.Drawing Penggambaran Uraian Proses Produksi

8. Cat Coating Digunakan untuk mempermudah pemisahan cairan besi dengan pasir cetakan pasir, selain itu memperhalus permukaan produk. 9. Slag Remover Sebagai bahan pengikat kotoran cairan, sehingga memudahkan untuk pembuangan kotoran cairan.

2.5.3. Uraian Proses Produksi

Untuk memproduksi benang karet, proses yang ada dapat dikelompokkan atas tahap-tahap sebagai berikut: 1. Drawing Penggambaran 2. Making Method Perancangan Tuangan 3. Pattern Making Pembuatan Mal 4. Moulding Pencetakan 5. Furnace Peleburan dan Casting Penuangan 6. Knock Out Pembongkaran dan Fetling Penggerindaan 7. Heattreatment Perlakuan Panas 8. Quality Control Pengendalian Kualitas 9. Machining Permesinan 10. Despatch Pengemasan

2.5.3.1 .Drawing Penggambaran

Pada bagian ini adalah proses penggambaran produk yang akan digunakan oleh pelanggan, penggambaran ini dilakukan dari contoh produk yang dikirim Universitas Sumatera Utara oleh pelanggan atau digambar langsung di tempat pelanggan. Sehingga gambar yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan oleh pelanggan, gambar yang dihasilkan dikerjakan menggunakan software AutoCAD. 2.5.3.2.Bagian Method Perancangan Tuangan Pada bagian method adalah proses perancangan tuangan, dimana dari gambar yang telah dihasilkan dibuat rancangan tuangannya sampai produk jadi sesuai dengan yang diiginkan oleh pelanggan. Proses method ini dibuat mulai dari pembuatan mal sampai proses permesinan, untuk pembuatan method menggunakan software solid cast. Adapun hal yang ditentukan oleh bagian method untuk setiap bagian di produksi adalah: 1. Bagian Pattern Pembuatan Mal Pada bagian ini method menentukan belahan dari mal yang dibuat, serta menentukan bagian core inti yang akan digunakan pada saat pencetakan. Selain itu, bagian method juga yang menentukan untuk dimensi dari setiap sistem saluran yang akan digunakan. 2. Bagian Moulding Pencetakan Pada bagian moulding adalah menentukan jenis pasir yang digunakan, sistem saluran, rangka cetak, metoda pencetakannya, jenis coating, sampai menjadi cetakan yang layak untuk dituang. 3. Bagian Peleburan dan Penuangan Pada bagian ini method mensimulasikan dengan software solid cast, sehingga didapatkan estimasi berat cairan yang akan dituang dan temperatur penuangannya. Selain itu, menentukan jenis ladle yang digunakan dan juga Universitas Sumatera Utara diameter saluran ladle yang digunakan, serta jenis tuangan yang akan digunakan untuk saluran penuangan. 4. Bagian Knock Out dan Fetling Pada bagian ini method menentukan waktu untuk cetakan dilakukan pembongkaran. Selain itu, juga menentukan ukuran produk yang akan digerinda kasar sebelum dilakukan proses permesinan. 5. Bagian Heat Treatment Pada bagian ini bertugas untuk menentukan proses perlakuan panas pada produk yang telah dibersihkan, dengan tujuan untuk menyeragamkan struktur ataupun meningkatkan kualitas dengan menambah kekerasan dari produk yang telah diproses perlakuan panas. 6. Bagian Quality Control Pada bagian ini hal yang ditentukan oleh bagian method adalah jenis pengecekan untuk setiap produk, sehingga mendapatkan kualitas yang sesuai dengan yang diinginkan. 7. Bagian Machining Permesinan Pada bagian ini yang ditentukan oleh method adalah ukuran toleransi produk sebelum dilakukan proses permesinan. Sehingga pada saat dilakukannya proses permesinan, maka ukuran yang dihasilkan adalah sesuai dengan yang diinginkan. Universitas Sumatera Utara 2.5.3.3.Bagian Pattern Pembuatan Mal Pada stasiun pattern ini dilakukan 2 hal penting dalam pattern, yaitu pembuatan cetakan kayu dan pembuatan tapak atas maupun tapak bawah yang menyatu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan mal kayu adalah: 1. Pengecekan ukuran gambar yang dibuat dengan dimensi yang diinginkan oleh konsumen. 2. Penentuan letak pola sudut kemiringan agar mudah dilepas dari rongga cetakan. 3. Penentuan tambahan dimensi untuk menghindari penyusutan berkisar antara 1-2. 4. Penentuan tambahan dimensi untuk mengatasi dimensi untuk mengatasi proses pada bagian machining berkisar antara 5 mm sampai 7,5 mm. untuk pembuatan mal, dilakukan tahapan sebagai berikut: a. Menggambar kayu triplek sesuai ukuran desain Langkah pertama yang kita lakukan pada kegiatan menggambar di atas triplek, operator pada bagian pattern harus membaca gambar perintah dari bagian drawing. Gambar yang dibuat pada bagian drawing sesuai dengan pesanan konsumen, pada gambar perintah tersebut, telah dilengkapi dengan beberapa besar toleransi yang diperbolehkan oleh produk. Toleransi ini merupakan ketetapan sesuai dengan jenis bahan yang digunakan. Ukuran pattern kayu dibuat adalah ukuran asli ditambah penyusutan ditambah toleransi dari machining. Universitas Sumatera Utara b. Proses pada mesin bensaw Gambar yang telah dibuat di triplek, kemudian dipindahkan ke kayu yang akan digunakan sebagai cetakan kayu. Kemudian dipotong di mesin bensaw. c. Proses pada mesin Jointer Mesin Jointer