Komunikasi Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Dalam Pendalaman Nilai-Nilai Keislaman

(1)

Komunikasi Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan

Keuangan (BPPK) Dalam Pendalaman Nilai-Nilai Keislaman

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Dibuat oleh : Achmad Fauzi 1110051000034

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH & ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2014

KOMUNIKASI ORGANISASI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN (BPPK) DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN DI


(2)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh: Achmad Fauzi NIM: 1110051000034

Dibawah Bimbingan:

Drs. Jumroni, M.si NIP. 19630515 199203 1 006

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH & ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2014

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul KOMUNIKASI ORGANISSASI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN DALAM PENDALAMAN NILAI-NILAI KEISLAMAN

telah diujikan sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 24 Agustus 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah


(3)

satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu komunikasi (S.Kom.I) pada program studi Komunikasi Penyiaran Islam.

Jakarta, 24 Agustus 2014-08

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Jumroni, M.Si Fita Fathurokhmah, M.Si

NIP. 19630515 199203 1 006 NIP. 1983060 200912 2 001

Anggota

Penguji I Penguji II

Dr. Armawati Arbi, M.Si Rachmat Baihaky, MA

NIP . 19650207 199103 2 002 NIP. 19830610 200912 2 001 Pembimbing

Drs. Jumroni, M.Si

NIP. 19630515 199203 1 006

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skrisi ini merupakan hail karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratam memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan kententua yang berlaku di UIN Syarif Hidaytullah Jakarta.


(4)

Jakarta, 27 Juni 2014


(5)

i ABSTRAK Achmad Fauzi

Komunikasi Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Dalam Pendalaman Nilai-nilai Keislaman di Kementerian Keuangan

Organisasi akan berjalan baik jika komunikasi antara anggotanya, apalagi dalam organisasi pemerintahan seperti Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) di Kementerian Keuangan. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) adalah organisasi pemerintah yang melayani, melaksanakan, dan membuat kegiatan diklat di Kementerian Keuangan. Mendalami nilai-nilai Keislaman kepada pegawai juga sangat penting demi untuk meningkatkan keimanan dan akhlak mereka. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) mendapatkan ISO 9001:2008 dalam hal pelayanan. Sehingga dibutuhkan sikap yang baik dan akhlak yang baik juga untuk dapat melayani masyarakat. Oleh sebab itu, perlu mendalamkan nilai-nilai Keislaman ke dalam diri pegawai.

Adapun penelitian ini bermaksud untuk menjawab pertanyaan. Yakni, bagaimana bentuk komunikasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman kepada pegawai?Apa hambatan yang didapat dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori hubungan manusia dari Elton Mayo. Teori ini menjelaskan bahwa dalam berorganisasi anggotaatau pegawai tidak hanya untuk bekerja saja tetapi mereka berhak mendapatkan kehidupan sosial, mendapatkan nilai-nilai untuk kepentingan sendiri.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini melakukan observasi, wawancara mendalam, dan studi kepustakaan/literatur.

Bentuk komunikasi organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui komunikasi vertikal bisa dilihat dalam konsep pendalaman nilai salam melalui program budaya senyum, salam, sapa, konsep nilai kedisplinan melalui program budaya two minute before, Konsep nilai musyawarah melalui kegiatan sharing session yang mendalamkan nilai salam, kedisplinan, dan musyawarah. Pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui komunikasi Horizontal dapat dilihat melalui konsep pendalaman nilai moral, etika dan kejujuran melalui pembacaan Hadist dan konsep pendalaman nilai ketelitian melalui kegiatan Tahsin Tilawah yang mendalamkan nilai kejujuran, ketulusan, moral. Pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui komunikasi diagonal terdapat dalam kegiatan dan program yang terdapat dalam komunikasi vertikal dan horizontal. Pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui old media dapat dilihat dari konsep pendalaman terpuji menurut Islam melalui mading (majalah dinding). Pendalaman nilai-nilai keislaman melalui new media dapat dilihat dari konsep pendalaman nilai akhlak Nabi, Rosul, Sahabat, Ulama melalui program SIDIG. Hambatan yang didapat dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman adalah masalah waktu yang paling, kurang kordinasi, tidak adanya pembelajaran, kemasan yang tidak menarik.


(6)

ii

Alhamdulillahirobbil‟alamiin wabihiinasta‟iin wa‟alaumuriddunyaa waddiin was sholaatuwassalamu „alaarosulillah. Waba‟du...

Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain rasa syukur mendalam kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufiq, serta Hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Komunikasi Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam Pendalaman Nilai-nilai Keislaman di Kementerian Keuangan” ini dapat terselesaikan dengan baik.

Dengan segenap jiwa Peneliti ingin mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada seluruh pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, karena tanpa bantuan, saran, kritik, kerja sama, semangat, petunjuk, serta bimbingan mereka rasanya mustahil peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, yaitu kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah danI lmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. H. Arief Subhan M.A. Bapak Suparto Ph.D, M.Ed selaku Wakil Dekan Bidang Akademik. Bapak Drs. Jumroni M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum. Bapak Drs. Sunandar, M.Ag selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.

2. Bapak Drs. Jumroni M.si, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis untuk membuat karya ilmiah yang baik dan benar.


(7)

iii

3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi, Bapak

4. Rachmat Baihaky M.A dan Sekretaris Jurusan KPI, Ibu Hj. Umi Musyarofah M.A yang menuntun penulis dalam menempuh birokrasi yang ada.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas segala ilmu yang telah diberikan dengan penuh keihlasan, Allah yubaarik „umuurokum fii mahabbatih.

6. Seluruh Staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN.

7. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Bapak Wawan Iswandi selaku kepala subbag TIK BPPK dan Bapak Iqbal Soenardi selaku Kepala Bagian TIK BPPK, terimakasih atas segala waktu dan tempat yang disediakan untuk penulis dan terima kasih atas jawaban dari pertanyaan yang ditanyakan.

9. Pegawai BPPK yang telah berkenan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya. 10.Great Thanks buat Bapak dan Mamah terhebat sedunia, terimakasih atas

segala cinta, kasih sayang, doa serta pengorbanannya bagi penulis, semoga skripsi ini bisa sedikit menggugurkan pengabdianku pada kalian.

11.Terimakasih terindah buat Rina Kurniawati Ningsih yang selama 6 tahun bersama yang selalu memberi semangat, kasih dan doa dalam proses pengerjaan skripsi ini.


(8)

iv pengerjaan skripsi ini.

13. Teman-teman terbaik penulis Chandra, Abdel, Ade, Adam, Tile, Dikri, Tazki, Pahrurozi, Tri, Mpok Ulva, Iin terimakasih buat semangatnya, semoga persahabatan kita abadi selamanya.

14.Teman-teman KPI B 2010, kalian teman-teman seperjuangan yang hebat, semoga ilmu kita bermanfaat.

15.Teman-teman seperjuangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2010.

16.Teman-teman KKN Aksara 2013, terimakasih kalian telah mengajarkanku arti perjuangan, persaudaraan, kekompakan dan kebersamaan. Semoga persaudaraan kita terkenang dan tak akan pernah redup.

Pada kesempatan ini, penulis juga haturkan rasa terimakasih terbesar bagi seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, namun tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu. Semoga Allah senantiasa membaca segala kebaikan mereka dan membalasnya dengan pahala berlipat, Amiin Yaa Robbal Alamin.

Jakarta, 27 Juni 2014


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Pembatasan Masalah ……….... 5

C. Rumusan Masalah ……… 5

D. Tujuan Penelitian ………. 5

E. Manfaat Penelitian ………... 6

F. Tinjauan Pustaka ……….. 7

G. Metodologi Penelitian ……….. 8

H. Sistematika Penulisan ………... 13

BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Harta, Transparan, Tertulis, dan Tidak tertulis Menurut Pandangan Islam ... 14

1. Keuangan Negara ... 14

2. Keungan Orang-orang ... 15

3. Keuangan Pribadi ... 16

4. Pelanggaran Manajemen Menurut Pandangan Islam ... 17


(10)

B. Komunikasi Organisasi ……… 20

1. Pengertian Komunikasi Organisasi ………. 20

2. Teori Organisasi ... 24

3. Fungsi Komunikasi Organisasi ... 25

4. Bentuk-Bentuk Komunikasi ……… 28

C. Nilai-nilai ………. 31

1. Nilai-nilai Keislaman ……….. 31

2. Nilai-nilai Kementerian Keuangan ………. 32

D. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman ... 34

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN (BPPK) A. Sejarah Terbentuknya Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) ……… 35

1. Pendidikan Jangka Panjang dan Pendek Pada Masa Sebelum BPLK ……… 36

a. Pendidikan Jangka Panjang ……… 36

b. Pendidikan Jangka Pendek ………. 43

2. Lahirnya Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPLK) ………. 45


(11)

3. Perkembangan Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan

Keuangan (BPPK) ……… 46

B. Visi dan Misi Badan Pendidikan dan Pendidikan Keuangan (BPPK) ……… 50

C. Tugas dan Fungsi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) ……… 51

D. Struktur Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) ……… 52

E. Sekretariat Badan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) ……… 52

1. Gambaran Umum Sekretariat Badan ……….. 52

2. Tugas Sekretariat Badan ……….. 53

3. Kegiatan-kegiatan Sekretariat Badan ……….. 54

BAB IV BENTUK KOMUNIKASI ORGANISASI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN DALAM PENDALAMAN NILAI-NILAI KEISLAMAN A. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman Melalui Komunikasi Vertikal ... 56

1. Konsep Pendalaman Nilai Salam Melalui Program Budaya Senyum, Salam, Sapa ... 56

2. Konsep Pendalaman Nilai Kedisplinan Melalui Program Budaya Two Minute Before ... 57


(12)

B. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman Melalui

Komunikasi Horizontal ... 62

1. Konsep Pendalaman Nilai Moral, Etika, dan Kejujuran Melalui Pembacaan Hadist ... 62

2. Konsep Pendalaman Nilai Ketelitian Melalui Kegiatan Tahsin Tilawah ... 63

C. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman Melalui Komunikasi Diagonal ... 67

D. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman Melalui Old Media Dan New Media ... 68

1. Konsep Pendalaman Nilai-nilai Terpuji Menurut Islam Melalui Mading (Majalah Dinding) ... 68

2. Konsep Pendalaman Nilai Akhak Nabi, Rosul, Sahabat, Ulama Melalui Program SIDIG ... 69

E. Hambatan dalam Pendalaman Nilai-nilai Keislaman ... 72

1. Hambatan Waktu ... 72

2. Hambatan Koordinasi dan Jadwal ... 72

3. Kemasan Kurang Menarik ... 73

4. Kurangnya Pembelajaran ... 73


(13)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……….... 79 B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ……… 83


(14)

1

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan sesuatu hal yang penting dalam kehidupan. Dengan komunikasi kita dapat menemukan jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada. Dengan komunikasi itu juga memudahkan berinteraksi dengan orang disekitar kita. Komunikasi itu akan efektif bila pesan dan informasi itu sendiri dapat diterima oleh komunikan dengan jelas, sehingga akan menimbulkan timbal balik (feedback) antara komunikator dengan komunikan. Komunikasi adalah proses yang mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada sutu penerima atau lebih dengan maksud merubah perilaku.1Dengan berkomunikasi juga manusia dapat saling berhubungan satu sama lain dalam kehidupan bertetangga, di tempat kerja, di sekolah, dan lain lain sebagainya.

