Trade off antara ongkos pembelian dan ongkos penyimpanan
34
Secara sederhana biaya persediaan terdiri dari biaya pembelian dan biaya penyimpanan dengan asumsi biaya-biaya
yang lebih jauh lebih kecil dari kedua biaya ini. Biaya biaya pembelian dan penyimpanan saling bertolak belakang.
Ilustrasi :
Coba dibayangkan pada saat membeli “Mie Instan”, biaya pembelian mie instan misalkan dapat terdiri dari biaya transportasi
dan biaya harga satuan. Jika jumlah pembeliannya sedikit maka harga per satuannya akan lebih mahal jika membeli dalam jumlah
yang banyak. Contoh harga satuan adalah Rp. 1.200,-. Tetapi jika membeli dalam jumlah banyak misalkan 1 kardus isi 40 ternyata
harganya Rp. 34.000,- dengan kardusnya. Kalau dihitung harga persatuannya menjadi Rp. 34.000,- dibagi 40 = 850. Demikian juga
ongkos transportasinya jika anda membeli satu-satu maka akan membeli 40 biji kita akan mengeluarkan biaya transportasi 40 kali
dibanding membelinya langsung 40 kali. Jadi biaya pembelian akan mengalami kecenderungan turun untuk jumlah item
pembelian yang bertambah secara grafis biaya pembelian dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 6.1. Grafik biaya pembelian Di sisi lain biaya penyimpanan justru akan mengalami
kenaikan seiring dengan jumlah barang yang disimpan. Hal ini
35
dapat dijelaskan dengan ilustrasi sebagai berikut: jika kita menyimpan mie instan dalam jumlah yang sedikit maka
penyimpanannya dapat ditempatkan di tas sekolah, laci atau di almari dapur. Tetapi kalau kita menyimpan dalam jumlah banyak
maka kita harus menyimpannya di tempat khusus misalkan gudang. Untuk menyimpan di gudang dibutuhkan investasi
membangun gudangnya, menyediakan rak penyimpanannya, keamanan gudang dari pencuri, pengkondisian ruangan di dalam
gudang agar barang yang disimpan tidak mengalami kerusakan. Juga biaya asuransi untuk menjamin kalau terjadi bencana alam
seperti banjir, tanah longsor, angin putting beliung, tsunami atau kebakaran. Biaya asuransi dimaksudkan untuk menjamin jika
terjadi bencana maka material yang disimpan dapat diganti oleh lembaga penjamin. Kalau digambarkan dalam bentuk grafik, maka
biaya penyimpanan dapat digambarkan sebagai gambar berikut :
Gambar 6.2. Grafik biaya penyimpanan Kedua biaya persediaan material di gudang yaitu biaya
pembelian dan biaya penyimpanan kalau digabungkan akan membentuk grafik seperti pada gambar berikut ini :
36
Gambar 6.3. Grafik biaya persediaan Gambar 6.3. menjelaskan bahwa tren biaya persediaan
material di gudang mengalami kecenderungan turun sampai titik minimal lalu akan naik lagi seiring dengan bertambahnya jumlah
pesanan atau pembelian. Pada kasus ini tentu saja perusahaan menginginkan total ongkos persediaan yang terendah. Untuk
menentukan biaya persediaan yang terendah dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6.4. Grafik biaya pembelian optimal
Total biaya persediaan terendah di dapat pada titik Q Q-
bintang atau jumlah pesanan optimal. Untuk proses perhitungan
37
mendapatkan berapa jumlah pembelian atau pemesanan yang optimal dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut :