Manajemen Keuangan Identifikasi Faktor Internal Perusahaan

Jaringan kerja yang cukup luas yang dilakukan oleh perusahaan merupakan suatu keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan. Selama ini meskipun tanpa promosi besar-besaran, jumlah pengunjung tiap tahunnya terus meningkat dan hal tersebut menjadi salah satu alasan perusahaan dalam menentukan kebijakan promosi. Promosi seperti iklan di media massa, media cetak maupun media elektronik yang tidak rutin dilakukan oleh perusahaan tidak terlalu berpengaruh terhadap tingkat kunjungan yang dilakukan oleh masyarakat. Perusahaan sampai saat ini masih mengandalkan promosi dari mulut ke mulut, dimana orang yang pernah berkunjung menjadi motivator kepada orang lain tanpa permintaan dari perusahaan dan ini menguntungkan karena perusahaan tidak mengeluarkan biaya sama sekali dan dapat menimbulkan snowball effect yang cukup besar dalam memperkenalkan Wana Wisata Kawah Putih. Kejelian dalam hal strategi pemasaran ini memberikan dampak yang baik bagi perusahaan, seperti pengunjung yang semakin meningkat sehingga akan meningkatkan pendapatan pula. Beberapa strategi pemasaran yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan cukup baik dalam hal pemasaran, namun akan lebih baik lagi bila promosi yang dilakukan rutin dilakukan di media massa sehingga jumlah potensial pengunjung yang akan diraih lebih besar juga.

4. Manajemen Keuangan

Wana Wisata Kawah Putih menghasilkan pendapatan yang cukup besar untuk operasional perusahaan sehari-hari dalam mengelola Wana Wisata Kawah Putih. Pemasukan perusahaan tersebut diperoleh melalui tiket masuk, paket wisata, sharing pendapatan mitra kerja dan mitra usaha dan penjualan souvenir. Untuk sharing pendapatan masing-masing mitra kerja dan mitra usaha berbeda- beda yaitu : 1. Mitra kerja : 50 - 50 dari pendapatanbulan 2. Kendaraan wisata : Rp. 750.000bulanseluruh mobil 3. Kios makan : Rp. 50.000,-bulan 4. Kios strawberry : Rp. 20.000,-bulan 5. Foto : Rp. 30.000bulanorang 6. ATV : 20 - 80 dari pendapatanhari. Tabel 11 Pendapatan yang diterima oleh WWKP pada tahun 2006 dan 2007 Tahun 2006 Tahun 2007 Pendapatan Biaya Laba Pendapatan Biaya Laba 476.322.400 116.492.912 359.829.488 1.549.010.725 150.996.304 1.398.014.421 Sumber : Laporan keuangan Wana Wisata Kawah Putih tahun 2007 Adapun pengeluaran baik rutin maupun tidak rutin oleh perusahaan adalah termasuk perbaikan produk wisata, gaji karyawan, pajak dan lain-lain. Pada pajak telah ditetapkan sebagai berikut : 1. Pajak Pemda dari HTM orang setelah dipotong asuransi 30 2. Pajak Pemda dari kendaraan 20 tapi tidak dipotong asuransi. Para pengunjung yang membeli tiket masuk telah dijamin keselamatannya selama berwisata di Wana Wisata Kawah Putih oleh asuransi. Besarnya biaya asuransi yang ditetapkan adalah Rp. 250,-orang. Dalam hal asuransi ini Wana Wisata Kawah Putih bekerjasama dengan PT. Asuransi Bhakti Bhayangkara. Tabel dibawah ini menunjukkan kinerja keuangan yang dihasilkan oleh Wana Wisata Kawah Putih dari tahun 2000 – 2007. terlihat bahwa peningkatan pendapatan terjadi pada tahun 2007 dan pernah mengalami penurunan pendapatan pada tahun 2003. Tabel 12 Pendapatan Wana Wisata Kawah Putih pada tahun 2000 - 2007 Tahun Pendapatan Rp 2000 80. 491.240 2001 109.786.725 2002 147.640.350 2003 145.134.150 2004 189.509.625 2005 227.411.550 2006 476.322.400 2007 1.549.010.725 Sumber : Laporan keuangan Wana Wisata Kawah Putih tahun 2007 Aliran dana yang berasal dari penjualan tiket, hasil sharing dan lain sebagainya, dicatat dan dipertanggungjawabkan oleh petugas pemungut karcis kepada Asisten Manajer Pengembangan dan Pemasaran Wisata melalui bagian Administrasi Keuangan DM diketahui oleh Site Manajer Objek Wisata setiap minggunya. Hasil analisis keuangan Wana Wisata Kawah Putih, dari tabel 19, menunjukkan bahwa pendapatan dari tahun 2006 ke tahun 2007 mencapai kenaikan secara drastis. Laba Wana Wisata Kawah Putih pun meningkat lebih dari 225,20 padahal rencana awal target pendapatan yang dicapai Wana Wisata Kawah Putih pada tahun 2007 adalah Rp. 511.550.000,-. Biaya yang dikeluarkan pun sedikit mengalami peningkatan yaitu sebesar 29,62. Sedangkan laba yang dihasilkan mengalami peningkatan sebesar 288,52. Hal ini merupakan nilai tambah bagi Wana Wisata Kawah Putih bila dilihat dari aspek keuangannya. Terlihat bahwa terjadi peningkatan laba yang sangat tinggi, sehingga usaha wisata alam ini sangat memberikan keuntungan bagi perusahaan, oleh karena itu pada saat ini komitmen dari jajaran direksi untuk meningkatkan peran wisata ini sangat penting bukan hanya peran dari karyawan di lapangan saja. Pemberian petunjuk kerja yang telah diberikan oleh jajaran direksi ditanggapi dengan baik oleh karyawan. Kinerja karyawan mengenai SOP administrasi keuangan, telah dilakukan dengan baik dan melalui prosedur yang telah ditetapkan dalam SOP. Pencatatan dan pengiriman uang dilakukan sesuai dengan SOP yang telah dibuat. Pencatatan dan pengiriman uang ini dilakukan pada satu minggu sekali oleh bagian Ticketing yang diketahui oleh Site Manager Wana Wisata Kawah Putih telah mengikuti prosedur yang sudah ditentukan Meskipun pendapatan yang diperoleh Wana Wisata Kawah Putih selalu meningkat namun dalam hal perbaikan produk wisata masih sulit dilaksanakan. Hal ini dikarenakan oleh status kepemilikan Wana Wisata Kawah Putih oleh Perum Perhutani yang dalam hal ini adalah sebuah BUMN menyebabkan kendala birokrasi yang begitu sulit dalam hal pengeluaran dana yang bersifat tak terduga dan keperluan mendadak. Seperti contoh dalam hal perbaikan sarana jalan yang sudah rusak dan diajukan perbaikan, namun sudah tiga bulan dana yang dibutuhkan belum keluar. Hal ini tentu saja dapat menghambat usaha Wana Wisata Kawah Putih dalam menciptakan peningkatan kenyamanan bagi para pengunjung.

5.2. Identifikasi Faktor Eksternal Perusahaan