Dengan komunikasi, organisasi juga berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan dari organisasi tersebut. sehingga komunikasi di sebuah organisasi sangat penting untuk mencapai visi dan misi organisasi tersebut. Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.2 Maksud dari organisasi yang kompleks tersebut organisasi yang mempunyai hubungan baik antara atasa dengan bawahan.

1

Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal 26

2


(15)

2

Komunikasi sangatlah penting dalam sebuah organisasi, dengan proses komunikasi yang dilakukan setiap pekerja dalam sebuah akan memudahkan pimpinan maupun bawahan saling mengetahui konsep-konsep, perasaan-perasaan, dan harapan-harapan dari anggota organisasi. Hal ini juga diorientasikan untuk menjaga stabilitas kinerja sebuah organisasi tersebut.

Mendalamkan nilai-nilai Keislaman sangat penting bagi pegawai Negeri yang beragama Islam dalam Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) di Kementerian Keuangan. Nilai-nilai Keislaman penting untuk menunjang rohani para pegawai Negeri di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK). Alasan mendalamkan nilai-nilai Keislaman ini dengan maksud untuk menghindarkan para pegawai Negeri di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dari perbuatan tercela yang dilarang oleh Islam. Perbuatan tercela itu contohnya seperti melakukan korupsi, melakukan tindakan yang senonoh, dan lain-lain yang berkaitan dengan hal tidak diperbolehkan oleh agama Islam.

Dalam Kementerian Keuangan terdapat suatu nilai-nilai yang penting yang harus dimiliki setiap pegawai yaitu nilai-nilai Kementerian Keuangan. Dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan ini terdapat pula nilai-nilai Keislaman. Nilai-nilai Keislaman itu terdapat pada nilai integritas.

Nilai integritas adalah nilai yang paling utama dimiliki oleh pegawai Negeri di Kementerian Keuangan. Nilai tersebut adalah pondasi utama dari nilai-nilai yang lainnya. Bila pegawai Negeri di Kementerian Keuangan tidak memiliki nilai tersebut maka nilai yang lain tidak dimiliki oleh pegawai


(16)

Negeri tersebut. Alasan nilai integritas menjadi nilai yang paling pertama adalah bahwa nilai integritas adalah pedoman dari nilai yang lainnya. Jadi nilai yang lain akan dapat diperoleh bila pegawai Negeri telah mempunyai nilai Integritas. Nilai yang lain akan mucul dengan sendirinya bilai nilai Integritas itu telah dicapai oleh pegawai Negeri di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK). Sehingga nilai Integritas itu nilai yang paling pertama yang harus dicapai oleh pegawai Negeri di Kementerian Keuangan khususnya di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK).

Penulis sangat tertarik untuk meneliti tentang organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman tersebut. Penulis ingin melihat lembaga Negara di Indonesia dalam menerapkan nilai-nilai Keislaman. Ini menurut penulis menarik untuk diteliti karena walaupun bukan lembaga agama Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) menerapkan nilai-nilai Keislaman. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) juga telah meraih ISO 9001:2008 sebagai organisasi atau lembaga negara yang mempunyai standar manajemen mutu secara Internasional. Penulis juga ingin melihat proses serta implementasi yang terjadi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dalam menerapkan nilai-nilai Keislaman tersebut. Penulis juga ingin melihat pendidikan dan pelatihan (diklat) yang dilakukan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) pendalaman nilai-nilai Keislaman. Sehingga Itulah yang menarik penulis untuk membuat penelitian ini.


(17)

4

Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) terbentuk pada masa menjelang berakhirnya IIK pada tahun 1974 keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 44 tahun 1974 tentang pokok-pokok organisasi departemen yang diikuti dengan Keputusan Presiden Nomor 405/MK/6/4/1975 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan, maka lahirlah Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan (BPLK),Dengan lahirnya BPLK ini pendidikan dan pelatihan pegawai Departemen Keuangan yang semula ditangani oleh masing-masing Direktorat Jenderal maka tugas tersebut dipindahkan dan dilimpahkan kepada BPLK sehingga Direktorat Jenderal dapat memfokuskan pada tugas teknisnya masing-masing. Demikianlah dengan tugas IIK berangsur diintegrasikan kedalam tugas-tugas BPLK sampai mahasiswa IIK lulus menjadi sarjana keuangan.Organisasi BPLK kembali mengalami perubahan dengan ditetapkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2/KMK.01/2001, nama BPLK berubah menjadi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK).3

Dengan ini peran Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) sangat penting dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman tersebut kepada pegawai. Keharmonisan para pegawai BPPK itu sangat penting demi menunjang kinerja para pegawai. Kinerja pegawai akan lebih baik bila mereka menjalin komunikasi dengan pegawai yang lain dengan baik. Sehingga diperlukan iklim kerja yang baik supaya pekerjaan yang telah dikerjakan akan lancar dan tanpa ada hambatan apapun.

3

Sejarah berdirinya BPPK, diakses pada 23 Desember 2013, jam, 15.09 WIB dari


(18)

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti berkesimpulan untuk melakukan penelitian dengan judul “Komunikasi Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam Pendalaman Nilai-Nilai Keislaman di Kementerian Keuangan.

B. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian adalah terdapat dalam nilai-nilai Keislaman yang terkandung dalam nilai-nilai-nilai-nilai Kementerian Keuangan yang didalamkan oleh Sekretariat Badan dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman kepada pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) .

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas bahwa rumusan masalah dalam penilitian ini yaitu :

1. Bagaimana bentuk komunikasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman?

2. Apa saja hambatan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman?

D. Tujuan Penelitian

Dari Rumusan masalah di atas bahwa tujuan penilitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui bentuk komunikasi yang dilakukan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman


(19)

6

2. Untuk Mengetahui hambatan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Bagi penulis bermanfaat untuk menambah dan memperluas khazanah keilmuan, khususnya dalam bidang ilmu komunikasi organisasi. Juga dapat mengeksplorisasi lebih jauh materi yang didapatkan di bangku perkuliahan yang kemudian dapat diaktualisasikan melalui tulisan dan semoga dan semoga dapat menambah wawasan untuk mempelajari langsung Peran Komunikasi Organisasi yang dilakukan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Dalam menerapkan Nilai-Nilai Keislaman Kepada Pegawai. Selain itu penilitian ini menjadi masukan dan wacana ideal untuk mahasiswa komunikasi yang berpeluang besar dapat berprofesi sebagai pegawai keuangan.

2. Manfaat Praktis

Penilitian ini juga diharapkan menjadi referensi kepustakaan di bidang ilmu komunikasi dan menjadi referensi Bidang Kepegawaian Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan di Kementerian Keuangan dalam usaha menerapkan Nilai-nilai Keislaman Kepada Pegawai. Selain itu dapat menjadi bahan referensi institusi-institusi lainnya dalam menerapkan nilai-nilai dari institusi tersebut.


(20)

F. Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian ini, penulis melakukan observasi terhadap hasil penelitian lain yang mempunyai kemiripan dengan peniltian yang akan penulis lakukan. Dalam hal ini penulis temukan persama pada penelitian saudara Purnomo4. Ia meneliti tentang komunikasi organisasi juga sama seperti penulis lakukan. Namun, ia meneliti tentang iklim atau keadaan organisasi saja dan tidak mencari bentuk komunikasi dari organisasi tersebut. dalam penelitian ini penulis ingin mencari bentuk komunikasi dari organisasi Badan Pendidikan dan Pelatiihan Keuangan (BPPK) untuk pendalaman nilai-nilai Keislaman dalam kegiatan yang ada.

Selain itu penulis juga menemukan skripsi lain yang mempunyai kemiripan, skripsi itu dibuat oleh Nur Azizah5. Ia meneliti tentang komunikasi organisasi sama seperti penulis teliti. Pembahasan skripsi ini adalah mencari bentuk komunikasi organisasi yang dilakukan Badan Musyawarah Masyarakat Betawi dalam melaksanakan Lebaran Betawi. Namun dalam penelitian Nur Azizah, ia meneliti hanya terfokus pada satu kegiatan saja yaitu Lebaran Betawi tidak pada kegiatan lainnya. Dalam penelitian ini penulis ingin melihat beberapa kegiatan yang dilaksanakan Badan Pendidikan dan Pelatiihan Keuangan (BPPK) demi menunjang pendalaman nilai-nilai Keislaman.

4

Purnomo, “Komunikasi Organisasi Komunitas Suporter Arema Malang dalam Pembinaan

Akhlak Anggota”, (Skripsi S1, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam, 2011)

5

Nur Azizah, “Komunikasi Organisasi Badan Musyawarah Masyarakat Betawi pada Perayaan Lebaran Betawi”, (Skripsi S1, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, 2010)


(21)

8

G. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Penilitian ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif, sedangkan metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Kualitatif merupakan prosedur sebagai penilitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala bagian Sekretariat Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dan beberapa pegawai di Sekretariat Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah pegawai itu yang berada dalam Sekretariat Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.

3. Sumber dan Jenis Data

Sumber data yang penulis gunakan untuk memperoleh data yang valid dan wajar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer yang di maksud adalah data pokok yang di peroleh dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang penulis peroleh dari berbagai literatur atau dokumentasi berupa buku dan segala literatur lainnya yang berhubungan dengan judul penelitian.


(22)

4. Tahapan Penelitian

a. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan beberapa teknik sebagai berikut :

1) Observasi

Observasi adalah kegiatan kita yang paling utama dan teknik penilitian ilmiah yang penting6. Proses pengumpulan data primer dengan cara pengamatan langsung dan melakukan pencatatan terhadap objek-objek terkait. Yang termasuk dalam tehnik observasi adalah interaksi (perilaku) dan percakapan yang terjadi di antara subjek yang diriset.7Teknik ini merupakan teknik pemulihan, pencatatan, pengubahan, dan pengodean sedangkan perilaku dan suasana yang berkenaan organism itu, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris. Teknik ini digunakan dengan secara langsung mengamati dan mencatat kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dalam upaya membangun akhlak para pegawai. Dalam observasi ini penulis akan mengobservasi atau melihat bagaiman pendidikan dan pelatihan (diklat) itu dilaksanakan. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan sampai pendidikan dan pelatihan itu berakhir.

