14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Manajemen Harta, Transparan, Tertulis, dan Tidak Tertulis Menurut
Pandangan Islam
1. Keuangan Negara
Keuangan negara merupakan fungsi untuk mengatur, merencakan, menyusun penerimaan dan pengeluaran negara. Dalam arti luas sebagai
objek keuangan negara adalah semua hak, kewajiban, negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal,
moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun barang yang dapat dijadikan milik
negaraberhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
1
Keuangan negara bisa didapat dari pemungutan dan penerimaan pajak yang dibayarkan oleh warga negaranya sendiri. Keuangan negara dapat meliputi
APBN dan APBD bisa juga meliputi penerimaan dan pengeluaran negara, penerimaan dan pengeluaran daerah
Dalam pengurusan keuangan negara terdapat hak-hak dan kewajiban negara. Hak-hak negara meliputi hak mencetak uang, hak mengadakan
pinjaman, hak mengadakan pinjaman paksa, dan hak menarik pajak. Kewajiban negara meliputi kewajiban menyelenggarakan tugas negara dan
kewajiban membayar tagihan-tagihan yang datang dari pihak ketiga. Dalam pengelolaan keuangan negara dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu
1
Sonny Sumarsono, Manajemen Keuangan Pemerintah, Yogyakarta:Graha Ilmu, 2010, h. 35
15
keuangan negara yang dikelola langsung oleh negara dan keuangan negara yang dikelola terpisah oleh Badan Usaha Milik Negara BUMN dan
Lembaga-lembaga Keuangan Milik Negara yang dapat meliputi Perusahaan Juwatan Perjan, Perusahaan Umum Negara Perum, dan Perusahaan
Perseroan Negara Persero. 2.
Keuangan Orang-orang Keuangan orang-orang bisa dikatakan juga keuangan masyarakat atau
bisa juga dikatakan keuangan publik. Keuangan orang-orang atau publik adalah suatu bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang segala
aktivitas keuangan pemerintah kepada masyrakat. Aktivitas itu bisa meliputi pengualaran negara, sumber-sumber penerimaan negara seperti pajak,
pinjaman negara dan pelunasannya, keseimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, kebijakan fiskal, distribusi
pendapatan nasional, kesempatan kerja, mengatur harga-harga, dan efesiensi alokasi sumber daya.
2
Bisa dikatakan bahwa keuangan orang-orang atau keuangan publik itu ilmu yang mempelajari pengaturan dan pengelolaan keuangan pemerintah
untuk publik atau masyarakat. Pengaturan dan pengelolaan itu meliputi penerimaan dan pengeluaran keuangan yang dikhususkan untuk masyrakat
atau publik. Pengeluaran itu dapat meliputi pembangunan infrastruktur yang digunakan oleh mayarakat juga. Penerimaan keuangan untuk negara dari
masyarakat yang paling besar adalah dari pajak. Pajak tersebut meliputi pajak
2
Nurul Huda dan Ahmad Muti, Keuangan Publik Islami : Pendeketan Al-Kharaj Imam Abu Yusuf, Bogor:Ghalia Indonesia, 2011, h. 8
16
apa saja yang diwajibkan untuk dibayar. Penerimaan pajak ini juga akan dikeluarkan untuk masyarakat atau publik juga, seperti yang dituliskan di atas
untuk pembangunan infrastuktur. 3.
Keuangan Pribadi Keuangan pribadi adalah keuangan yang dimiliki oleh orang atau
pribadi diri sendiri tanpa ada campur tangan dari pemerintah. Keuangan pribadi juga bisa dikatakan keuangan rumah tangga. Keuangan pribadi
meliputi penerimaan dan pengeluaran keuangan juga. Penerimaaan keuangan pribadi itu bisa didapatkan dari gaji, keuntungan bisnis. Pengeluaran
keuangan pribadi itu berupa kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh pribadi atau orang itu sendiri.
Dalam mengelola keungan pribadi kita harus mempunyai perencaan yang matang sehingga tidak terjadinya pengeluaran lebih banyak
dibandingkan daripada penerimaan. Perencanaan sangat penting untuk mengatur keuangan pribadi, karena tanpa adanya perencanaan keuangan
pribadi akan habis untuk dibelikan kebutuhan yang tidak bermanfaat. Sehingga perencaan adalah hal yang paling utama untuk keuangan pribadi
dalam menstabilkan antara penerimaan dan pengeluaran. Dalam merencanakan keuangan pribadi terlebih dahulu memikirkan
penerimaan darimana saja yang didapatkan. Bisa dari gaji, keuntungan bisnis, sewa rumah, sewa gedung, dan lain-lain yang berkaitan dengan penerimaan.
Setelah mengetahui total dari penerimaan yang didapat setelah itu merencakan tentang pengeluaran. Terlebih dahulu mempunyai catatan untuk
17
daftar-daftar pengeluaran yang dikeluarkan. hal-hal yang tidak begitu perlu tidak dimasukkan ke dalam daftar pengeluaran. Setelah mempunyai daftar
pengeluaran selanjutnya penerimaan yang didapatkan dibayarkan untuk pengeluaran. Meminimalisir pengeluaran adalah langkah yang baik, untuk
dapat menyisakan penerimaan yang dapat digunakan untuk menabung, sedekah, hal-hal yang berguna untuk masa depan.
