BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
3.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Aceh Rubber industry merupakan perusahaan Malaysia pada tahun 2009 yang bergerak dalam bidang pengolahan karet. Bahan baku perusahaan berasal dari
perkebunan karet penduduk sekitar perusahaan yang dibeli sesuai dengan harga jual internasional. Hasil pengolahan karet berupa bale produk yang diekspor ke
Singapur, Thailand, India, Cina. PT. Aceh Rubber Industry memiliki lokasi kantor pemasaran dan pabrik yang
berbeda. Kantor Pemasaran PT. Aceh Rubber Industry berada di Malaysia, sedangkan lokasi pabrik PT. Aceh Rubber Industry sendiri berada di Jalan Ahmad
Yani no 100e, Kelurahan Gampong Jawa, Kecamatan Langsa Kota, Kota Langsa. Perusahaan beroperasi di sebuah area dengan luas sekitar kurang lebih 1 Hektar yang
terdiri dari dua bangunan untuk bagian produksi dan kantor. Perusahaan memiliki tenaga kerja sebanyak 50 orang dengan jam kerja sekitar
8 jamhari tampa adanya shift kerja.
3.2. Bahan yang Digunakan 3.2.1. Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk. Bahan baku yang digunakan PT. Aceh Rubber Industry dalam memproduksi
bale adalah karet. 44
Universitas Sumatera Utara
3.2.2. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam memperlancar penyelesaian suatu produk dimana keberadaan bahan penolong ini tidak mengurangi
nilai tambah produk yang dihasilkan tersebut, dan bahan penolong ini tidak terdapat pada produk akhir. Bahan penolong yang digunakan oleh PT. Aceh Rubber Industry
adalah air. Air digunakan pada proses produksi yang bertujuan untuk menambah membersihkan karet dari kotoran.
3.2. Proses Produksi
Proses produksi adalah serangkaian kegiatan berupa cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau meningkatkan nilai tambah suatu barang atau jasa dengan
menggunakan sumber-sumber daya berupa tenaga kerja, mesin, bahan baku dan modal yang ada.
Pada PT. Aceh Rubber Industry, jenis proses produksinya adalah proses produksi yang terus-menerus continuous process. Perencanaan produksi pada
perusahaan yang mempunyai proses produksi yang terus menerus, dilakukan berdasarkan ramalan penjualan. Hal ini karena kegiatan produksi tidak dilakukan
berdasarkan pesanan akan tetapi untuk memenuhi pasar dan jumlah yang besar serta berulang-ulang dan telah mempunyai rancangan selama jangka waktu tertentu.
3.2.1. Uraian Proses Produksi
Proses produksi pada PT. Aceh Rubber Industry terdiri atas:
Universitas Sumatera Utara
1. Pre Cleaning
2. Wet Proses
Pre cleaning dan wet process merupakan proses pencucian dan ekstruksi karet menjadi remahan atau butiran yang dilakukan secara otomatis. Pre cleaning
dan wet process dapat dilihat pada Gambar 3.1. dan Gambar 3.2.
Gambar 3.1. Proses Pre Cleaning
Gambar 3.2. Wet Proses
Universitas Sumatera Utara
3. Balling Press
Merupakan proses akhir dari produksi crumb rubber setelah karet dibentuk menjadi butiran.
Aktivitas balling press terdiri dari: a.
Aktivitas dryer pengeringan Rubber yang telah terbentuk menjadi crumb rubber karet
remah dipanaskan selama 10 menit untuk menghasilkan baleproduk. Aktivitas dryer pengeringan dapat dilihat pada Gambar 3.3. dibawah.
b. Pembongkaran bale
Bale yang telah terbentuk dari hasil dryer ditunggu terlebih dahulu sampai agak dingin, kemudian dilakukan pembongkaran bale.Proses
pembongkaran dapat dilihat pada Gambar 3.4 dibawah.
Gambar 3.3. Aktivitas Dryer
Universitas Sumatera Utara
c. Penimbangan bale
Bale yang telah dibongkar kemudian langsung ditimbang sebelum dilakukan pengempresan. Penimbangan balet dibuat untuk 1 ball
seberat 35 kg. d.