6

Jalaluddin Rakhmat, Metode Peniltian Komunikasi, (Bandung Remaja Karya, 1985) h. 100

7

Rachmat Kriyantono, Tehnik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2010), h.110.


(23)

10

2) Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menghimpun data yang bersifat teoritis berupa buku-buku, data dari dokumen yang berupa catatan formal, artikel, foto, dan sebagainya. Dalam dokumentasi penulis akan mendokumentasi berupa foto dan dokumen-dokumen tentang pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) 3) Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.8 Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data dengan menanyakan pertanyaan kepada narasumber yang dianggap tepat untuk memberikan informasi seputar permasalahan yang akan diteliti. Setelah terkumpulnya semua data-data, penulis menjabarkan dengan memberikan analisa-analisa untuk kemudian diambil kesimpulan akhir dengan menggunakan analisa deskriptif.

Dalam wawancara ini penulis akan mewawancarai salah satu pimpinan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) mengenai Nilai-nilai Keislaman yaitu Bapak Wawan Iswandi, Beliau merupakan Kepala Subbagian

8

Rachmat Kriyantono, Tehnik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2010), h.100.


(24)

Komunikasi Publik Bagian Teknologi Informasi dan Komunikasi. Penulis juga akan mewawancarai beberapa pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) mengenai hal yang sama yaitu tentang Nilai-nilai Keislaman yang diterapkan.

b. Teknik Pengolahan Data

Mengolah data yang terkumpul dan diperoleh untuk diterjemahkan ke dalam bentuk tabel-tabel dan grafik. Hasil dari wawancara akan dijabarkan ke dalam bentuk narasi. Data yang diolah akan disesuaikan dengan kerangka konsep keilmuan komunikasi organisasi, sehingga keabsahan hasil data dapat lebih maksimal.

c. Teknik Analisa Data

Setelah data yang terkumpul melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara, maka langkah selanjutnya adalah data tersebut disusun secara sistematis dengan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data dimana peneliti terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil kemudian menganalisanya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis, kemudian diklarifikasikan untuk dianalisa sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, setelah itu disajikan dalam bentuk laporan ilmiah


(25)

12

5. Waktu dan Tempat Penulisan

Penelitian dilakukan pada Maret 2014 – Mei 2014, atau sampai data yang dikumpulkan cukup untuk menyelesaikan penelitian ini. Tempat peniltian ini berada di Kantor bagian Bidan Kepagawaian Pendidikan dan Pelatihan di Jalan Purnawarman No. 99 Jakarta Selatan.

H. Sistematika Penulisan

Untuk menggambarkan dan menguraikan secara jelas mengenai hal-hal yang terkandung dalam skripsi ini, maka sistematika dalam penulisan ini akan diuraikan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penilitian, manfaat penilitian, tinjauan pustaka, metodelogi penilitian dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teoritis

Menjelaskan tentang pengertian Keuangan Negara, Keungan Orang-orang, Keuangan Pribadi, Pelanggaran Manajemen menurut Pandang Islam, Prinsip Nilia-nilai Keislaman dalam Manjemen Keuangan, Komunikasi, Komunikasi Organisasi, Teori Hubungan Manusia, Fungsi Komunikasi dalam Organisasi, Bentuk Komunikasi


(26)

Organisasi, , Nilai Keislaman dan Nilai-nilai Kementerian Keuangan.

BAB III Gambaran Umum Bagian Kepegawaian BPPK

Menjelaskan tentang gambaran umum Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dan gambaran umum bagian kepegawaian Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang meliputi struktur organisasi, visi dan misi, tugas pokok, dan fungsi BPPK dalam Departemen Keuangan.

BAB IV Bentuk Komunikasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dalam Pendalaman Nilai-nilai Keislaman

Bab ini membahas hasil temuan data dan analisis data yakni Bagaimana Komunikasi organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Dalam Menerapkan Nilai-Nilai Keislaman Kepada Pegawai.

BAB V Penutup


(27)

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Manajemen Harta, Transparan, Tertulis, dan Tidak Tertulis Menurut Pandangan Islam

1. Keuangan Negara

Keuangan negara merupakan fungsi untuk mengatur, merencakan, menyusun penerimaan dan pengeluaran negara. Dalam arti luas sebagai objek keuangan negara adalah semua hak, kewajiban, negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun barang yang dapat dijadikan milik negaraberhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.1 Keuangan negara bisa didapat dari pemungutan dan penerimaan pajak yang dibayarkan oleh warga negaranya sendiri. Keuangan negara dapat meliputi APBN dan APBD bisa juga meliputi penerimaan dan pengeluaran negara, penerimaan dan pengeluaran daerah

Dalam pengurusan keuangan negara terdapat hak-hak dan kewajiban negara. Hak-hak negara meliputi hak mencetak uang, hak mengadakan pinjaman, hak mengadakan pinjaman paksa, dan hak menarik pajak. Kewajiban negara meliputi kewajiban menyelenggarakan tugas negara dan kewajiban membayar tagihan-tagihan yang datang dari pihak ketiga. Dalam pengelolaan keuangan negara dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu

1

Sonny Sumarsono, Manajemen Keuangan Pemerintah, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2010), h. 35


(28)

keuangan negara yang dikelola langsung oleh negara dan keuangan negara yang dikelola terpisah oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Lembaga-lembaga Keuangan Milik Negara yang dapat meliputi Perusahaan Juwatan (Perjan), Perusahaan Umum Negara (Perum), dan Perusahaan Perseroan Negara (Persero).

2. Keuangan Orang-orang

Keuangan orang-orang bisa dikatakan juga keuangan masyarakat atau bisa juga dikatakan keuangan publik. Keuangan orang-orang atau publik adalah suatu bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang segala aktivitas keuangan pemerintah kepada masyrakat. Aktivitas itu bisa meliputi pengualaran negara, sumber-sumber penerimaan negara seperti pajak, pinjaman negara dan pelunasannya, keseimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, kebijakan fiskal, distribusi pendapatan nasional, kesempatan kerja, mengatur harga-harga, dan efesiensi alokasi sumber daya.2

Bisa dikatakan bahwa keuangan orang-orang atau keuangan publik itu ilmu yang mempelajari pengaturan dan pengelolaan keuangan pemerintah untuk publik atau masyarakat. Pengaturan dan pengelolaan itu meliputi penerimaan dan pengeluaran keuangan yang dikhususkan untuk masyrakat atau publik. Pengeluaran itu dapat meliputi pembangunan infrastruktur yang digunakan oleh mayarakat juga. Penerimaan keuangan untuk negara dari masyarakat yang paling besar adalah dari pajak. Pajak tersebut meliputi pajak

2

Nurul Huda dan Ahmad Muti, Keuangan Publik Islami : Pendeketan Al-Kharaj (Imam Abu Yusuf), (Bogor:Ghalia Indonesia, 2011), h. 8


(29)

16

apa saja yang diwajibkan untuk dibayar. Penerimaan pajak ini juga akan dikeluarkan untuk masyarakat atau publik juga, seperti yang dituliskan di atas untuk pembangunan infrastuktur.

3. Keuangan Pribadi

Keuangan pribadi adalah keuangan yang dimiliki oleh orang atau pribadi diri sendiri tanpa ada campur tangan dari pemerintah. Keuangan pribadi juga bisa dikatakan keuangan rumah tangga. Keuangan pribadi meliputi penerimaan dan pengeluaran keuangan juga. Penerimaaan keuangan pribadi itu bisa didapatkan dari gaji, keuntungan bisnis. Pengeluaran keuangan pribadi itu berupa kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh pribadi atau orang itu sendiri.

Dalam mengelola keungan pribadi kita harus mempunyai perencaan yang matang sehingga tidak terjadinya pengeluaran lebih banyak dibandingkan daripada penerimaan. Perencanaan sangat penting untuk mengatur keuangan pribadi, karena tanpa adanya perencanaan keuangan pribadi akan habis untuk dibelikan kebutuhan yang tidak bermanfaat. Sehingga perencaan adalah hal yang paling utama untuk keuangan pribadi dalam menstabilkan antara penerimaan dan pengeluaran.

Dalam merencanakan keuangan pribadi terlebih dahulu memikirkan penerimaan darimana saja yang didapatkan. Bisa dari gaji, keuntungan bisnis, sewa rumah, sewa gedung, dan lain-lain yang berkaitan dengan penerimaan. Setelah mengetahui total dari penerimaan yang didapat setelah itu merencakan tentang pengeluaran. Terlebih dahulu mempunyai catatan untuk


(30)

daftar-daftar pengeluaran yang dikeluarkan. hal-hal yang tidak begitu perlu tidak dimasukkan ke dalam daftar pengeluaran. Setelah mempunyai daftar pengeluaran selanjutnya penerimaan yang didapatkan dibayarkan untuk pengeluaran. Meminimalisir pengeluaran adalah langkah yang baik, untuk dapat menyisakan penerimaan yang dapat digunakan untuk menabung, sedekah, hal-hal yang berguna untuk masa depan.

4. Pelanggaran Manajemen Menurut Pandangan Islam

Pelanggaran-pelanggaran manajemen dapat terjadi di dalam organisasi. pelanggaran-pelanggaran bisa saja karena kesalahan pimpinan atau anggota di dalam organisasi. menurut islam pelanggaran-pelanggaran tersebut misalnya anggota telat datang ke kantor, membuat perbuatan-perbuatan tercela seperti korupsi, tidak jujur dalam bekerja, tidak melayani masyarakat dengan baik, selalu mempunyai prasangka yang buruk terhadap sesama anggota.

Anggota sebuah organisasi yang melanggar harus juga diberikan hukuman. Pimpinan organisasi sebagai orang yang paling tinggi di sebuah organisasi harus memberikan hukuman sesuai dengang pelanggaran. Pimpinan tidak boleh langsung memberikan hukuman kepada anggota. Pimpinan yang baik adalah pimpinan yang menyelidiki terlebih dahulu kepada anggota kenapa bisa melakukan pelanggaran. Misalnya anggota atau pegawai dalam sebuah organisasi melakukan pelanggaran telat datang ke kantor tiga hari berturut-turut. Sebelum memberikan hukuman terlebih dahulu pimpinan bertanya kepada anggota yang melakukan pelanggaran tersebut,


(31)

18

pertanyaaannya tentang apa sebabnya selalu datang terlambat. Setelah diselidiki bahwa anggota itu datang ke kantor karena istrinya habis melahirkan sehingga pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh anggota itu. Setelah mengetahui sebabnya, pimpinan yang baik akan memikirkan pantas atau tidak diberikan hukuman atau hanya diberikan teguran saja.

