daerah pegunungan yang lebih banyak mengonsumsi sayur-sayuran dan buah- buahan.
c. Waktu
Di Indonesia masalah hipertensi cenderung meningkat. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3
penduduk menderita hipertensi dan meningkat menjadi 27,5 pada tahun 2004 Rahajeng dan Tuminah, 2009.
Di Jawa Tengah, berdasarkan laporan rumah sakit dan puskesmas, proporsi kasus hipertensi dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Dibandingkan dengan jumlah kasus penyakit tidak menular secara keseluruhan, pada tahun 2004 proporsi kasus hipertensi sebesar 17,34,
meningkat menjadi 29,35 di tahun 2005. Kemudian pada tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 39,47 Sugiharto, 2007.
2.5.2 Faktor Risiko Hipertensi
a. Faktor Risiko Hipertensi Yang Tidak Dapat Diubah
1. Genetika Faktor genetik berperan penting dalam tekanan darah tinggi. Karena
susunan saraf seseorang menentukan seberapa besar kecenderungannya untuk menderita tekanan darah tinggi Mervin, 1995.
Pada kasus hipertensi essensial, didapat sekitar 70-80 kasus hipertensi essensial, yang memiliki
riwayat hipertensi didalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan hipertensi esensial lebih besar.
Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot satu telur apabila salah satunya menderita hipertensi. Dugaan inilah yang
Universitas Sumatera Utara
menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya hipertensi Hayens et al, 1998.
Dalam laporan WHO, sekitar 20-40 variasi tekanan darah di antara individu disebabkan oleh faktor genetik. Penelitian menunjukkan bahwa
tekanan darah seorang anak akan lebih mendekati tekanan darah orangtuanya bila mereka memiliki hubungan darah dibanding dengan anak
adopsi. Hal ini menunjukkan bahwa gen yang diturunkan, dan bukan hanya faktor lingkungan seperti makanan dan status sosial, berperan besar dalam
menentukan tekanan darah Laporan Komisi Pakar WHO, 2001. Kemungkinan seseorang menderita tekanan darah tinggi lebih kurang
satu berbanding tiga, jika salah satu orang tua menderita tekanan darah tinggi atau pernah mendapat stroke sebelum usia 70 tahun. Risiko ini
meningkat menjadi tiga berbanding lima jika kedua orang tua mengalaminya Semple, 1992.
2. Umur Usia adalah faktor risiko nomor satu. Lebih dari 60 orang Amerika
yang berusia 65 hingga 74 tahun mengidap tekanan darah tinggi Hoffman dkk, 1996.
Jumlah individu yang mengalami hipertensi meningkat sejalan dengan meningkatnya usia Tierney dkk, 2002.
Tekanan darah cenderung rendah pada bayi dan mulai meningkat pada masa kanak-kanak. Kemudian akan meningkat lebih nyata selama masa
pertumbuhan dan pematangan fisik di usia remaja Semple, 1992. Menurut Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, kejadian
Universitas Sumatera Utara
hipertensi paling tinggi pada usia 30-40 tahun Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, 1993.
3. Jenis Kelamin Pada usia dini tidak terdapat bukti nyata tentang adanya perbedaan
tekanan darah antara laki-laki dan wanita. Akan tetapi, mulai pada masa remaja, pria cenderung menunjukkan aras rata-rata yang lebih tinggi.
Perbedaan ini lebih jelas pada orang dewasa muda dan orang setengah baya Laporan Komisi Pakar WHO, 2001.