digunakan untuk menyesuaikan ukuran atau ketebalan kayu yang dibutuhkan sesuai gambar perintah. Mesin diset agar ukuran yang dikehendaki sesuai dengan hasil yang diinginkan. d. Proses pada mesin ketam Mesin ini digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu yang fungsinya adalah agar produk yang dihasilkan nantinya juga mempunyai permukaan yang halus. e. Proses pada mesin Gerinda Mesin ini digunakan untuk menghaluskan sisi atau bagian kayu yang fungsinya adalah agar produk yang dihasilkan nantinya juga mempunyai sisi yang halus. Setelah pattern atau mal selesai, kemudian akan dilanjutkan pada proses pengecatan yang didahului oleh proses pendempulan. Adapun tujuan dilakukannya proses ini adalah untuk menjaga kualitas produk, agar produk akhir mempunyai permukaan yang halus karena dasar dari produk, yaitu cetakan juga mempunyai permukaan yang halus pada pengerjaannya. Selain itu proses ini juga berfungsi sebagai dinding pemisah anatara kayu dengan pasir dari proses pencetakan atau moulding. Universitas Sumatera Utara 2.5.3.4.Bagian Moulding atau Pencetakan Pada bagian ini adalah proses pencetakan, dimana mal yang telah dibuat dicetak dengan menggunakan pasir kwarsa yang telah dicampur dengan binder dan catalyst. Adapun urutan proses yang dilakukan pada bagian moulding adalah: 1. Set up mal bagian bawah Pada bagian ini adalah bagian dimana mal untuk bagian cetakan di bawah dilakukan setting terhadap rangka cetak, sistem saluran, dan penyesuaian terhadap metoda pencetakan yang diberikan oleh bagian method dan dilanjutkan dengan proses pencetakan. 2. Proses coating Proses ini bertugas melakukan pelapisan dengan coating yang telah ditentukan oleh bagian method, serta membakarnya sampai kering. Dimana tujuannya adalah memperhalus bagian produk jadi dan menghindari kontak langsung antara pasir cetak dengan cairan yang dituang opada cetakan. 3. Set up mal bagian atas Pada bagian ini adalah bagian dimana mal untuk bagian cetakan di atas dilakukan setting terhadap rangka cetak, sistem saluran, dan penyesuaian terhadap metoda pencetakan yang diberikan oleh bagian method dan dilanjutkan dengan proses pencetakan dan proses coating. 4. Assembly Pada bagian ini bertugas memasangkan core inti untuk pembentuk rongga produk, setelah itu dilanjutkan dengan proses penggabungan antara cetakan bawah dan atas yang telah dicetak. Pada bagian ini juga dilakukan proses Universitas Sumatera Utara pengecekan cetakan bagian dalam setelah cetakan atas dan bawag digabungkan, sehingga cetakan tersebut dipastikan siap untuk dituang. 2.5.3.5.Bagian Peleburan dan Penuangan Bagian furnace dan penuangan ini fokus pada peleburan besi yang siap untuk dituang ke bagian pencetakan. Pada PT. Growth Asia, peleburan logam dilakukan dengan menggunakan tanur induksi, karena penggunaan tanur induksi mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya: 1. Memperbaiki persyaratan kerja lebih muda dioperasikan 2. Kehilangan logam cair sedikit 3. Memungkinan untuk mencairkan logam kualitas rendah 4. Komposisi dan temperatur mudah dikontrol Mesin peleburan besi yakni tanur induksi mempunyai susunan yakni satu kurs diletakkan dalam satu kumparan lilitan, sehingga arus induksi yang melalui kumparan menyebabkan timbulnya medan magnet elektromagnetik yang berubah arah ke setiap arah didalam krusibel. Akibat adanya logam yang akan dilebur dalam krusibel, maka medan magnet elektromagnetik akan ditahan oleh logam tersebut. Tipe kurs ini hanya mempunyai satu ruangan yaitu daerah kurs untuk tempat mencairkan logam dan tempat logam cair. Bagian atas dari tanur terbuka lebar, sehingga pengisian logam yang akan dilebur mudah pengoperasiaanya. Bahan yang digunakan dalam peleburan ini adalah besi tua, sistem saluran dari cetakan yang telah dituang, kaleng, dan juga produk yang sudah tidak layak pakai yang didapat dari pelanggan. Universitas Sumatera Utara Urutan proses pada stasiun ini adalah sebagai berikut: a. Tanur induksi yang dimilik PT. Growth Asia memiliki kapasitas 1 ton dan 5 ton, tanur terlebih dahulu dipanaskan agar ketika logam dimasukkan, tanur induiksi sudah siap untuk memasak. b. Peleburan logam Logam dimasukkan ketika tanur diangap sudah siap untuk melebur logam c. Pencampuran unsur-unsur yang dibutuhkan Bahan tambahan ini ditambahkan ke dalam cairan logam ini pada saat keseluiruhan logam telah mencair. Suhu logam cair saat peleburan adalah 1540 – 1560 C. Suhu diukur dengan menggunakan thermocouple. Fungsi dari thermocouple adalah untuk mengukur temperatur cairan dan bila sudah memenuhi standar tuangan, maka akan dilakukan penuangan. d. Pengujian laboratoriun Setelah bahan pokok dan bahan tambahan melebur menjadi satu, maka diambil sampel untuk uji laboratorium. Uji ini dilakukan untuk melihat berapa besar kadar dari campuran. Apabila kadar campuran belum memenuhi, maka akan ditambahkan kadarnya, tetapi apabila apabila kurang maka besi karbon akan ditambahkan. Pengujiaan ini biasanya dilakukan 2 kali dan