Pengempresan bale Pengempresan bale dilakukan secara otomatis setelah dilakukan
penimbangan. Aktivitas penempresan dapat dilihat pada Gambar 3.5. dibawah.
Gambar 3.4. Aktivitas Pembongkaran Bale
Gambar 3.5. Aktivitas Pengempresan Bale
Universitas Sumatera Utara
e. Pengambilan sampel
Bale yang telah dipres sebelum dipacking diambil sampel setiap 10 produk yang telah dipacking sebesar 7-8 kg. Pengambilan sampel
sesuai dengan ketentun yang telah ditetapkan oleh SIR Standard Indonesia Rubber yaitu SIR 20. Pengambilan sampel dapat dilihat
pada Gambar 3.6. dibawah.
f. Pallet.
Bale yang telah siap dan dipacking dapat dilihat pada Gambar 3.7. dibawah.
Gambar 3.6. Aktivitas Pengambilan sampel
Universitas Sumatera Utara
3.3. Standar Mutu Bahan dan Produk
Mutu merupakan faktor penting yang diterapkan di perusahaan karena banyak perusahaan pesaing yang bergerak dalam bidang yang sama. Perusahaan selalu
menempatkan kualitas produk sebagai hal yang terpenting. Perusahaan selalu meyakinkan kualitas pasokan dari para pemasoknya, karena perusahaan mengawasi
secara penuh kualitas dan proses produksinya. Mutu karetcrumb rubber ditentukan dengan Standar Indonesia Rubber
SIR, SIR merupakan jenis penilaian mutu yang didasarkan pada sifat teknis dari parameter dan besaran nilai yang dipersyaratkan dalam penetapan mutu karet remah.
SIR digolongkan dalam 6 jenis mutu yaitu : 1.
SIR 3 CV Constant Viscosity 2.
SIR 3 L Light 3.
SIR 3 WF Whole Field 4.
SIR 5 5.
SIR 10 6.
SIR 20 Gambar 3.7. Bale yang telah dipacking
Universitas Sumatera Utara
Perbedaannya adalah pada tingkat kadar kotoran, dan pada bahan olahan yang dipakai. SIR 3 CV, SIR 3 L dan SIR 3 WF dibuat dari Lateks. SIR 5, SIR 10 dan SIR
20 dibuat dari koagulum lateks. Untuk memilih jenis bahan olah yang sesuai dengan rencana produksi,
produsen SIR berpedoman kepada SNI 06-2047 revisi terakhir Standar Bahan Olah Karet . Adapun SNI 06-2047 yang harus diikuti yaitu, persyaratan teknis bahan
olahan komoditi ekspor Standard Indonesian Rubber Bokar SIR yang meliputi : a.
Tidak mengandung kontaminan vulkanisat karet b.
Tidak mengandung kontaminan berat c.
Mengandung kontaminan ringan maksimum 5 d.
Penggumpalan secara alami atau menggunakan bahan penggumpal. Tujuan standar mutu pada Standard Indonesian Rubber SIR adalah :
1. Sebagai upaya penyediaan bahan olah komoditi ekspor Standard Indonesian
Rubber SIR yang bermutu baik dan konsisten guna peningkatan ekspor produk SIR yang dihasilkan industri crumb rubber sehingga mendorong
peningkatan daya saing. 2.
Terciptanya persaingan usaha yang sehat. 3.
Terjaminnya perlindungan konsumen dan masyarakat dalam aspek kesehatan, keamanan dan keselamatan serta kelestarian lingkungan.
Karena masih banyaknya terdapat kecurangan baik yang dilakukan oleh petani, Pedagang Bahan Olah Karet Bokar maupun oleh Industri crumb rubber,
maka sudah seharusnya pengawasan terhadap mutu SIR harus ditingkatkan oleh para
Universitas Sumatera Utara
penguji terhadap industri crumb rubber. Adapun tata cara pengawasan mutu Bokar SIR adalah dengan cara :
a. Pengawasan secara terus menerus
b. Pengawasan secara berkala
c. Pengawasan sewaktu-waktu.
3.4. Organisasi dan Manajemen 3.4.1. Struktur Organisasi Perusahaan