Perubahan normal dan pematangan fisik cenderung lebih nyata pada laki-laki dari pada wanita terlebih sebelum wanita mengalami masa
menopause Semple, 1992. Menurut Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, komplikasi hipertensi meningkat pada laki-laki
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, 1993. 4. Ras atau Suku Bangsa
Kajian populasi selalu menunjukkan bahwa aras tekanan darah pada masyarakat kulit hitam lebih tinggi ketimbang aras pada golongan suku
lain. Suku mungkin berpengaruh pada hubungan antara umur dan tekanan darah, seperti yang ditunjukkan oleh kecenderungan tekanan darah yang
meninggi bersamaan dengan bertambahnya umur secara progresif pada orang Amerika berkulit hitam keturunan Afrika ketimbang orang Amerika
berkulit putih Laporan Komisi Pakar WHO, 2001. Sementara itu ditemukan variasi antar suku di Indonesia. Di lembah
Baliem Jaya, Papua kejadian hipertensi terendah yaitu 0,6, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
yang tertinggi terdapat di Jawa Barat pada suku Suku Sunda yaitu 28,6 Bustan, 2007.
5. Status sosioekonomi Di negara-negara yang berada pada tahap pasca-peralihan perubahan
ekonomi dan epidemiologi selalu dapat ditunjukkan bahwa aras tekanan darah dan prevalensi hipertensi yang lebih tinggi terdapat pada golongan
sosioekonomi rendah. Hubungan yang terbalik itu ternyata berkaitan dengan tingkat pendidikan, penghasilan, dan pekerjaan. Akan tetapi, dalam
masyarakat yang berada dalam masa peralihan atau pra-peralihan, aras tinggi tekanan darah dan prevalensi hipertensi lebih tinggi terdapat pada
golongan sosioekonomi yang lebih tinggi Laporan Komisi Pakar WHO, 2001.
Determinan sosial kesehatan, misalnya pendapatan, pendidikan dan kondisi di rumah status pernikahan berdampak pada faktor-faktor risiko
perilaku sehingga mempengaruhi perkembangan hipertensi. Misalnya, pengangguran atau takut pengangguran mungkin memiliki dampak pada
tingkat stres yang pada akhirnya akan membuat tekanan darah menjadi tinggi. Kondisi di rumah dan kondisi di tempat kerja juga dapat
mempengaruhi tekanan darah misalnya pekerjaan yang berat akan menguras pikiran lebih berat, pertengkaran yang terjadi di rumah atau
kebutuhan ekonomi dalam keluarga yang harus terpenuhi membuat individu harus berpikir keras juga sehingga kemungkinan meningkatkan tekanan
darah. Sibuk bekerja dan kondisi suasana yang tidak baik juga dapat
Universitas Sumatera Utara
menunda deteksi tepat waktu dan pengobatan karena kurangnya akses ke diagnosa dan pengobatan. Ditambah lagi dengan urbanisasi yang cenderung
mendorong konsumsi cepat makanan, penggunaan tembakau dan penggunaan alkohol akhirnya, meningkatkan risiko hipertensi WHO,
2013. b.
Faktor Risiko Hipertensi Yang Dapat Diubah 1. Obesitas
Anak dan dewasa yang kegemukan menderita lebih banyak hipertensi dan penambahan berat badan biasanya diikuti oleh kenaikan tekanan darah.
Walaupun kalori tambahan yang bertanggung jawab bagi kenaikan berat badan, namun dapat menginduksi hipertensi karena ia membawa natrium
tambahan Kaplan dan Stamler, 1991. Berdasarkan laporan Komisi Pakar WHO pada kebanyakan kajian,
kelebihan berat badan berkaitan dengan 2-6 kali kenaikan risiko mendapat hipertensi. Pada populasi Barat, jumlah kasus hipertensi yang disebabkan
oleh kelebihan berat badan diperkirakan 30-65. Dari data pengamatan WHO tahun 1996, regresi multivariat tekanan darah menunjukkan kenaikan
TDS 2-3 mmHg dan TDD 1-3 mmHg utuk setiap kenaikan 10 kg bobot tubuh Laporan Komisi Pakar WHO, 2001. Indeks massa tubuh digunakan