Berbeda dengan anggota yang melakukan pelanggaran pencucian uang atau korupsi. Pelanggaran ini adalah pelangaran berat dalam manajemen, sehingga pemimpin yang baik tidak bertoleransi kepada anggotanya. Pemimpin yang bijak juga akan memberikan hukuman yang bijak juga kepada anggota yang melakukan pelanggaran tersebut. pemimpin yang baik akan memberika hukuman yang terbaik misalnya bila anggota menyesal melakukan pelanggaran tersebut. pemimpin yang baik akan memberikan hukuman yang setimpal seperti menurunkan jabatannya ke tingkat yang lebih rendah.

5. Prinsip Nilai-nilai Islam dalam Manajemen

Prinsip nilai-nilai Islam dalam manajemen terdapat juga dalam sebuah organisasi. Nilai-nilai Islam ini akan menjadi pedoman etika berorganisasi dalam sebuah organisasi. misalnya terdapat nilai kejujuran, kejujuran adalah perbuatan yang tidak curang, tulus, ikhlas, dapat dipercaya, tidak berbohong, tidak memfitnah, dan berkata apa adanya. Kejujuran juga bukan sekedar tidak berbohong, tetapi berbicara dan bertindak dengan baik. kejujuran itu sangat diperlukan dalam manajemen dan juga diperlukan dalam sebuah organisasi. Tanpa adanya kejujuran dalam bekerja organisasi akan menjadi berantakan


(32)

dan tidak teratur. Karena kejujuran seseorang bisa dikatakan amanah atau dapat dipercaya. Seseorang yang bekerja dengan jujur dalam manajemen akan dimudahkan dalam bekerja. Dalam organisasi jujur bisa menjauhkan seseorang dari perbuatan tercela seperti memanipulasi data, korupsi. Pemimpin dalam organisasi harus juga menanamkan kejujuran kepada anggotanya. Sebelum menanamkan pemimpin juga harus mencontohkan sikap yang baik sehingga anggota akan mengikuti sikap yang baik juga. Karena organisasi akan berjalan lancar bila pemimpin dan anggotanya mempunyai sikap yang apalagi mempunyai sikap yang jujur.

Selain kejujuran nilai-nilai islam terkait dalam manajemen antara lain ketulusan, memiliki sangka yang baik (husnuzan), saling menghormati. Nilai ketulusan dalam manajemen penting. Ketulusan berarti bekerja dengan hati, dengan ikhlas juga. Misalnya seseorang dalam sebuah organisasi bekerja dengan hati maka pekerjaannya akan menjadi lebih baik dan cepat terselesaikan. Memiliki sangka yang baik atau husnuzan juga perlu dalam manajemen dan juga dalam organisasi. Memiliki sangka yang baik atau husnuzan dapat mempererat tali silaturahmi antara anggota organisasi. Pemimpin organisasi juga mempunyai sangka yang terhadap anggota yang dapat mengerjakan pekerjaan dengan benar dan selesai. Nilai-nilai Islam sangat membantu dalam manajemen atau sebuah organisasi. Karena dapat bekerja dengan sesuai syariat Islam selain itu dapat menambah keimanan seseorang.


(33)

20

B. Komunikasi Organisasi

1. Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi dalam sehari-hari sangat penting karena tanpa komunikasi manusia tidak dapat bertindak dengan baik. Begitu juga dengan suatu organisasi, organisasi dapat berjalan secara baik bila para anggota organisasi berkomunikasi dengan efektif, sehingga komunikasi dapat berperan penting dalam berjalannya suatu organisasi. Sebelum kita mengenal komunikasi organisasi, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa pengertian dari komunikasi dan apa pengertian dari organisasi.

Secara etimologis komunikasi berasal dari communication yang berarti sama, dalam hal ini berarti membuat kebersamaan makna dalam suatu hal antara dua orang atau lebih. Oleh karena itu jika kita berada dalam suatu situasi berkomunikasi, kita memiliki beberapa kesaman dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau kesamaan arti dan simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi.3Pengertian lain komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka.4

Sedangkan secara terminologi atau menurut para ahli mendefinisikan komunikasi antara lain sebagai berikut :

Janis Hovland dan Kelly mendefinisikan komunikasi adalah suatu proses melalui seseorang menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata)

3

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Rajawali Press, 2009

4

Richard West & Lynn H. Turner, Pengertian Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, (Jakarta : Salemba Humanika, 2009), h. 7


(34)

dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lainya (khalayak).5 Pengertian lain dari Laswell mendefinisikan bahwa komunikasi pada dasarnya merupakan proses yg menjeleskan “siapa”, “mengatakan apa”, “dengan saluran apa”, “kepada siapa”, dan “dengan akibat atau hasil apa”.6 Berbeda dengan pengertian Everet M. Rodgers dan Lawrence Kincaid, mereka mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.7 Dari pengertian-pengertian di atas disimpulkan bahwa Komunikasi adalah suatu proses dua orang atau lebih yang membicarakan tentang sesuatu melalui apa atau dengan media apa yang digunakan sehingga akan menimbulkan efek dari pembicaran sebelumnya.

Organisasi merupakan suatu wadah yang ada menampung sejumlah orang yang memiliki tujuan yang sama. Melalui organisasi seseorang dapat mengeluarkan aspirasinya ke anggota organisasi. Schein mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.8 Dalam organisasi terdapat sifat ketergantungan satu sama lain sehingga terjadinya interaksi antar anggota yang membuatkan organisasi itu hidup. Sifat tergantung satu bagian dengan

5

Nurdin Prakaya, Pengantar Ilmu Komunikasi, Gorontalo : Sultan Amai Press, 2009

6ibid 7

Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi :Teori dan Praktek, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009

8


(35)

22

bagian lain menandakan bahwa organisasi yang dimaksudkan Schein ini merupakan suatu sistem.9

Pendapat lain Kocler mengatakan bahwa Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.10 Berbeda dengan pendapat Wright mengatakan bahwa organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang sama.11

Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Organisasi merupakan suatu wadah yang didalamnya ada beberapa orang yang membicarakan tentang sesuatu dengan tujuan yang sama sehingga menghasilkan suatu pemahaman baru dengan kesepakatan secara bersama. Organisasi juga harus berkoordinasi supaya para anggota bekerja menurut semestinya dan tidak menggangu pekerjaan anggota lainya. Misalnya dalam sebuah kantor atasan akan mengkoordinasikan pekerjaan bawahannya sehingga pekerjaan masing-masing bawahannya menjadi lancar.

Komunikasi merupakan unsur pemikat dalam sebuah organisasi. Tanpa komunikasi kegiatan yang ada tidak dapat dilakukan secara terorganisir, sehingga adanya komunikasi berdampak sangat besar dalam suatu organisasi. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu proses pertukaran informasi dalam sebuah organisasi untuk mencapai kesepakatan bersama dalam tujuan yang sama. Dalam organisasi

9Ibid 10Ibid 11


(36)

komunikasi antar anggotanya harus efektif, karena komunikasi yang efektif yang dapat mewujudkan tujuan-tujuan dari organisasi.

Seperti dikatakan di atas bahwa komunikasi itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, apalagi dalam suatu organisasi. Oleh sebab itu, komunikasi dalam organisasi adalah suatu sistem aliran yang menghubungkan dan membangkitkan kinerja antar bagian dalam organisasi sehingga menghasilkan sinergi12. Dalam hal ini Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.13 Apa yang dikatakan Redding dan Sanborn memang benar bahwa dalam suatu organisasi akan adanya pertukaran informasi dari para anggotanya sehinngga terjadinya komunikasi antar anggota. Maksud dari organisasi yang kompleks yang dikatakan Redding dan Sanborn adalah organisasi yang lengkap yang mempunyai ketua dan anggota. Pengertian lain Josep A. Devito mendefinisikan komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan dalam organisasi di dalam kelompok formal maupun informal organisasi.14 Pengertian komunikasi organisasi yang dinyatakan Josep Devito sama seperti pengertian komunikasi organisasi yang dinyatakan Redding dan Sanborn yaitu pengiriman dan penerimaan suatu informasi dalam sebuah organisasi.

Dari pengertian di atas bahwa dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah sekumpulan orang atau suatu sistem yang saling

12

Abdullah Mahmuh, Komunikasi Organisasi: Dalam Perspektif Teori dan Praktek, Malang: UMM Pers, 2008, h. 4

13

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2011 h.6

14

Abdullah Mahmuh, Komunikasi Organisasi: Dalam Perspektif Teori dan Praktek, Malang: UMM Pers, 2008, h. 6


(37)

24

komunikasi, berhubungan dan mempunyai kepentingan, visi, dan misi, yang sama didalam kelompok formal maupun informal.

2. Teori Organisasi

Banyak teori organisasi dalam kajian ilmu komunikasi organisasi seperti, teori klasik, teori hubungan manusia, teori sistem sosial, teori politik, teori simbol, dan lain-lain sebagainya. Dalam skripsi ini peniliti memakai teori hubungan manusia yang dipopulerkan oleh Elton Mayo.

Elton Mayo lahir di Australia, Elton Mayo sendiri dahulunya adalah mahasiswa kedokteran yang kemudian Mayo mengikuti minatnya akan ilmu filsafat dan psikologi. Elton mayo melakukan penilitian yang dikenal sebagai

Hawthrone Studies atau percobaan-percobaan Hawtrhone dan dalam penelitian tersebut menghasilkan teori yang dipakai dalam penelitian ini yaitu teori hubungan manusia.

Teori hubungan manusia ini menekankan pada pentingnya individu dan hubungan sosial dalam suatu organisasi. Teori ini menyarankan strategi peningkatan dan penyempurnaan organisasi dengan meningkatkan kepuasan anggota organisasi dan menciptakan organisasi yang dapat membantu individu mengembangkan potensinya.15

Teori ini kebalikan dari teori klasik bahwa teori klasik itu menekankan pada keuntungan semata dan tidak memikirkan kesejahteraan dari para pekerja. Berbeda dengan teori hubungan manusia, teori ini melihat bahwa suatu anggota sebuah organisasi mempunyai kebutuhan sosial dan

15


(38)

kepentingannya sendiri-sendiri. Anggota perlu mempunyai hubungan sosial dengan anggota lain untuk memperluas pengetahuan anggota tersebut. Dalam teori hubungan manusia ini menyadarkan akan pentingnya anggota mempunyai kebutuhan sosial.

Ahli psikologi Mc Gregors mempunyai enam anggapan dasar tentang teori hubungan manusia diantaranya. Yang pertama, manusia sebenarnya mempunyai sifat untuk dapat bekerja keras untuk sebuah kepuasan. Kedua manusia dapat melatih dan mengontrol dirinya dalam upaya mewujudkan tujuan dari organisasi. Ketiga pekerjaan yang dikerjakaan manusia hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka. Keempat manusia belajar dari kesalahan dan dapat mempertanggung jawabkan pekerjaannya. Kelima dalam memecahkan masalah organisasi manusia mempunyai ide yang kreatif untuk mendapatkan solusi. Terakhir manusia mempunyai rasa kesatuan dari semua anggota organisasi untuk membuat keputusan.

Dari anggapan dasar yang dikatakan Mc Gregor inti dari teori hubungan manusia itu adalah pada penekanan para pekerja yang tidak hanya untuk bekerja saja, mereka juga membutuhkan kepuasan pribadi yang dapat juga mewujudkan tujuan dari organisasi tersebut.

3. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi a. Fungsi Produksi dan Pengaturan

Fungsi ini artinya adalah komunikasi dalam organisasi sangat berhubungan dengan penyelesaian pekerjaan dan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan dari organisasi yang berorientasikan kepada


(39)

26

produksi dan pengaturan. Fungsi komunikasi ini meliputi pesan yang memungkinkan para manajer dan para anggota organisasi untuk:16

1. Menentukan sasaran dan tujuan. 2. Merumuskan bidang masalah. 3. Menilai prestasi.

4. Mengkoordinir tugas-tugas yang secara fungsional saling bergantung.

5. Menentukan standard hasil prestasi.

6. Mengomando, menunjukkan kepada pegawai apa yang harus dilakukan, memberi perintah.

7. Memberikan intruksi, menunjukkan kepada pegawai bagaiman melaksanakan suatu perinah, mengembangkan prosedur, dan memahami kebijaksanaan.

8. Memimpin dan mempengaruhi. b. Fungsi Pembaharuan

Maksud dari fungsi ini adalah agar organisasi bisa dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan. Untuk itu organisasi harus membuat rencana-rencana baru. Rencana-rencana baru itu disampaikan pada waktu pertemuan-pertemuan pemecahan masalah dan pada waktu rapat-rapat anggota organisasi. Pesan yang disampaikan itu termasuk kategori pesan pembaharuan.

16

Abdullah Mahmuh, Komunikasi Organisasi: Dalam Perspektif Teori dan Praktek, Malang: UMM Pers, 2008, h. 75


(40)

c. Fungsi Pemasyarakatan atau pemeliharaan

Fungsi ini yang meliputi dari harga diri, imbalan dan motivasi dari para anggota organisasi. Maksud dari fungsi ini adalah bahwa sebuah organisasi hendaknya memberikan pengalaman yang menyenangkan atau

reward kepada anggota yang berprestasi. Rewardatau imbalan itu bisa berupa uang, prestise, status, dan pekerjaan menarik. Pemberian imbalan dengan maksud untuk memelihara anggota supaya tidak keluar dari organisasi tersebut.

d. Fungsi Tugas

Fungsi ini berkaitan dengan aktivitas-aktivitas komunikasi yang berkenaan dengan tugas-tugas organisasi. Pimpinan memberikan pesan yang mencakup semua karyawan mengenai tugas-tugas mereka dan memberikan pesan supaya melaksanakan tugas secara efesien dan benar. Fungsi tugas dapat dikatakan sebagai pesan yang berhubungan dengan output sistem yang diinginkan organisasi.

e. Fungsi Perintah

Maksud fungsi ini komunikasi dapat membolehkan anggota organisasi bertindak sesuai perintah. Hasil fungsi perintah adalah koordinasi di antara sejumlah anggota yang saling bergantung dalam organisasi tersebut.


(41)

28

f. Fungsi Relasional

Fungsi ini menghubungkan dengan hubungan dengan sesame anggota organisasi yang membolehkan berkomunikasi dengan semua eleman yang ada didalam organisasi tersebut.

g. Fungsi Manajemen Ambigu

Maksud dari fungsi ini komunikasi dapat memecahkan masalah organisasi yang ambigu. Jadi komunikasi ini menjadi alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan yang melekat dalam organisasi. 4. Bentuk-bentuk Komunikasi Organisasi

Adapun bentuk-bentuk dari komunikasi organisasi dalam hal ini dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a) Komunikasi Verbal dan Non Verbal

Komunukasi verbal dan non verbal adalah bagian dari komunikasi vertikal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang umum paling umum yang digunakan dalam sebuah organisasi. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan antara komunikator dan komunikan melalui kata-kata atau simbol-simbol, yang disampaika baik melalui lisan maupun tulisan. Dalam organisasi komunikasi verbal dapat mengindentifikasi tujuan, pengembangan tingkah laku dan strategi, dan dapat mencapi tujuan

Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang dilakukan antara komunikator kepada komunikan yang disampaikan melalaui gerakan atau gekstur tubuh, ekspresi tanpa diucapkan secaran lisan serta ditulis.


(42)

Dalam organisasi komunikasi non verbal dapat meekspresikan perasaan masing-masing anggota organisasi. Contoh pimpinan tersenyum kepada anggota organisasi karena telah menyelesaikan pekerjaan dengan baik, itu menandakan perasaan senang atau bahagia pimpinan kepada anggota organisasi.

b) Komunikasi Lisan dan Tulisan

Komunikasi lisan dan tulisan merupakan jenis dari komunikasi verbal. Komunikasi lisan adalah penyampaian pesan yang dilakukan komunikator kepada komunikan melalui oral atau kata-kata yang diucapkan. Dalam organisasi komunikasi lisan ini sering terjadi, misalnya dalam sebuah rapat yang mendiskusikan tentang untuk kemajuan organisasi. Dalam diskusi tersebut terdapat komunikasi lisan dari pimpinan maupun anggota yang ingin menyampaikan ide atau gagasannya.

Sedangkan komunikasi tulisan adalah proses penyampaian pesan antara komunikator dengan komunikan melalui tulisan. Dalam organisasi komunikasi tulisan biasanya digunakan dalam menyampaikan pesan dari pimpinan kepada bawahan melalui surat yang diterbitkan oleh pimpinan. Misalnya pimpinan menuliskan surat untuk kepada pegawai yang memberitahukan bahwa besok akan ada rapat. Dalam komunikasi tulisan juga bisa terjadi dalam memo sesama anggota.


(43)

30

c) Komunikasi Ke bawah, Ke atas, dan Ke samping

Komunikasi ke bawah dan ke atas merupakan jenis komunikasi vertikal, sedangkan komunikasi ke samping merupakan jenis komunikasi horizontal. Komunikasi ke bawah, ke atas, dan ke samping merupakan komunikasi yang paling sering terjadi dalam sebuah organisasi. Komunikasi ke bawah adalah pesan yang datang dari atasan kepada bawahannya. Pesan itu bisa berupa lisan atau tulisan. Misalnya dalam organisasi, pimpinan berbicara dengan anggota untuk segera menyelesaikan pekerjaan.

Komunikasi ke atas merupakan kebalikan dari komunikasi ke bawah. Komunikasi ke atas adalah penyampaian pesan yang disampaikan oleh anggota kepada pimpinan yang bisa disampaikan melalui lisan atau tulisan. Pesan yang disampaikan biasanya berupa laporan prestasi kerja, saran-saran dan rekomendasi, usulan anggaran organisasi, pendapat dan keluhan kerja.

Komunikasi ke samping terjadi dalam sesama anggota di dalam organisasi. komunikasi ke samping adalah penyampaian pesan yang dilakukan oleh anggotan kepada sesama anggota lain. Komunikasi ke samping dapat membantu untuk memperat kordinasi sesama anggota dalam hal pekerjaan.


(44)

C. Nilai-Nilai

1. Nilai-nilai Keislaman

Nilai merupakan sebuah pedoman yang mendasar dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu. Nilai secara praktis merupakan sesuatu yang bermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari.17 Nilai juga menjadi tolak ukur kita dalam mengerjakan sesuatu. Nilai adalah standar dari tingkah laku yang mengikat manusia dan sepatutnya dijalakan serta dipertahankan. Nilai juga bagian dari potensi dari seseorang yang berada dalam dunia rohaniah, tidak dapat dilihat, diraba, dan sebagainya. Namun nilai sangat berpengaruh dalam setiap perbuatan dan penampilan seseorang. Dalam kamus besar Besar Indonesia, nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang berguna dan penting bagi kemanusian. Misalnya dalam konteks keagamaan, nilai merupakan konsep mengenai penghargaan tinggi yang diberikan oleh warga masyarakat kepada beberapa masalah pokok di kehidupan keagamaan yang bersifat suci sehingga menjadi pedoman tingkah lalku keagamaan warga masyarakat bersangkutan.18

Nilai-nilai Islam dalam penerapan di organisasi biasanya terdapat dalam nilai moral. Misalnya nilai moral tersebut dalam nilai kejujuran, kedisiplinan, memberi layanan yang baik, ketulusan, selalu memberikan terbaik, memiliki sangka yang baik, selalu melakukan perbaikan. Nilai-nilai tersebut biasanya akan diterapkan di dalam suatu organisasi. Bila suatu

17

Jalaludin Rahmat dan Ahmad Zein, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan Islam, Surabaya: Putra Al Maarif, 1994

18

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, h. 615


(45)

32

organisasi menerapkan dan mendalami nilai-nilai tersebut maka organisasi akan berjalan secara lancar dan tidak ada konflik yang berseteru.

2. Nilai-nilai Kementerian Keuangan

Nilai-nilai Kementerian Keuangan menjadi tolak ukur pegawai dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Nilai-nilai kementrian keuangan juga menjadi tolak ukur pegawai keuangan dalam hal sikap, etika, dll. Penerapan nilai-nilai keutamaan Kementerian Keuangan ini menunjukkan bahwa Kementerian Keuangan memberikan warna spesifik bagi PNS di lingkungan Kementerian Keuangan tidak sama dengan PNS lainnya terutama dalam hal karakter dan budaya kerja.19 Dengan disosialisasikannya Nilai-nilai Kementerian Keuangan berarti Kementerian Keuangan akan membangun komunitas Kementerian Keuangan dengan profil yang berbeda dengan saat lalu. Nilai -Nilai ini akan menjadi pondasinya oleh karenanya harus dibuat yang kuat, mengakar, sehingga mampu menopang bangunan diatasnya, mampu menahan kalau ada goncangan sehingga bangunan tersebut tidak roboh.20

Sebagian nilai-nilai Kementerian Keuangan diambil dari nilai-nilai Keislaman. Contoh dalam nilai kejujuran yang terdapat dalam nilai Integritas yang ada didalam nilai-nilai Kementerian Keuangan. Seseorang

19

Memahami Pentingnya Nilai-nilai Kementerian keuangan, diakses pada tanggal 2 Januari 2014 jam 10.30 dari http://www.bppk.depkeu.go.id/webpajak/index.php/layanan-diklat/seputar-diklat/1340-memahami-pentingnya-nilai-nilai-kementerian-keuangan-

20

Memahami Pentingnya Nilai-nilai Kementrian keuangan, diakses pada tanggal 2 Januari 2014

jam 10.40

darihttp://www.bppk.depkeu.go.id/webpegawai/attachments/578_KUPASAN%20ATAS%20NIL AI.pdf


(46)

Muslim juga harus bekerja secara profesional sehingga tidak terjadinya perbuatan yang tercela itu juga terdapat dalam nilai profesional yang ada di nilai-nilai Kementerian Keuangan. Dalam melayani masyarakat BPPK juga harus melayani dengan baik, ramah, dan tepat waktu, dalam melayani dengan juga terdapat dalam nilai pelayanan yang ada di nilai-nilai Kementerian Keuangan. Memang sebagian nilai-nilai Kementerian Keuangan diambil dari nilai-nilai Keislaman.

Nilai-nilai tersebut akan menjadi tugas penting bagi bidang kepegawaian di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dalam menerapkan kepada pegawai. Jika nilai-nilai tersebut tertanam baik dalam diri PNS di Kementerian Keuangan maka kinerja dari PNS tersebut jauh dari kata buruk.

Dalam kelima nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut terdapat sepuluh perilaku utama yang dapat mewujudkan nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut. Sepuluh Perilaku utama itu adalah21:

1. Bersikap tulus, jujur, dan dapat dipercaya.

2. Menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela. 3. Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas. 4. Bekerja dengan hati

5. Memiliki sangka baik, saling percaya, dan menghormati 6. Menemukan dan melaksanakan solusi terbaik.

21

Memahami Pentingnya Nilai-nilai Kementerian keuangan, diakses pada tanggal 6 Mei 2014 jam 16:33 dari http://www.bppk.depkeu.go.id/webpajak/index.php/layanan-diklat/seputar-diklat/1340-memahami-pentingnya-nilai-nilai-kementerian-keuangan-


(47)

34

7. Melayani dengan berorientasi kepada kepuasan pemangku kepentingan.

8. Bersikap proaktif dan cepat tanggap. 9. Melakukan perbaikan terus-menerus. 10.Mengembangkan inovasi dan kreativitas.

Sepuluh perilaku utama dari Nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut yang akan membuat pegawai di Kementerian Keuangan memiliki Nilai-nilai Kementerian Keuangan.

D. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman

Pendalaman nilai-nilai Keislaman adalan proses,cara dan perbuatan yang bertujuan untuk mendalamkan nilai-nilai Keislaman. Proses, cara, dan perbuatan mendalamkan nilai-nilai Keislaman bisa dilakukan dengan mengadakan kegiatan rohani, program-program rohani yang mendukung dalam mendalamkan nilai-nilai Keislaman.

Dalam sebuah organisasi pendalaman nilai-nilai Keislaman sangat perlu untuk menanamkan moral dan akhlak yang baik kepada anggota organisasi guna untu menghindari perbuatan yang tercela seperti korupsi. Nilai-nilai Keislaman yang didalamkan di organisasi biasanya berupa nilai moral dan ahlak seperti kejujuran, kedisiplinan, amanah. Tujuan mendalamkan nilai-nilai Keislaman di organisasi adalah seperti yang dikatakan di atas untuk membuat anggotanya yang mempunyai moral dan akhlak yang baik sehingga terhindar dari perbuatan tercela dan dapat mewujudkan tujuan organisasi.


(48)

35

KEUANGAN (BPPK)

A. Sejarah Terbentuknya Badan Pendidikan dan Keuangan (BPPK)

Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) terbentuk bermulai dari Kementerian Keuangan yang kekurangan tenaga ahli dan terampil di bidang keuangan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah pada saat itu menyelenggarakan program pendidikan baik di dalam Negeri maupun di luar Negeri.

Pada waktu masa lampau tenaga ahli keuangan jumlahnya sangat sedikit. Sementara itu, sejak tahun 1950 tenaga-tenaga ahli Belanda sudah mulai pulang ke negeri mereka, sehingga Kementerian Keuangan banyak mengalami kesulitan dalam menjalankan fungsinya.1 Pada saat itu pemerintah menyadari bahwa perlu adanya tenaga ahli dan terampil dibidang keuangan, sehingga tahun 1956 dan tahun 1960 Kementerian Keuangan mengirimkan pegawai-pegawainya untuk mengikuti pendididikan tinggi di luar Negeri. Pendidikan tinggi yang diikuti oleh pegawai Kementerian Keuangan adalah Ajun Akuntan Negara dan Ajun Akuntan Pajak dan pabean tahun 1956 Akademi Thesauri Negara pada tahun 1960.

1

Sejarah Pendidikan Keuangan di Kementerian Keuangan, diakses pada tanggal 13 Mei 2014 jam 12.41 dari http://www.bppk.kemenkeu.go.id/index.php/id/tentang-bppk--profil-instansi/sejarah-bppk-perkamen-tua


(49)

36

Dari pengamatan yang timbul dan hilangnya suatu pendidikan yang sejak waktu lampau maka sejarah pendidikan keuangan pada Kementerian Keuangan dapat digolongkan menjadi:2

1. Pendidikan Jangka Panjang Dan Pendek Pada Masa Sebelum BPLK a. Pendidikan Jangka Panjang

1) Akademi Pajak dan Pabean (AP2)

Akademi ini didirikan pada 25 November tanggal 1957, didirikannya akademi ini dengan maksud untuk mendidik calon-calon “inspector”. Namun akademi ini dibubarkan pada tanggal 5 Oktober 1959.

2) Kursus Thesauri Negara

Sekolah ini didirikan pada tanggal 7 November 1958, didirikan untuk menyediakan tenaga ahli di bidang Keuangan Negara dalam rangka pelimpahan tugas administrasi Negara. 3) Sekolah Tinggi Ilmu Keuangan Negara (STIKN)

Setelah Akademi Pajak dan Pabean dibubarkan untuk memenuhi tenaga-tenaga ahli dibidang keuangan sehingga Kementerian Keuangan dengan ini lembaga keuangan mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Keuangan Negara (STIKN) pada tanggal 31 Desember. Sekolah ini mempunyai empat jurusan yaitu jurusan Pajak Umum, Bea dan Cukai, Kebendaharaan Umum, dan Akuntansi dengan pendidikan selama lima tahun yang meliputi tiga

2

Sejarah Pendidikan Keuangan di Kementerian Keuangan, diakses pada tanggal 13 Mei 2014 jam 12.55 dari http://www.bppk.kemenkeu.go.id/index.php/id/tentang-bppk--profil-instansi/sejarah-bppk-perkamen-tua


(50)

tingkat pendidikan yaitu pendidikan persiapan, pendidikan umu, dan pendidikan umum. Mahasiswa yang berhasil lulus diakhir pendidikan di sekolah ini akan mendapatkan ijazah dan mendapatkan gelar sarjana. Mahasiswa STIKN dapat digolongkon menjadi:

1. Mahasiswa yang diterima dari umum yang kemudian berstatus ikatan dinas;

2. Mahasiswa yang berstatus pegawai negeri, yaitu mereka yang semula sudah bekerja pada suatu jawatan dalam lingkungan Departemen Keuangan

3. Berdasarkan S.K. Menteri Keuangan Nomor : 175403/UP/X, dapat juga diterima sebagai mahasiswa STIKN adalah para pegawai di lingkungan Departemen Keuangan yang telah memperoleh pendidikan istimewa selama 2 ½ tahun atau 3 tahun sesudah SMA

Setelah lulus dari STIKN mahasiswa ini akan menjadi :

1. Penilik Pajak atau Penilik Pabean atau lain pejabat yang berpangkat sederajat atau lebih tinggi;

2. Penata Pajak atau Pemeriksa Pabean Kepala atau lain pejabat yang berpangkat sederajat atau lebih tinggi;

3. Ajun Akuntan yang lulus dari kursus Jabatan Ajun Akuntan; 4. Penata Keuangan yang lulus dari kursus Thesauri Negara.


(51)

38

4) Akademi Thesauri Negara (ATN)

Kementerian Keuangan dalam hal ini lembaga keuangan Negara menyadari bahwa Perguruan Tinggi lain belom menghasilkan tenaga-tenaga ahli yang cakap dalam bidang keuangan, sehingga Kementerian Keuangan pada tanggal 7 April 1960 merubah Kursus Thesauri Negara menjadi Akademi Thesauri Negara (ATN).

Lama pendidikan Akademi Thesauri Negara adalah tiga tahun yang terbagi atas tiga tingkatan pendidikan yaitu tingkat persiapan selama satu tahun, tingkat II selama satu tahun, dan sarjana muda selama satu tahun. Pegawai yang dapat masuk akademi ini adalah pegawai yang mempunyai jabatan sebagai penata keuangan dalam golongan E2/II/P.G.P.N. 1955 dan yang memenuhi persyaratan yang dipilih oleh Thesauri Jendral.

5) Akademi Dinas Pemeriksa Keuangan (ADPK)

Akademi Dinas Pemeriksa Keuangan (ADPK) didirikan pada tanggal 30 September 1963, akademi ini adalah perluasan dari kursus tinggi pengawas keuangan. Disamping kursus tersebut adapula kursus pemeriksa keuangan yang pada akhir berganti nama menjadi Sekolah Dinas Pemeriksa Keuangan (SDPK) yang lama pendidikannya dua tahun.

Seperti pendidikan lainnya, lama pendidikan di akademi ini selama tiga tahun dan mempunyai dua jurusan yaitu jurusan


(52)

umum dan jurusan perusahaan yang ditentukan setelah mahasiswa tersebut melampui tingkat II. Pada akhir pendidikan para lulusan dari akademi ini wajib untuk mengikuti ujian negara untuk mendapatkan gelar Bakaloriat.

