Rekapitulasi persentil dapat dilihat pada Tabel 5.17 berikut:
No. Data
5 cm
cm 95
cm
1. TBB
138,48 140,67
142,85 1,33
2. TSB
97,68 99,21
107,74 1,12
3. TPB
94,94 96,50
98,06 0,95
4. TLB
28,50 29,01
29,53 0,31
5. JTD
94,94 96,52
98,09 0,96
5.3.4. Penjabaran Perancangan UlangRedesign Menurut French
Adapun penjabaran langkah perancangan ulang material box berdasarkan tahapan rancangan French sebagai berikut:
a Analisis Masalah
Masalah yang terdapat dalam fasilitas pembongkaran bale yaitu: 1.
Ketidaksesuaian dimensi trolly material box dengan dimensi tubuh operator, ketidaksesuainnya terdiri dari:
a Tinggi material box dari lantai tidak sesuai dengan tinggi bahu operator.
b Tinggi dasar material box tidak sesuai dengan tinggi pinggang operator.
c Tinggi dasar material box dari lantai tidak sesuai dengan tinggi lutut operator.
Ketidaksesuain dimensi material box menyebabkan operator mengeluhkan adanya rasa sakit pada bagian bahu, leher, pinggang, pergelangan tangan dan lengan.
2. Alat pembongkaran bale yang terlalu panjang sehingga menyulitkan operator
dalam pekerjaannya. Tabel 5.17. Rekapitulasi Persentil
Sumber: Data Pengolahan
Universitas Sumatera Utara
3. Material box yang digunakan memiliki ukuran tinggi yang sama untuk setiap
operator. Kendala yang dihadapi dalam perancangan adalah perancangan tidak dapat
memenuhi kesesuaian 100 terhadap seluruh operator, namun memenuhi mayoritas rata-rata operator.
Untuk memenuhi kesesuaian perancangan material box yang ergonomis terhadap dimensi antropometri operator maka perancangan menggunakan konsep
tetapone piecefix.. Adapun kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam perancangan material box
yang ergonomis adalah: 1.
Pertimbangan antropometri. Pertimbangan antropometri dalam perancangan material box menurut Panero dan Zelnik2003 yaitu:
a. Bekerja dengan posisi berdiri harus dengan postur normal, dimana posisi
tulang punggung berbentuk huruf “S” dan kedua kaki harus bisa menopang
tubuh. b.
Pertimbangan antropometri disesuaikan dengan mayoritas dimensi tubuh operator.
2. Dimensi ukuran material box ditentukan melalui persentil data antropometri.
3. Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan.
b Perancangan konsep.
Berdasarkan pernyataan masalah, kendala dan kriteria yang harus dipenuhi dalam perancangan material box diatas maka konsep yang perlu dilakukan konsep
perancangan ulang material box yang bersifat tetapone piecefix Konsep yang
Universitas Sumatera Utara
bersifat tetap terdiri dari material box yang disesuaikan dengan dimensi mayoritas operator. Keuntungan konsep ini adalah stabilitas produk, karena tidak ada bagian
yang perlu dirakit. Skema konsep perancangan ulang material box ditampilkan pada Gambar 5.10.
c Pemberian Bentuk.
Solusi-solusi dalam skema dikembangkan lebih lanjut menjadi produk atau benda teknik yang dibentuk. Adapun gambar teknik perancangan ulang material box
ergonomis berdasarkan antropometri yang sesuai dengan konsep perancangan fix ditampilkan pada Tabel 5.28.
d Detail
Detail atau perincian merupakan fase akhir dimana memberikan ukuran detail dari poin-poin yang perlu ditentukan. Adapun detail dari variable dimensi
perancangan ulang material box secara ergonomis berdasarkan persentil antropometri yang digunakan perancang sebagai berikut:
1. Tinggi material box dari lantai ditentukan dengan tinggi bahu berdiri operator
untuk ukuran dimensi persentil 95 dengan alasan dimensi operator minoritas dapat menggunakan bangku untuk melaksanakan aktivitasnya.
2. Letak pengungkit pada material box ditentukan dengan tinggi siku berdiri
operator untuk ukuran persentil 95 dengan alasan operator minorotas dapat menambahkan bangku untuk melaksanakan aktivitasnya.
3. Tinggi dasar material box ditentukan dengan tinggi pinggang berdiri operator
untuk ukuran persentil 95 dengan alasan operator minoritas masih dapat menggunakan material box.
Universitas Sumatera Utara
4. Tinggi dasar material box dari lantai ditentukan dengan tinggi lutut operator
untuk ukuran persentil 95 dengan alasan operator minoritas dapat melakukan aktivitas dengan bantuan bangku.
5. Lebar pintu material box ditentukan dengan jangkauan tangan kedepan
operator untuk ukuran persentil 95 dengan alasan operator minoritas masih dapat melakukan aktivitasnya.
Rekapitulasi perancangan ulang material box beserta spesifikasinya berdasarkan konsep fix ditampilkan pada Tabel 5.18. dan Gambar 5.9.
Universitas Sumatera Utara
.
Material box ergonomis
Desain
Fungsi Konsep
Dimensi
Material box yang ergonomis Fix
Tinggi material box dari lantai
Letak Pengungkit
Tinggi dasar Material Box
TBB TSB
TPB Tinggi dari lantai
TLB Lebar bukaan
pintu JTD
Gambar 5.8. Skema Konsep Perancangan Ulang Material Box
96
Universitas Sumatera Utara
Bagian Gambar
Keterangan Material
Box Baja
Pengungkit untuk melepaskan bale
Baja
Pengungkit diletakkan pada material box
Baja
Bale terdapat dalam material box
Baja
Trollytempatmaterial box
Baja Tabel 5.18. Pemberian Bentuk Perancangan UlangRedesign
97
Universitas Sumatera Utara
Bagian Gambar
Keterangan Material box diletakkan
dalam trolly Baja
Bale didalam material box yang terdaapat
didalam trolly Baja
Hasil Akhir Bale terlepas ketika
pintu dibuka Baja
Sumber: Hasil Perancangan
98
Universitas Sumatera Utara
Perancangan Bagian
Dimensi Fix
Persentil UkuranCm
Material Box
Tinggi material box dari lantai TBB
95 106
Tinggi pengungkit dari dasar material box TSB
95 46
Tinggi material box TPB
95 51
Tinggi dasar material box dari lantai TLB
95 55
Lebar trolly14 material box untuk satu sisi JTD
95 143
2. Data Perhitungan Biaya
Perhitungan dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari perancangan yang dilakukan sehingga dapat dilakukan perbaikan. Adapun rincian biayanya satu sisi dengan jumlah 14 unit yaitu:
Pengungkit per 14 unit Rp 1.000.000,-
x 14 = Rp 14 .000.000,’ Upah pembuatan = Rp 2.000.000,’
Tabel 5.19. Rekapitulasi Detail Perancangan Ulang Redesign
Total Biaya = Rp 16.000.000,’
99
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.9. Spesifikasi Gambar Detail
100
Universitas Sumatera Utara
5.4. Pengolahan Data Setelah Perancangan UlangRedesign 5.4.1 Gerakan Kerja Setelah