untuk mengukur kadar kegemukan kombinasi atau perbandingan antara berat badan dan tinggi badan. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Dimana dikatakan BB kurang bila IMT 18,5 kgm
2
, BB normal bila IMT 18,5-24,9 kgm
2
, BB berlebih bila IMT 25-29,9 kgm
2
, Obes Derajat I bila 30,0-34,9 IMT kgm
2
, Obes Derajat II bila 35,0-39,9 kgm
2
, dan Obes Derajat III bila IMT 40,0 kgm
2
MB, 2011. 2. Stres
Penelitian tentang faktor psikososial dan faktor sosiokultural hingga saat ini telah mendapatkan hubungan yang lebih nyata bahwa perubahan
hemodinamik, peningkatan tekanan darah berhubungan dengan faktor psikososial lain, seperti white coat hypertention. Penelitian di Amerika
Serikat pada orang Negro didapatkan angka hipertensi tinggi, yang berhubungan dengan adanya rasa permusuhan hostilitas, rasa tertekan
sebagai akibat diskriminasi dan kemiskinan serta masalah psikososial lain, yang merupakan model psikosomatik agresi yang tertekan Sudoyo dkk,
2010. Stres memang tidak diragukan lagi dapat meningkatkan tekanan darah
dalam jangka pendek dengan cara mengaktifkan bagian otak dan sistem saraf yang biasanya mengendalikan tekanan darah secara otomatis. Namun
stres sulit untuk diberi batasan atau diukur, karena pristiwa yang menimbulkan stres pada seseorang belum tentu menimbulkan stres pada
orang lain Semple, 1992. Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Stres atau ketegangan jiwa rasa tertekan, murung, bingung, cemas, berdebar-
Universitas Sumatera Utara
debar, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung
berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stres berlangsung cukup lama, tubuh berusaha mengadakan
penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahan patologis. Gejala yang muncul dapat berupa hipertensi atau penyakit maag.
Berdasarkan hasil penelitian Hasurungan di Kota Depok 2002 dengan menggunakan desain penelitian case control, menunjukkan bahwa OR
hipertensi pada responden yang mengalami stres psikologis jika dibandingkan dengan yang tidak stres psikologis adalah 2,99 Hasurungan,
2002. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam mengukur tingkat stress
adalah dengan DASS 42. DASS 42 Depression Anxiety Stress Scale 42 adalah kuesioner yang terdiri dari 42-item pertanyaan yang mencakup tiga
laporan diri skala dirancang untuk mengukur keadaan emosional negatif dari depresi, kecemasan dan stres. DASS mempunyai tingkatan discrimant
validity dan mempunyai reliabilitas sebesar 0,91 yang diolah berdasarkan penilaian
Cronbach’s Alpha. Tingkatan stress pada instrumen DASS 42 lovibond, 1995 dikategorikan menjadi Normal : 0-14, Stres Ringan : 15-
18, Stres Sedang : 19-25, Stres Berat : 26-33, dan Stres Sangat Berat : ≥ 34
Lovibond Lovibond, 2003 dalam S.Yessy, 2012
Universitas Sumatera Utara
3. Asupan Garam Penelitian menunjukkan adanya kaitan antara asupan natrium yang
berlebihan dengan tekanan darah tinggi pada beberapa individu. Asupan natrium yang meningkat menyebabkan tubuh meretensi cairan, yang
meningkatkan volume darah. Di samping itu, diet tinggi garam dapat mengecilkan diameter dari arteri. Jantung harus memompa lebih keras untuk
mendorong volume darah yang meningkat melalui ruang sempit. Akibatnya adalah hipertensi. Hal ini sebaliknya juga terjadi, ketika asupan natrium
berkurang maka begitu pula volume darah dan tekanan darah pada beberapa individu Hull, 1993.
Pada hasil pengamatan di beberapa kelompok kecil yang tersebar di seluruh dunia yang menjalani cara hidup tradisional, aktif dan suka berburu.
