yang dilalui arus gangguan dapat dihindari atau dibatasi seminimum mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat beroperasi. Proteksi terdiri dari perangkat peralatan yang merupakan sistem yang terdiri dari komponen-komponen antara lain: relai dan relai bantu, trafo arus atau trafo tegangan, pemutus tenaga, catu daya baterai AC dan DC, sistem pengawatan dan sistem komunikasi untuk keperluan teleproteksi khusus untuk relai jarak proteksi tegangan tinggi PT. PLN : 1997. Proteksi yang benar harus dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, oleh karena itu relai proteksi yang terpasang pada instalasi harus memenuhi persyaratan sebagai relai proteksi. Jika persyaratan tersebut tidak terpenuhi akan terjadi kegagalan. Fungsi proteksi pada sistem tenaga listrik antara lain; 1 merasakan dan melokalisir bagian yang terganggu secepatnya; 2 mengurangi kerusakan yang lebih parah dari peralatan yang terganggu; 3 mengurangi pengaruh gangguan terhadap bagian lain yang tidak tergangu di dalam sistem tersebut; 4 mencegah meluasnya gangguan untuk menjamin keandalan tenaga listrik; 5 memperkecil bahaya bagi manusia PT. PLN : 1997. Berkaitan dengan hal tersebut, untuk melaksanakan fungsinya tersebut diperlukan persyaratan-persyaratan yaitu selektif, sensitif, cepat, peka, andal dan ekonomis. Kegagalan kerja peralatan proteksi dapat disebabkan 34 relai rusak atau tidak bekerja konsisten, setting relai tidak benar, catu daya baterai lemah, gangguan pada mekanisme tripping pemutus tenaga, kegagalan pemutus tenaga memutuskan arus gangguan media pemutus, kegagalan saluran telekomunikasi teleproteksi, trafo arus jenuh, kesalahan pengawatan, interferensi frekuensi untuk relai elektronik dan sebagainya PT. PLN : 1997.

8. Kubikel Tegangan Menegah 20 kV

Dokumen yang terkait

APLIKASI MEDIA LECTORA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MATA KULIAH MANAJEMEN KONSTRUKSI PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

0 35 103

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

0 6 122

HUBUNGAN NILAI PRAKTEK INDUSTRI DAN PENGUASAAN MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 19

PENGARUH PEMBELAJARAN MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT MAHASISWA UNTUK BERWIRAUSAHA (STUDIKASUS PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN).

0 1 25

Survey Mengenai Self-Efficacy Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Yang Sedang Mengambil Mata Kuliah Kerja Praktek di Universitas 'X' Bandung.

0 0 62

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR MANAJEMEN INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

0 0 94

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN INSTALASI MOTOR LISTRIK DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.

0 1 237

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MATA PELAJARAN PENGGUNAAN ALAT UKUR LISTRIK PADA SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 16 166

PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN MATA KULIAH PRAKTIK BATU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG -

0 2 52

PRAKTIKUM INSTALASI LISTRIK FAKULTAS TEK (1)

0 0 14