5.2.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Pre Hipertensi
Gambar 5.3 Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Pre Hipertensi di Desa Jati Kesuma Kecamatan
Namo Rambe Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015
Berdasarkan gambar 5.3 di atas dapat dilihat bahwa proporsi pre hipertensi tertinggi pada laki-laki yaitu 82,1 dan terendah pada perempuan 39,5.
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji chi-square, terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian pre hipertensi p0,05. Ratio
prevalence pre hipertensi pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah 2,079 95 CI=1,517-2,847.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Kartikasari di Desa Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang 2012, diperolah ada hubungan yang bermakna
antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi, dengan nilai p=0,008. Kartikasari, 2012.
Pada usia dini tidak terbukti nyata tentang adanya perbedaan tekanan darah antara pria dan wanita. Akan tetapi, mulai pada masa remaja, pria
82,1
39,5 17,9
60,5
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Laki-Laki Perempuan
Pre Hipertensi Tidak Pre Hipertensi
Umur Umur
Umur
P roporsi
Umur Umur
Jenis Kelamin
Universitas Sumatera Utara
cenderung menunjukkan perubahan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Laporan Komisi Pakar WHO, 2011.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori, karena wanita yang berusia muda terlebih belum mengalami masa menopause
dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar HDL. Kadar kolesterol HDL yang tinggi
merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis.
5.2.3 Hubungan Suku dengan Kejadian Pre Hipertensi
Gambar 5.4 Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Suku dengan Kejadian Pre Hipertensi di Desa Jati Kesuma Kecamatan Namo Rambe
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015
Berdasarkan gambar 5.4 di atas dapat dilihat bahwa proporsi pre hipertensi tertinggi pada suku bukan Jawa yaitu 59,4 dan terendah suku Jawa yaitu 51,8.
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji chi-square, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara suku dengan kejadian pre hipertensi p0,05. Ratio
prevalence pre hipertensi pada penduduk suku Jawa dengan bukan Jawa adalah 0,873 95 CI=0,613-1,243.
51,8 59,4
48,2 40,6
10 20
30 40
50 60
70
Jawa Bukan Jawa
Pre Hipertensi Tidak Pre Hipertensi
P ro
p o
rsi
Suku
Universitas Sumatera Utara
Menurut penelitian Tripena di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Medan 2011 dengan menggunakan desain case series penderita hipertensi tertinggi
adalah suku Batak sebesar 50,9 dan terendah lain-lain yaitu suku Ambon dan Toraja 1,1 .
Suku mungkin berpengaruh pada hubungan antara umur dan tekanan darah, seperti yang ditunjukkan oleh kecenderungan tekanan darah yang meninggi
bersamaan dengan bertambahnya umur secara progresif pada orang Amerika berkulit hitam dibandingkan dengan orang Amerika berkulit putih. Laporan
Komisi Pakar WHO, 2011. Pada penelitian ini suku bisa menjadi variabel protektif, karena dapat
menjadi variabel yang mengendalikan kejadian pre hipertensi melalui asupan makanan. Hal ini terlihat dari suku jawa yang lebih senang makan yang manis
dibandingkan asin sehingga mampu mengendalikan tekanan darah tinggi.
Universitas Sumatera Utara
5.2.4 Hubungan Pendidikan dengan Kejadian Pre Hipertensi