Kelompok-kelompok ini mempunyai tekanan darah yang rendah dan sangat sedikit meningkat dengan bertambahnya usia. Mereka tidak menggunakan
garam dan makanannya mengandung kadar natrium yang sangat rendah. Satu dari kelompok ini adalah orang Indian Yanomano di pedalaman hutan
brasilia Semple, 1992. Kebutuhan minimal tubuh manusia akan garam hanyalah 69 miligram
per hari. Petunjuk diet rendah garam dari Amerika menyarankan untuk orang normal membatasi jumlah konsumsi garam per hari tidak melebihi
2.300 miligram per hari. Sedangkan untuk usia 51 tahun keatas atau mempunyai penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, atau
diabetes, maka dibatasi tidak melebihi 1.500 miligram per hari. Sebagai
Universitas Sumatera Utara
gambaran, 1 sendok teh garam dapur setara dengan 2.300 miligram natrium Irawati, 2013.
Garam bukanlah satu-satunya sumber natrium yang masuk ke dalam aliran darah, walaupun kandungan natrium dalam garam dapur cukup tinggi
yaitu 40. Mono Sodium Glutamat MSG atau lebih dikenal dengan merk dagang vetsin juga merupakan sumber natrium. Konsumsi MSG yang
berlebihan juga berdampak pada penaikan tekanan darah Widharto, 2009. Berikut ini adalah daftar makanan yang termasuk memiliki kandungan
natrium yang tinggi : Irawati, 2013 ; Almatsier, 2010 a.
Garam dapur: 1 sendok teh garam dapur mengandung 2300 mg Na b. Kaldu bubuk atau kaldu blok: 5 gram atau 1 blok kaldu
mengandung 1200 mg natrium. c.
1 Lembar daging burger mengandung 416 mg natrium d. Mie instan: dalam 1 bungkus mie instan terdapat 1140 mg natrium.
e. 1 butir telur ayam terdapat 50,56 mg Natrium dan 1 butir telur
bebek terdapat 95,5 mg natrium f.
1 sdm kecap asin terdapat 1024 mg natrium, 1 sdm kecap manis terdapat 558 mg natrium dan 1 sdm saos terdapat 690 mg natrium.
Dalam memudahkan penggunaan bahan makanan, daftar makanan dinyatakan dengan alat ukur yang lazim terdapat di rumah tangga
disingkat urt. Cara ini terbukti cukup teliti dan praktis dalam penyusumam diet. Dibawah ini dicantumkan persamaan antara ukuran
rumah tangga dengan gram : Almatsier, 2010
Universitas Sumatera Utara
1 ptg sdg ikan asin 6x5 cm = 12,5 gram
1 sdm gula pasir = 8 gram
1 sdm minyak goreng, margarin = 10 gram
1 sdm = 3 sdt
= 10 ml 1 gls
= 24 sdm = 240 ml
1 ckr = 1 gls
= 240 ml Ket : sdm = Sendok makan
gls = gelas
ptg = Potong
ckr = cangkir
4. Aktivitas Fisik Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena
olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas
pada hipertensi. Kurang melakukan olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan garam juga bertambah
akan memudahkan timbulnya hipertensi. Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko menderita hipertensi karena meningkatkan risiko
kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus
bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri.
Sheps, 2005 Aktitivitas fisik yang dilakukan secara teratur dapat mengurangi risiko
terhadap penyakit seperti cardiovaskuler disease CVD, stroke, diabetes
Universitas Sumatera Utara
mellitus, dan kanker kolon. Selain itu juga memberikan efek positif terhadap penyakit seperti kanker payudara, hipertensi, osteoporosis, dan risiko jatuh.
Makin besar intensitas latihan, makin besar pula efek latihan tersebut. Intensitas latihan jasmani sebaiknya 60-80 dari kapasitas aerobik yang
maksimal. Olahraga atau aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur setiap hari atau 3 kali seminggu minimal 30 menit setiap berolahraga. Fatmah dan
Ruhayati, 2011 Metode yang sering digunakan untuk mengukur aktivitas fisik
seseorang dalam suatu penelitian instrumen adalah recall dan pemberian kuesioner. Metode tersebut sering digunakan karena murah dan lebih cepat.