6) Pendidikan Tenaga Akuntan

Pendidikan Tenaga Akuntan ini dibagi menjadi : a) Kursus Jabatan Ajun Akuntan

Kursus ini didirikan pada tanggal 31 Juli 1952 yang mempunyai dua jurusan yaitu Ajun Akuntan Pajak (AAP) yang dikelola oleh Jawatan Akuntan Pajak dan diselenggarakan di Jakarta. Jurusan kedua Ajun Akuntan Negara yang dikelola oleh Jawatan Akuntan Negara dan diselenggarakan di Bandung.

b) Kursus Jabatan Pembantu Akuntan

Pada tahun 1959 di Bandung diadakan Kursus Jabatan Pembantu Akuntan. Kursus ini dilaksanakan untuk memenuhi tenaga pembantu akuntan. Kursus ini dilaksanakan selama 12 bulan dengan penekan materi pelajaran pada Tata Buku dan Hitung Dagang. Lulusan kursus mendapat ijazah Bond A dan B. Kursus ini diselenggarakan dan dikelola oleh Jawatan Akuntan Negara.


(53)

40

c) Akademi Jabatan Ajun Akuntan (ADAA)

Akademi ini dibentk pada tanggal 24 Agustus 1960 yang diselenggarakan oleh Jawatan Akuntan Negara di Bandung. Lulusan akademi ini akan diangkat sebagai ajun akuntan dan digaji menurut golongan E ruang PGPN 1961.

d) Akademi Ajun Akuntan Negara (A3N) dan Akademi Ajun Akuntan Pajak (A3P)

Pada tanggal 17 Mei 1965 Akademi Jabatan Ajun Akuntan dirubah menjadi Akademi Ajun Akun Negara yang diselenggarakan oleh Direktorat Akuntan Negara di Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Palembang, Ujung Pandang, Ambon. Sedangkan Akademi Ajun Akuntan Pajak diselenggarakan di Palembang, Jakarta dan Bandung oleh Direktorat Pajak.

7) Akademi Perbendaharaan Negara (APBN)

Sebelum akademi ini berdiri sudah ada pendidikan untuk pegawai yang menangani perbendaharaan Negara. Misalnya kursus-kursus perbendaharaan Negara pada tahun 1950. Pada tahun 1952 untuk memenuhi pegawai yang terampil dan cakap dalam bidang perbendahaaran Negara maka Kementerian Keuangan mendirikan pendidikan pendidikan teknis di bidang Pengelolaan Keuangan Negara (P3KN) untuk para tenaga menengah (SMP). Sedangkan untuk menjadi Kepala Kantor minimal harus


(54)

mempunyai pendidikan SLTA yang disamakan golongan II/a. pendidikan ini diselenggarakan di Palembang, Medan, Surabaya, Ujung Pandang dan Banjarmasin.

Pada tahun 1964 berdiri pendidikan Kursus Jabatan Penata Perbendaharaan (KDPP). Karena lulus KDPP itu sulit diterima oleh STIKN dan ATN sehingga KDPP merubah nama menjadi Akademi Perbendaharaan Negara berdasarkan Surat Keputusan Menteri Urusan Anggaran Negara R.I. tanggal 1 November 1965.

8) Institut Ilmu Keuangan (IIK)

Institut Ilmu Keuangan (IIK) didirikan pada tanggal 6 Mei 1967. Tujuan didirikannya IIK adalah untuk mendidik pegawai negeri menjadi seorang yang ahli di bidang Anggaran, Perpajakan, Bea dan Cukai serta Akuntansi dan untuk Menciptakan tipe sarjana spesialis dengan latar belakang pengetahuan yang luas. IIK mempunyai 4 jurusan Kebendaharaan Umum, Pajak Umum, Bea & Cukai dan Akuntansi, dan merupakan pengintegrasian beberapa perguruan tinggi di lingkungan Kementerian Keuangan dan Bepeka. Pengintegrasian perguruan tinggi itu antara lain:

a) Akademi Thesauri Negara diintegrasikan ke institut Ilmu Keuangan Jurusan Kebendaharaan Umum;

b) Akademi Perbendaharaan Negara diintegrasikan ke IIK Jurusan Kebendaharaan Umum;


(55)

42

c) Akademi Dinas Pemeriksa Keuangan untuk Jurusan Umum diintegrasikan ke IIK Jurusan Kebendaharaan Umum;

d) Akademi Dinas Pemeriksa Keuangan jurusan perusahaan diintegrasikan ke IIK Jurusan Akuntansi;

e) Akademi Ajun Akuntan Pajak diintegrasikan ke IIK Jurusan Pajak Umum;

f) Akademi Ajun Akuntan Negara diintegrasikan ke IIK Jurusan Akuntansi;

g) Sekolah Tinggi Ilmu Keuangan Negara diintegrasikan ke IIK sesuai dengan jurusannya masing-masing.

Pendidikan IIK berlangsung selama 5 tahun yang dibagi menjadi 2 tingkat yaitu tingkat Balakoriat dan Sarjana. Pada masa pendidikan antara tingkat Balakoriat dan sarjana terdapat masa praktek selama 2 tahun. Hanya mahasiwa yang memiliki nilai rata-rata 7 di tingkat Balakoriat yang dapat meneruskan tingkat IV tanpa melampaui praktek. Mahasiswa IIK adalah lulusan SLA atau sederajat yang memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Kementerian Keuangan.

IIK telah mendapat tanggapan positif dari Universitas Indonesia dan Falkutas Ekonomi Universitas Indonesia dengan menyatakan bahwa :


(56)

b) Kenyataan adanya gap ilmiah yang dialami sarjana lain (bukan sarjana keuangan) dalam menghadapi tugas administrator keuangan.

c) IIK bertingkat dan berstruktur Universitas.

d) Peraturan Pelaksanaan dan Syarat Penerimaan ditetapkan S.K. Menteri Keuangan yang setiap tahun disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.

b. Pendidikan Jangka Pendek

1) Pendidikan dan Latihan di Direktorat Jenderal Anggaran

Pendidikan dan Latihan ini berlangsung selama dua tahun yang diikuti pegawai Ditjen Anggaran. Selain pegawai dari Ditjen Anggaran, pegawai dari Kementerian Keuangan dan pegawai di luar Kementerian Keuangan dapat mengikuti pendidikan dan latihan ini. Peserta dari diklat ini adalah pegawai yang berijazah SMP dan setelah lulus akan diangkat menjadi golongan II/a. Penyelenggaraan diklat ini berganti-ganti, yaitu dari tahun 1952-1958 oleh Thesauri Negara dan tahun 1952-1958-1966 oleh Direktorat Perbendaharaan Negara dan Tata Laksana Negara.

2) Pendidikan dan Latihan di Direktorat Jendral Pajak

Sejak tahun 1969 Ditjen Pajak mempunyai suatu lembaga diklat sendiri. Lembaga tersebut dibentuk 2 Desember 1969 yang dengan nama lembaga Perguruan Karyawan Tinggi (Penkati). Tugas dari lembaga ini adalah memberikan pendidikan dan latihan


(57)

44

bagi pegawai-pegawai yang menduduki atau yang akan dipersiapkan untuk tugas-tugas staf dan pimpinan.

3) Pendidikan dan Latihan di Direktorat IuranPembangunan Daerah (Ipeda)

a) Pendidikan Penilik Ipeda

Pada tanggal 14 Maret 1956 telah diselenggarakan Kursus Penilik Tanah Milik. Tanggal 27 Juni 1967 kursus ini berganti nama dengan Kursus Penilik Ipeda.

b) Kursus Pengaturan Ukur Ipeda

Tanggal 13 Juni 1968 diselenggarakan Kursus Pengaturan Ipeda. Pendidikan pada Direktorat Ipeda ini diurus oleh suatu seksi pada Sekretaris/Direktorat Ipeda.

4) Pendidikan dan Latihan di Direktorat Bea dan Cukai

Direktorat Bea dan Cukai memiliki unit-unit diklat yang berada di sekretaris Ditjen Bea dan Cukai yang setingkat dengan bagian. Tugas dan fungsi unit diklat adalah untuk menangani penyelaranggara diklat oleh pegawai yang berada di Dijten Bea dan Cukai. Pada tanggal 5 Juli 1969 bagian diklat yang berada di sekretaris Ditjen Bea dan Cukai berubah tingkat menjadi Pusat Pendidikan dan Latihan yang setingkat dengan dinas pada suatu Direktorat yang disingkat dengan Puspla Ditjen Bea dan Cukai. Tugas dan fungsi Puspla ini sama seperti terdahulunya yaitu


(58)

menyelenggarakan diklat kepada pegawai yang berada di Ditjen Bea dan cukai.

5) Pendidikan dan Latihan di Bidang Pengawasan Keuangan

Pendidikan dan latihan ini penguasaannya di bawah Ditjen Pengawasan Keuangan Negara yang dilaksanakan oleh Sekretariat Ditjen Pengawasan Keuangan Negara. Jenis Pendidikan yang dilaksanakakan adalah :

a) Penataran Tenaga Pembantu Akuntan.

b) Penataran Lanjutan Tenaga Pengawas (Inspektur). c) Latihan Persiapan Kerja.

d) Ujian Dinas dan Ujian Penyesuaian Ijazah.