biasanya sudah memenuhi karakteristik campuran yang diperlukan. e. Penuangan slag removal Apabila kadar semua unsur telah sesuai, maka cairan logam telah siap tuang, tetapi sebelum dituang, dilakukan penuangan slag removal, serbuk ini Universitas Sumatera Utara berfungsi agar kotoran dapat menggumpal dan mengapung di atas sehingga dapat dipisahkan atau dibuang. f. Penuangan ke laddle Tapping Penuangan ini dilakukan dengan cara mengeluarkan seluruh isi cairan yang ada dalam tanur ke ladle dengan menekan tuas hidrolik tanur, adapun temperatur yang dianjurkan disesuaikan dengan jenis materialnya. g. Proses penuangan Tugas dari proses penuangan adalah menuangkan cairan yang sudah ada pada ladle ke cetakan, dengan sebelumnya dilakukan terlebih dahulu pembersihan kotoran cairan dengan slag removal. Setelah selesai pembuangan kotoran, maka dilanjutkan pada proses pengukuran temperatur yang disesuaikan dengan temperatur yang diinginkan oleh cetakan yang tertera pada kartu TAG 2.5.3.6.Bagian Pembongkaran dan Penggerindaan Fettling Bagian ini berfungsi untuk pembongkaran dan pembersihan cetakan untuk mengeluarkan benda atau produk coran. Proses yang berlangsung pada stasiun ini bergantung pada cetakan dari produk yang dibuat. Pada stasiun ini terdapat dua metode yaitu : a. Sistem patah Sistem patah menggunakan peralatan seperti martil dengan metode penggunaan seperti biasa dipukul pada produk, selain dengan martil juga dengan mesin power hammer. b. Sistem potong Sistem potong dengan menggunakan mesin blender Universitas Sumatera Utara Langkah-langkah yang dilakukan pada bagian ini adalah: a. Proses dengan shake out machine Proses awal yang dilakukan pada stasiun fettling adalah pembongkaran dengan menggunakan mesin shake out. Proses ini akan dilewati oleh semua produk yang dihasilkan oleh PT. Growth Asia. Pada proses ini, produk dibongkar dari cetakan dan dibersihkan dari sisa cetakan pasir dengan mesin ini. b. Proses dengan power hammer Setelah dibongkar kemudian semua sistem saluran dipotong dengan menggunakan power hammer. Sistem potong maksudnya adalah memotong bagian yang tidak diperlukan pada produk akhir, tetapi ada untuk membantu pada saat pencetakan. Ini dapat dinamakan pembantu pada pencetakan. Bagian ini dipotong untuk mendapatkan bagian pada casting sesuai dengan pesanan konsumen. c. Proses dengan Gerinda 7 dan 20 inchi Proses ini dilakukan untuk membersihkan permukaan casting dari sisa-sisa cetakan pasir serta sisa dari saluran yang masih menempel di produk. Sisa dari stasiun ini adalah pasir hasil pembongkaran dan pembersihan dengan menggunakan mesin Jack hammer. Sisa pasir yang dinamakan pasir daur ulang, yang masih bisa terus dimanfaatkan pada proses pembuatan cetakan. Universitas Sumatera Utara 2.5.3.7.Bagian Heat Treatment Perlakuan Panas Pada bagian heat treatment ini bertugas melakukan proses perlakuan panas terhadap produk yang telah dibersihkan di bagian fetling, yaitu dengan tujuan meningkatkan kekerasan dan penyeragaman struktur mikro yang ada pada produk. 2.5.3.8.Bagian Quality Control Pengendalian Kualitas Pada bagian quality control ini adalah proses dimana dilakukan pengendalian terhadap kualitas produk baik dari segi ukuran maupun dari kecacatan produk, sehingga menghasilkan produk yang siap dikirim kepada pelanggan dan siap untuk digunakan. 2.5.3.9.Bagian Machining Permesinan Pada stasiun ini berfungsi untuk memperhalus permukaan produk dan juga untuk melengkapi ukuran yang sesuai dengan gambar. Terdapat beberapa proses pada bagian machining yang disesuaikan dengan pengerjaannya, yaitu: a. Proses pembubutan Proses ini dilakukan untuk mendapatkan ukuran yang fix dari gambar perintah yang ada, yang sesuai permintaan konsumen. Proses ini juga untuk membersihkan permukaan roda lori dari sisa pada pencetakan. Hasil dari proses pembubutan sangat berbeda pada proses fettling, karena pada proses ini, produk yang diperoleh sangat halus tanpa sisa pasair sedikitpun. b. Proses pada mesin bor Proses ini dilakukan untuk mendapatkan ukuran yang fix pada lubang baut. Ukuran lubang baut juga telah ada pada gambar perintah. Universitas Sumatera Utara 2.5.3.10.Bagian Despatch Pengemasan Pada bagian ini dilakukan proses akhir pembuatan produk casting, pada stasiun ini dilakukan beberapa proses diantaranya adalah: a. Proses pendempulan Proses pendempulan ini dilakukan untuk menutupi bagian yang sedikit cacat, misalnya: pembubutan yang sedikit tidak halus atau terdapat lubang pada bagian tertentu pada produk, sehingga untuk menutupinya dilakukan pendempulan sebelum akhirnya dicat. b. Proses pengecatan Proses ini dilakukan dengan menggunakan spray gun, sehingga cat yang dihasilkan lebih merata, cepat penyelesaian dan cepat mengering. c. Proses pengemasan Proses ini bergantung pada bentuk produk pengemasan dilakukan dengan tapak kayu sebagai alasnya lalu diikat dengan clamp, sehingga produk tidak bergerak pada saat dikirim menuju kepada pelanggan. Universitas Sumatera Utara