Namun, Keragaman dalam ukuran tubuh, komposisi tubuh dan aktivitas fisik kebiasaan di antara populasi orang dewasa dengan latar belakang
geografis, budaya dan ekonomi yang berbeda membuat aktivitas fisik sulit untuk diukur sehingga untuk menjelaskan perbedaan dalam aktivitas fisik,
FAO memperkirakan melalui perhitungan faktorial yang dikombinasikan antara waktu yang dialokasikan untuk kegiatan kebiasaan dan besar energi
kegiatan-kegiatan. Sekaligus untuk menjelaskan perbedaan ukuran tubuh dan komposisi baik pria maupun wanita, besar energi kegiatan dihitung
sebagai kelipatan BMR per menit juga disebut sebagai rasio aktivitas fisik PAR, dan kebutuhan energi 24 jam adalah dinyatakan sebagai kelipatan
dari BMR per 24 jam dengan menggunakan nilai PAL James dan Schofield dalam FAO, 2001. Berikut ini tabel estimasi standar faktorial dari total
pengeluaran energi berdasarkan FAO, 2001 :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Estimasi Standar Faktorial dari Total Pengeluaran Energi
No Jenis Kegiatan
Waktu Durasi
Jam Physical
Activity Ratio satuan
waktu Total
PAL Gaya Hidup atau Aktivitas Ringan
1 Tidur
8 1,0
8,0 2
Perawatan Pribadi Berpakaian, mandi
1 2,3
2,3 3
Makan 1
1,5 1,5
4 Memasak
1 2,1
2,1 5
Duduk Pekerjaan kantor, menjual produk, cenderung berbelanja
8 1,5
12,0 6
Pekerjaan rumah tangga umum 1
2,8 2,8
7. Mengendarai mobil darike kerja 1
2,0 2,0
8. Berjalan tanpa beban 1
3,2 3,2
9. Kegiatan menonton tv, mengobrol
2 1,4
2,8
Total 24
36,724= 1,53 Gaya hidup aktif atau cukup aktif
1. Tidur 8
1,0 8,0
2. Perawatan Pribadi Berpakaian, mandi
1 2,3
2,3 3. Berdiri, membawa beban ringan
menunggu di meja, mengatur barang dagangan
8 2,2
17,6
4. Berangkat kedari kerja dengan bus
1 1,2
1,2 5. Berjalan tanpa beban
1 3,2
3,2 6. Intensitas rendah latihan aerobik
1 4,2
4,2 7. Kegiatan menonton tv,
mengobrol 3
1,4 4,2
Total 24
42,224=1,76
Universitas Sumatera Utara
Gaya hidup yang berat atau aktif
1. Tidur 8
1,0 8,0
2. Perawatan Pribadi Berpakaian, mandi
1 2,3
2,3 3. Makan
1 1,4
1,4 4. Memasak
1 2,1
2,1 5. Kerja pertanian Menanam,
menyiang 6
4,1 24,6
6. Mengumpulkan airkayu 1
4,4 4,4
7. Pekerjaan rumah tangga menyapu, mencuci pakaian,
mencuci piring 1
2,3 2,3
8. Berjalan tanpa beban 1
3,2 3,2
9. Kegiatan menonton tv, mengobrol
4 1,4
5,6
Total 24
53,924= 2,25
Sumber : FAO, 2001 Besarnya aktivitas fisik yang dilakukan oleh seseorang dalam waktu 24
jam dinyatakan dalam PAL physical activity level atau tingkat aktivitas fisik. PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan dalam kkal per
kilogram berat badan dalam 24 jam. Rumus yang digunakan untuk menentukan PAL yaitu : FAO, 2001
Keterangan : PAL
: Physical Activity Level tingkat aktivitas fisik PAR
: Physical Activity Ratio jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap jenis kegiatan per satuan waktu tertentu
Berikut ini tabel kategori aktivitas fisik standar berdasarkan nilai Physical Activity Level PAL : Laporan Komisi Pakar WHO, 1996; FAO, 2001
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Kategori Aktivitas Fisik Standar Berdasarkan Nilai Physical Activy
Level PAL
No. Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai
Physical Activity Level PAL Nilai PAL
1 2
3 4
Sangat Ringan Ringan
Sedang Berat
1.20 – 1.39
1.40 – 1.69
1.70 – 1.99
2.00 – 2.40
Sumber : FAO, 2001 5. Kebiasaan Merokok
Rokok menyebabkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan juga menyebabkan pengapuran sehingga volume plasma darah berkurang
karena pengaruh nikotin dalam peredaran darah Dekker, 1996. Meningkatnya tekanan darah ini, lebih nyata pada penderita tekanan darah
tinggi. Merokok dapat menyebabkan terjadinya ateroma dalam arteri dan dapat mengenai ginjal. Akibat penyempitan arteri ini, terjadi penyakit
tekanan darah tinggi yang berat dan keadaan ini cenderung terjadi pada penderita lanjut usia Semple, 1992.