2. Lahirnya Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan (BPLK)

Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan (BPLK) didirikan pada tahun 1975 dengan Keputusan Presiden RI Nomor 44 tahun 1974 tentang pokok-pokok organisasi departemen yang diikuti dengan Keputusan Presiden Nomor 405/MK/6/4/1975 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan, pertama kali terbentuk BPLK ini meliputi:

a. Sekretariat Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan b. Pusdiklat Kebendaharaan Umum

c. Pusdiklat Perpajakan d. Pusdiklat Bea dan Cukai e. Pusdiklat Pengawasan


(59)

46

Dengan adanya BPLK ini maka secara praktis pelaksanaan pendidikan dan latihan yang tadinya ditangani oleh masing-masing Direktorat Jendral, sekarang berada ditangan BPLK ini. BPLK yang merancang dan melaksanakan semua pendidikan dan latihan Ditjen yang berada di Kementerian Keuangan. Pendidikan dan latihan yang dilaksanakan BPLK antara lain:

a. Diklat Persiapan Kerja b. Diklat Penyesuaian c. Diklat Penjejangan d. Diklat Keahlian e. Diklat Khusus

f. Diklat Penataran & Penyegaran g. Diklat di Luar Badan

h. Diklat Penyuluhan

i. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

3. Perkembangan Organisasi Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan (BPPK)

Organisasi BPLK ini berkembang demi mengikuti perubahan lingkungan dan tuntutan yang dihadapi. Susunan organisasi BPLK berdasarkan Kepmenkeu Nomor 998/MK/5/7/1976 adalah sebagai berikut:

a. Sekretariat Badan

b. Pusdiklat Kebendahaaan Umum c. Pusdiklat Perpajakan dan Ipeda


(60)

d. Pusdiklat Bea dan Cukai e. Pusdiklat Pengawasan f. STAN

Pekembangan BPLK terus belanjut karena dengan semakin banyaknya tugas BPLK yang menyelenggarakan pendidikan dan latihan kepada pegawai di Kementerian Keuangan. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 97/KMK.01/1981 tentang susunan BPLK dimana berubah Pusdiklat Kebendaharaan Umum diganti namanya menjadi Pusdiklat Anggaran, dan muncul Pusdiklat baru yaitu Pusdiklat Keuangan Umum. Tugas dari Pusdiklat Keuangan Umum ini yaitu untuk menyelenggarakan pendidikan dan latihan kepada pegawai-pegawai di Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Ditjen Moneter Dalam Negeri, BPUN, Perjan Pegadaian dari BPLK sendiri. Sehingga susunan organisasi BPLK berubah menjadi:

a. Sekretariat Badan b. Pusdiklat Anggaran

c. Pusdiklat Perpajakan dan Ipeda d. Pusdiklat Bea dan Cukai e. Pusdiklat Pengawasan

f. Pusat Latihan & Pendidikan Akuntan g. Pusdiklat Keuangan Umum

Perubahan susunan organisasi tersebut disebabkan oleh:


(61)

48

b) Pusdiklat Keuangan Umum terbentuk

c) STAN tetap berada dalam struktur organisasi BPLK yaitu Pusat Latihan dan Pendidikan Akuntan

BPLK terus mengembangkan organisasinya dengan membuat program diploma. Program diploma ini dibentuk dengan tujan untuk menambah tenaga-tenaga ahli yang cakap di bidang bidang Anggaran, Perpajakan, Ipeda, Bea dan Cukai, Pegadaian dan Akuntansi dari lingkungan Kementerian Keuangan. Terdapat 12 program diploma yang diselenggarakan oleh BPLK dan 12 program diploma yaitu:

a. Program Diploma II Keuangan Spesialisasi Anggaran b. Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Anggaran c. Program Diploma II Keuangan Spesialisasi Pajak d. Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Pajak e. Program Diploma II Keuangan Spesialisasi Ipeda f. Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Ipeda

g. Program Diploma II Keuangan Spesialisasi Bea dan Cukai h. Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Bea dan Cukai i. Program Diploma II Keuangan Spesialisasi Pegadaian j. Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Analis Efek k. Program Diploma II Keuangan Spesialisasi Akuntansi l. Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Akuntansi

Program pendidikan diploma dari nomor 1 sampai 9 dilaksanakan dan berpusat di kota Malang, Jawa Timur. Dengan terbentuknya program ini


(62)

maka BPLK mengalami perubahan kembali. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 15 tahun 1984 perubahan itu antara lain terpisahnya Pusdiklat Pengawasan yang bergabung dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan timbulnya Pusdiklat pegawai yang menangani Pimpinan Administrasi (SEPA) dan Penataran Keterampilan Manajemen (PKM) bertempat di Magelang – Jawa Tengah. Dari perubahan tersebut maka organisasi BPLK terdiri dari:

a. Sekretariat Badan

b. Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai c. Pusat Pendidikan dan Latihan Anggaran

d. Pusat Pendidikan dan Latihan Perpajakan dan IPEDA e. Pusat Pendidikan dan Latihan Bea dan Cukai

f. Pusat Pendidikan dan Latihan Keuangan Umum

Setelah mengalami beberapa perubahan dalam BPLK, sehingga pada tahun 2001 dengan ditetapkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2/KMK.01/2001, nama BPLK berubah menjadi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dengan susunan sebagai berikut:

a. Sekretariat Badan b. Pusdiklat Pegawai c. Pusdiklat Anggaran d. Pusdiklat Perpajakan e. Pusdiklat Bea dan Cukai f. Pusdiklat Keuangan Umum


(63)

50

Setelah berganti nama dari BPLK menjadi BPPK, organisasi ini terus melakukan perubahan. Perubahan tersebut dengan maksud untuk memperoleh pegawai-pegawai yang ahli dalam bidangnya dan untuk membuat organisasi ini menjadi semakin baik kedepannya.

B. Visi dan Misi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)

1. Visi

Visi dari Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) adalah menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan yang terbaik dan menghasilkan sumber daya manusia yang ahli dan terampil dan kekayaan negara amanah, profesional, berintegritas tinggi, dan bertanggung jawab.

2. Misi

Misi dari Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan adalah sebagai berikut:3

a) Melaksanakan dan menyelenggarakan pengembangan sumber daya manusia kekayaan Negara dan pengelolaan keuangan dengan pendidikan dan pelatihan

b) Meningkat kegiatan penilitian di bidang pengembangan sumber daya alam serta bidang keuangan dan kekayaan Negara.

c) Melanjutkan reformasi birokrasi BPPK d) Mewujudkan tata kelola yang baik di BPPK

3

Visi dan Misi, diakses pada tanggal 23 Mei 2014 jam 10.22 dari

http://www.bppk.kemenkeu.go.id/index.php/id/tentang-bppk--profil-instansi/visi-dan-misi--kami-persisten


(64)

C. Tugas dan Fungsi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)

1. Tugas

Sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan di Kementerian Keuangan sudah jelas bahwa tugas dari BPPK adalah menyeleranggarakan, melaksanakan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai di lingkungkan Kementerian Keuangan. Namun, sekarang tugas dari BPPK bukan hanya melaksanakan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan tapi BPPK juga mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai di Kementerian atau Badan masyarakat lainnya. Itu dilaksanakan karenayang memanfaatkan ilmu kekayaan Negara tidak hanya pegawai Kementerian Keuangan saja tetapi pegawai Kementerian Lainnya, Pemda, misalnya kebijakan pajak, pengadaan barang dan jasa.4 2. Fungsi

Adapun fungsi BPPK antara lain:5

a) Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara

b) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara c) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pendidikan dan

pelatihan di bidang keuangan negara

4

Diambil dari wawancara dengan Bapak Wawan iswandi Kepala Subbagian Komunikasi Publik Bagian TeknologiInformasi dan Komunikasi pada tanggal Rabu 4 Mei 2014

5

Tugas dan Fungsi, diakses pada tanggal 23 Mei 2014 jam 10.45 dari

http://www.bppk.kemenkeu.go.id/index.php/id/tentang-bppk--profil-instansi/tusi-bppk--tugas-dan-fungsi


(65)

52

d) Pelaksanaan administrasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.

D. Struktur Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)

Suatu organisasi pasti mempunyai sebuah struktur organisasi. Struktur organisasi dibentuk agar para pegawai mempunyai pekerjaan yang tetap dan sistematis. BPPK itu sendiri adalah unit ekselon I dibawah dari Kementerian Keuangan. Organisasi BPPK mempunyai delapan unit ekselon II, yaitu Sekretariat Badan, Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) , Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan (AP), Pusdiklat Pajak, Pusdiklat Bea dan Cukai (BC), Pusdiklat Keuangan Umum (KU), dan Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan (KNPK), serta Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). BPPK juga mempunyai unit ekselon III yaitu Balai Diklat Keuangan yang mempunyai sebelas tempat di daerah Indonesia, yaitu Medan, Pekanbaru, Palembang, Cimahi, Yogyakarta, Malang, Denpasar, Pontianak, Balikpapan, Makassar, dan Manado. Gambaran struktur organisasi dari BPPK bisa dilihat dalam lampiran.

E. Sekretariat Badan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

1. Gambaran Umum Sekretariat Badan

Sekretariat Badan adalah unit ekselon II yang berada di organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK). Sekretariat Badan ini sebagai unit pembantu, pendukung, penyelenggara pendidikan dan pelatihan di Pusdiklat, STAN, dan Balai diklat. Dukungan itu berupa pengaturan kebijakan, melakukan pengaturan diklat, melakukan


(1)

LAMPIRAN FOTO-FOTO

PROSES KEGIATAN PEMBACAAN HADIST


(2)

PENULIS SEDANG MEWAWANCARAI SALAH SATU PEGAWAI


(3)

(4)

SALAH SATU BENTUK KOMUNIKASI INTERNAL BPPK YAITU COMET

KOMUNIKASI TULISAN YANG DILAKSANAKAN BPPK DENGAN MEMASANG STAND BANNER


(5)

BPPK MENDAPATKAN ISO:9001 DALAM HAL KEBIJAKAN MUTU

PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN TAHSIN TILAWAH


(6)

PENGURUS MASJID BAITUL MA’AL YANG TERDAPAT DI KANTOR

BPPK

SALAH TU PROGRAM BULAN RAMADHAN YAITU PROGRAM SIDIG YANG MEMANFAATKAN MEDIA STREAMING BPPKtv


Dokumen yang terkait

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Persepsi Mahasiswa Tentang Implementasi Nilai-Nilai Keislaman Dalam Pembelajaran Matematika (Penelitian Pada Mahasiswa Pendidikan Matematika Semester 1 Kelas D Un

0 2 15

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI-NILAI KEISLAMAN DI SMAIT NUR HIDAYAH SUKOHARJO Penyelenggaraan Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Keislaman Di SMAIT Nur Hidayah Sukoharjo.

0 0 12

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI-NILAI KEISLAMAN DI SMAIT NURHIDAYAH SUKOHARJO Penyelenggaraan Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Keislaman Di SMAIT Nur Hidayah Sukoharjo.

0 3 20

TRANSKRIP NILAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

0 0 33

DAMPAK PERILAKU KOMUNIKASI DAN PEMAHAMAN NILAI KEISLAMAN TERHADAP KOMUNIKASI PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

0 1 14

BAB II Komunikasi Keluarga dan Nilai-nilai KeIslaman - BAB II baru

0 0 26

BAB III KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN KEPADA REMAJA SERTA GAMBARAN KELUARGA DI DESA TANJUNG AMAN A. Desa Tanjung Aman Kecamatan Kotabumi - KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN KEPADA REMAJA DI DESA TANJUN

0 1 26

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN KEPADA REMAJA DI DESA TANJUNG AMAN A. Komunikasi Keluarga Dalam Menanamkan Nilai-nilai Keislaman Kepada Remaja - KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KE

0 0 13

NILAI-NILAI KEISLAMAN PADA TRADISI MASYARAKAT BANJAR (Sebuah Analisis Pendidikan) DISERTASI

0 0 20

Eksplorasi Nilai-Nilai Spiritualitas Keislaman dalam Akuntabilitas Organisasi Islam

0 0 88