disadari.  Jadi,  keduanya,  bakat  dan  latihan  yang  baik  itu,  sama pentingnya.
Pada  hakikatnya  penerjemahan  itu  merupakan  kegiatan  mereproduksi amanat atau pesan bahasa sumber dengan padanan yang paling dekat dan
wajar  di  dalam  bahasa  penerima,  baik  dilihat  dari  segi  arti  maupun  gaya. Idealnya  terjemahan  tidak  akan  dirasakan  sebagai  terjemahan.  Namun,
untuk  mereproduksi  amanat  itu,  mau  tidak  mau,  diperlukan  penyesuaian gramatis  dan  leksikal.  Penyesuaian  ini  janganlah  menimbulkan  struktur
yang tidak lazim di dalam bahasa penerima.
10
Dari berbagai definisi terjemah di atas kita bisa menyimpulkan bahwa terjemah merupakan seni tentang memindahkan makna dan uslub dari satu
bahasa  ke  bahasa  yang  lain,  dimana  pembaca  yang  berbahasa  sasaran melihat  teks  terjemahan  dan  merasakannya  seperti  melihat  pembicara
aslinya dan merasakan teks-teks aslinya. Bil
a  ta’rif  di  atas  dianggap  benar  atau  mendekati  kebenaran  maka kaidah-kaidah pokok yang menjadi landasan seni terjemah adalah sebagai
berikut : a.
Terjemah harus mengandung gambaran yang benar tentang konsep yang terkandung dalam teks asli.
b. Harus menjaga uslub atau gaya bahasa aslinya sebaik mungkin.
c. Kehalusan susunan kalimat terjemahan tidak kurang dari kehalusan
susunan-susunan kalimat dalam teks asli.
10
Syihabuddin,  Penerjemahan Arab-Indonesia Teori dan Praktek Bandung: Humaniora, 2005, h. 10.
Terjemahan  selain  perlu  menggunakan  kata-kata  indah,  maknanya juga  harus  memindahkan  uslub  dan  jiwa  pengarang  teks  asli.  Atas  dasar
ini,  penerjemah  harus  membaca  teks  berulang-ulang  sebelum  memulai menerjemahkannya,  agar  bias  menyelami  jiwa  teks  dan  jiwa
pengarangnya.
11
2. Proses Penerjemahan Secara Global
Setelah  teks  Arab  yang  hendak  diterjemah  dapat  ditentukan,  maka proses  kerja  menerjemah  pada  dasarnya  bisa  dimulai.  Secara  garis  besar,
ada sedikitnya tiga tahapan kerja dalam proses menerjemah, yaitu : a.
Penyelaman naskah sumber Tahap  pertama  dari  proses  menerjemah  adalah  memahami  secara
global  arah  dan  isi  buku  yang  hendak  diterjemahkan.  Hal  ini  dapat dilakukan  dengan  beberapa  cara.  Misalnya,  melalui  pembacaan  judul
secara  cermat,  dengan  mengeja  setiap  kata  yang  membentuk  judul tersebut. Seringkali judul sangat membantu mengantarkan penerjemah
kepada  gambaran  global  sebuah  buku.  Lebih-lebih,  judul  buku-buku berbahasa  Arab  umumnya  cenderung  bersifat  direct  dibandingkan
kebiasaan judul buku-buku berbahasa indonesia. Langkah berikutnya adalah memperoleh pemahaman tentang posisi
buku.  Sebuah  buku  atau  karya  tulis  tentu  berada  pada  posisi  tertentu
11
Achmad Satori Ismail, Problematika Terjemah Arab-Indonesia Jakarta : Adabia Press, 2011, h. 6.
terhadap  gagasan-gagasan,  pandangan,  ataupun  ide  dari  buku-buku lain. Pendek kata, suatu gagasan atau pemikiran tidak lahir dari ruang
hampa.  Sebuah  karya  bisa  saja  ditulis  sebagai    sanggahan  atau menguatkan  madzab  pemikiran  tertentu  dalam  bidang  tertentu,  yang
ditulis dalam sebuah buku atau bentuk karya tulis lain. Langkah  terakhir  pada  tahap  ini  adalah  membaca  buku  tersebut
secara  serius,  mulai  awal  hingga  akhir,  sambil  mencari  makna  kata- kata yang belum diketahui melalui kamus. Jangan tergesa-gesa dalam
menerjemahkan setiap teks yang dibaca. b.
Penuangan pesan ke bahasa sasaran
Terjemahan  ideal  adalah  yang  tidak  hanya  berupaya  mentransfer pesan,  namun  juga  seluruh  teks  sebagai  totalitas,  mulai  bentuk
linguistik  seperti  susunan  frase,  susunan  dan  bentuk  kalimat  sampai kepada suasana batin teks. Penuangan padanan teks sumber ke dalam
teks sasaran semaksimal mungkin  inilah  yang menjadi  inti  dari tahap penuangan.  Penuangan  tidak  melulu    menungkan  ide,  pikiran  dan
gagasan  teks  sumber.  Bila  dimungkinkan,  penuangan  harus  pula menyangkut aspek-aspek lainnya.
c. Editing
Setelah  tahap  penuangan  selesai,  maka  secara  kasar  kerja menerjemah  sesungguhnya  dapat  dikatakan  selesai.  Namun  ada  satu
hal  yang  tidak  boleh  dilupakan,  yakni  mengedit  kembali  hasil terjemahan sebelum diserahkan kepada editor penerbit atau editor yang