Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Pre Hipertensi

5.2.8 Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Pre Hipertensi

Gambar 5.9 Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Status Gizi dengan Kejadian Pre Hipertensi di Desa Jati Kesuma Kecamatan Namo Rambe Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Berdasarkan gambar 5.9 di atas dapat dilihat bahwa proporsi pre hipertensi tertinggi pada yang obesitas 54,5 dan terendah pada yang tidak obesitas yaitu 53,8. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji chi-square, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian pre hipertensi p0,05. Ratio prevalence pre hipertensi pada penduduk yang obesitas dan tidak obesitas adalah 1,013 95 CI=0,574-1,788. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sugiharto di Kabupaten Karanganyar 2007 dengan menggunakan desain penelitian case control, ditemukan proporsi hipertensi pada kelompok yang obesitas 62,96 dan pada kelompok yang bukan obesitas 45,41, dengan nilai p=0,84 Sugiharto, 2007. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Manik di Posyandu lansia wilayah kerja 54,5 53,8 45,5 46,2 10 20 30 40 50 60 Obesitas Tidak Obesitas Pre Hipertensi Tidak Pre Hipertensi Status Gizi P roporsi Universitas Sumatera Utara Puskesmas Parsoburan 2011 dengan menggunakan desain cross sectional yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian hipertensi, diperoleh nilai p=0,301 Manik, 2011. Obesitas atau kelebihan berat badan pada kebanyakan kajian berkaitan dengan 2-6 kali meningkatkan risiko mendapatkan hipertensi. Obesitas berarti menyimpan energi dalam bentuk lemak sehingga meningkatkan jumlah jaringan lemak dan meningkatkan beban kerja jantung. Dari data pengamatan, regresi multivariat TD menunjukkan kenaikan berat badan 10 kg dapat menaikkan TDS 2-3 mmHg dan TDD 1-3 mmHg Laporan Komisi Pakar WHO, 2011. Pada hasil penelitian ini diperoleh distribusi proporsi penduduk yang obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak obesitas. Namun, kedua distribusi proporsi relatif sama sehingga tidak menunjukkan adanya perbedaan atau hubungan. Universitas Sumatera Utara

5.2.9 Hubungan Stress dengan Kejadian Pre Hipertensi

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Pre-hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kerasaan Kabupaten Simalungun Tahun 2014

2 57 82

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

11 97 123

Analisa Kelayakan Dan Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong (Studi Kasus : Desa Jati Kesuma, Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang)

5 52 81

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Obesitas Di Sd Harapan 3 Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

2 8 111

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Usia Muda Di Wilayah Puskesmas Sibela Surakarta.

0 4 12

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Usia Muda Di Wilayah Puskesmas Sibela Surakarta.

0 2 16

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Obesitas Di Sd Harapan 3 Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 1 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian 2.1.1 Tekanan Darah - Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pre Hipertensi Pada Usia 18-40 Tahun di Desa Jati Kesuma Kecamatan Namo Rambe Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 2 36

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pre Hipertensi Pada Usia 18-40 Tahun di Desa Jati Kesuma Kecamatan Namo Rambe Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE HIPERTENSI PADA USIA 18 – 40 TAHUN DI DESA JATI KESUMA KECAMATAN NAMO RAMBE KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

0 0 18