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Studi Teknik Tata Cara Kerja

1 Teknik tata cara kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan desain terbaik dari sistem kerja. Teknik-teknik dan prinsip-prinsip ini digunakan untuk mengatur komponen- komponen sistem kerja yang terdiri dari manusia dengan sifat dan kemampuan- kemampuannya, bahan, perlengkapan dan peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat efisiensi dan produktivitas yang tinggi yang diukur dengan waktu yang dihabiskan, tenaga yang dipakai serta akibat- akibat psikologis dan sosiologis yang ditimbulkannya. Teknik tata cara merupakan hasil perpaduan antara teknik-teknik pengukuran waktu dan prinsip-prinsip studi gerakaan yang dikembangkan oleh Taylor dan F.B. Gilberth. Yang dicari dengan teknik-teknik dan prinsip-prinsip sistem kerja yang terbaik yaitu memiliki efisiensi dan produktivitas yang stinggi- tinnggginya. Sistem kerja itu sendiri terdiri dari empat komponen yaitu manusia, bahan, perlengkapan, dan peralatan seperti mesin dan perkakas pembantu, lingkungan kerja seperti ruangan dengan udaranya dan keadaan pekerjaan- pekejaan lain disekelilingnya. Artinya komponen-komponen itulah yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja. Dengan menggunakan teknik- teknik dan prinsip-prinsip yang disebut diatas komponen-komponen diatur 1 Iftikar Sutalaksana. 2005. Teknik Perancangan Kerja. Penerbit ITB. Bandung. Hal: 6-12 Universitas Sumatera Utara