4. Pelanggaran Manajemen Menurut Pandangan Islam
Pelanggaran-pelanggaran manajemen dapat terjadi di dalam organisasi. pelanggaran-pelanggaran bisa saja karena kesalahan pimpinan
atau anggota di dalam organisasi. menurut islam pelanggaran-pelanggaran tersebut misalnya anggota telat datang ke kantor, membuat perbuatan-
perbuatan tercela seperti korupsi, tidak jujur dalam bekerja, tidak melayani masyarakat dengan baik, selalu mempunyai prasangka yang buruk terhadap
sesama anggota. Anggota sebuah organisasi yang melanggar harus juga diberikan
hukuman. Pimpinan organisasi sebagai orang yang paling tinggi di sebuah organisasi harus memberikan hukuman sesuai dengang pelanggaran.
Pimpinan tidak boleh langsung memberikan hukuman kepada anggota. Pimpinan yang baik adalah pimpinan yang menyelidiki terlebih dahulu
kepada anggota kenapa bisa melakukan pelanggaran. Misalnya anggota atau pegawai dalam sebuah organisasi melakukan pelanggaran telat datang ke
kantor tiga hari berturut-turut. Sebelum memberikan hukuman terlebih dahulu pimpinan bertanya kepada anggota yang melakukan pelanggaran tersebut,
18
pertanyaaannya tentang apa sebabnya selalu datang terlambat. Setelah diselidiki bahwa anggota itu datang ke kantor karena istrinya habis
melahirkan sehingga pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh anggota itu. Setelah mengetahui sebabnya, pimpinan yang baik akan memikirkan pantas
atau tidak diberikan hukuman atau hanya diberikan teguran saja. Berbeda dengan anggota yang melakukan pelanggaran pencucian
uang atau korupsi. Pelanggaran ini adalah pelangaran berat dalam manajemen, sehingga pemimpin yang baik tidak bertoleransi kepada
anggotanya. Pemimpin yang bijak juga akan memberikan hukuman yang bijak juga kepada anggota yang melakukan pelanggaran tersebut. pemimpin
yang baik akan memberika hukuman yang terbaik misalnya bila anggota menyesal melakukan pelanggaran tersebut. pemimpin yang baik akan
memberikan hukuman yang setimpal seperti menurunkan jabatannya ke tingkat yang lebih rendah.
5. Prinsip Nilai-nilai Islam dalam Manajemen
Prinsip nilai-nilai Islam dalam manajemen terdapat juga dalam sebuah organisasi. Nilai-nilai Islam ini akan menjadi pedoman etika berorganisasi
dalam sebuah organisasi. misalnya terdapat nilai kejujuran, kejujuran adalah perbuatan yang tidak curang, tulus, ikhlas, dapat dipercaya, tidak berbohong,
tidak memfitnah, dan berkata apa adanya. Kejujuran juga bukan sekedar tidak berbohong, tetapi berbicara dan bertindak dengan baik. kejujuran itu sangat
diperlukan dalam manajemen dan juga diperlukan dalam sebuah organisasi. Tanpa adanya kejujuran dalam bekerja organisasi akan menjadi berantakan
19
dan tidak teratur. Karena kejujuran seseorang bisa dikatakan amanah atau dapat dipercaya. Seseorang yang bekerja dengan jujur dalam manajemen akan
dimudahkan dalam bekerja. Dalam organisasi jujur bisa menjauhkan seseorang dari perbuatan tercela seperti memanipulasi data, korupsi.
Pemimpin dalam organisasi harus juga menanamkan kejujuran kepada anggotanya. Sebelum menanamkan pemimpin juga harus mencontohkan
sikap yang baik sehingga anggota akan mengikuti sikap yang baik juga. Karena organisasi akan berjalan lancar bila pemimpin dan anggotanya
mempunyai sikap yang apalagi mempunyai sikap yang jujur. Selain kejujuran nilai-nilai islam terkait dalam manajemen antara lain
ketulusan, memiliki sangka yang baik husnuzan, saling menghormati. Nilai ketulusan dalam manajemen penting. Ketulusan berarti bekerja dengan hati,
dengan ikhlas juga. Misalnya seseorang dalam sebuah organisasi bekerja dengan hati maka pekerjaannya akan menjadi lebih baik dan cepat
terselesaikan. Memiliki sangka yang baik atau husnuzan juga perlu dalam manajemen dan juga dalam organisasi. Memiliki sangka yang baik atau
husnuzan dapat mempererat tali silaturahmi antara anggota organisasi. Pemimpin organisasi juga mempunyai sangka yang terhadap anggota yang
dapat mengerjakan pekerjaan dengan benar dan selesai. Nilai-nilai Islam sangat membantu dalam manajemen atau sebuah organisasi. Karena dapat
bekerja dengan sesuai syariat Islam selain itu dapat menambah keimanan seseorang.
20
B. Komunikasi Organisasi