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah secara temporer yaitu tekanan darah sistolik yang naik sekitar 10 mmHg dan tekanan darah
diastolik naik sekitar 8 mmHg. Merokok juga dapat menghapuskan efektivitas beberapa obat antihipertensi. Misalnya, pengobatan hipertensi
yang menggunakan terapi betablocker dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke hanya bila pemakainya tidak merokok karena merokok
Universitas Sumatera Utara
merupakan faktor risiko utama untuk munculnya penyakit kardiovaskular Laporan Komisi Pakar WHO, 2001.
6. Konsumsi Alkohol Alkohol juga mempengaruhi tekanan darah. Orang-orang yang minum
alkohol terlalu sering atau yang terlalu banyak memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari pada individu yang tidak minum atau minum sedikit
alkohol Hull, 1993. Lebih dari dua minuman keras sehari akan menimbulkan peningkatan signifikan. Diperkirakan 5-10 hipertensi pada
laki-laki Amerika disebabkan langsung oleh konsumsi alkohol McGowan, 2001.
Berdasarkan laporan Komisi Pakar WHO mengatakan bahwa pada beberapa populasi, konsumsi minuman keras selalu berkaitan dengan
tekanan darah tinggi. Jika minuman keras diminum sedikitnya dua kali per hari, TDS naik kira-kira 1,0 mmHg dan TDD kira-kira 0,5 mmHg per satu
kali minum. Peminum harian ternyata mempunyai aras TDS dan TDD lebih tinggi, berturut-turut 6,6 mmHg dan 4,7 mmHg dibandingkan dengan
peminum sekali seminggu Laporan Komisi Pakar WHO, 2001. Pada umumnya orang dengan tekanan darah tinggi harus menjaga agar
konsumsi alkoholnya rendah. Batas yang masih aman mungkin berkisar antara 2 unit sehari satu unit dapat berupa satu seloki minuman keras atau
segelas anggur atau seperempat liter bir, dengan satu unit atau satu gelas berukuran 125 ml dengan besar kandungan alkoholnya tidak lebih dari 5
Semple, 1992. Menurut peraturan Menteri Kesehatan No 86 tahun 1997,
Universitas Sumatera Utara
minuman beralkohol dibedakan menjadi tiga 3 golongan. Golongan A dengan kadar alkohol 1-5 misalnya bir. Golongan B dengan kadar
alkohol 5-20 misalnya anggur dan Golongan C dengan kadar alkohol 20- 55 misalnya whisky dan brandy. Berikut ini beberapa pengelompokkan
minuman keras : MuslimDaily, 2014
Tabel 2.3 Pengelompokkan minuman keras No
Nama Bahan Baku
Kadar Alkohol
1 Tuak
Fermentasi dari
nira, beras, atau bahan minumanbuah yang
mengandung gula
4 2
Beer Barley, Gandum
5 3
Anggur Buah anggur atau jenis
lainnya 12
4 Brandy
Anggur yang didestilasi 40-45
5 Whisky
Barley,jagung dan lainnya 45-55
6 Rum
Tetes tebu 45
7 Vodka
Kentang 40-50
Sumber : MuslimDaily, 2014
2.6 Pencegahan Hipertensi 2.6.1 Pencegahan Premordial