sebesar - 0,401, koefisien regresi dukungan informatif sebesar 0,038, koefisien korelasi regresi dukungan persahabatan sebesar -0,092. Dari keempat variabel
prediktor yang menunjukkan hubungan yang negatif adalah dukungan emosional, dukungan instrumental, dan dukungan persahabatan. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi nilai dari masing-masing variabel prediktor tersebut, maka nilai depersi akan semakin menurun. Sedangkan, variabel prediktor yang menunjukkan
hubungan yang positif adalah dukungan informatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai dukungan informatif, maka nilai depresi juga akan
meningkat.
C. PEMBAHASAN
Hasil penelitian pada sampel remaja awal korban bullying yang bersekolah di Sekolah Menengah Pertama Kecamatan Medan Petisah diperoleh nilai R
= 0,289 dengan p= 0.020 p0,05 menunjukkan bahwa ada pengaruh dukungan
sosial terhadap depresi pada remaja awal korban bullying. Dukungan sosial merupakan segala bentuk bantuan yang diberikan pada individu berupa
kenyaman, perhatian, penghargaan, yang dirasakan individu dapat memberi efek positif bagi dirinya yang diperoleh melalui interaksi dengan individu atau
kelompok lain. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa dukungan sosial memberi pengaruh terhadap penurunan tingkat depresi pada individu yang mengalami
kejadian yang tidak menyenangkan dan yang dapat menyebabkan reaksi stres dari individu seperti bullying. Demikian sebaliknya menurunnya dukungan sosial
memberi pengaruh pada peningkatan depresi. Hasil tersebut sesuai dengan teori interpersonal depresi yang menjelaskan bahwa berkurangnya dukungan sosial
Universitas Sumatera Utara
dapat melemahkan kemampuan individu untuk mengatasi berbagai peristiwa hidup yang negatif dan membuatnya rentan terhadap depresi Billings dkk dalam
Davison, 2006. Dari hasil penelitian diketahui pengaruh dukungan sosial memberi
sumbangan efektif terhadap penurunan depresi hanya sebesar 8,3 pada remaja awal korban bullying. Hal ini dapat dijelaskan melalui adanya faktor-faktor lain
yang juga turut mempengaruhi depresi pada korban bullying. Menurut Kerig dan Wenar 2006, terdapat multifaktor yang mempengaruhi depresi yang dapat
dijelaskan dari konteks biologis, individual, keluarga, dan sosial. Dukungan sosial merupakan salah satu yang memperngaruhi depresi yang berasal dari faktor sosial
yaitu faktor dari luar diri individu yang diterima melalui adanya hubungan interpersonal dengan orang atau kelompok lain. Dalam penelitian ini tidak
diketahui seberapa besar peran dari masing-masing faktor lain tersebut. Pengaruh dukungan sosial terhadap depresi juga dapat dilihat berdasarkan
bentuk-bentuk dukungan sosial, yaitu dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informatif, dan dukungan persahabatan. Bentuk dukungan
sosial yang diterima individu mungkin tidak sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga perlu diperhatikan bentuk dukungan sosial yang tepat bagi individu
dengan menyesuaikan dengan situasi yang sedang dihadapi individu. Dalam penelitian ini diketahui, dari keempat bentuk dukungan sosial, yang memiliki
korelasi yang lebih besar dengan depresi adalah dukungan instrumental dengan korelasi 0,316 dan bentuk dukungan informatif tidak menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap depresi.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penelitian diketahui dukungan instrumental memiliki korelasi yang lebih besar dengan depresi dibandingkan bentuk dukungan sosial lainnya,
yang berarti bahwa dukungan instrumental lebih tepat diberikan bagi remaja korban bullying. Hal ini sesuai dengan pernyataan Cutrona dan Russel dalam
Sarafino, 2006 yang telah membuat suatu pola untuk menyesuaikan bentuk dukungan sosial yang dibutuhkan. Cutrona dan Russel mengatakan bahwa
dukungan instrumental akan sangat bermanfaat pada situasi penuh tekanan stressful yang dapat dikontrol controllable, artinya individu dapat melakukan
sesuatu agar kejadian tersebut tidak terjadi atau mencegah situasi yang lebih buruk. Bullying merupakan suatu situasi yang bisa menyebabkan perasaan
tertekan bagi korban dan termasuk situasi yang dapat dikontrol, artinya dapat diatasi dan dicegah. Sehingga korban bullying akan lebih membutuhkan dukungan
instrumental dari orang lain yang mencakup bantuan langsung yang diterima individu, baik berupa bantuan jasa maupun materi. Bantuan langsung dari orang
lain, seperti memberi bantuan ketika individu mempunyai masalah dan dapat mengandalkan orang lain pada saat individu mengalami suatu masalah, misalnya
individu merasa dibela sahabat ketika ada orang lain yang mengejek. Sedangkan, bentuk dukungan sosial yang memiliki korelasi paling lemah
adalah bentuk dukungan informatif. Dukungan informatif mencakup pemberian nasehat, petunjuk, saran, informasi. Pada skala dukungan sosial yang digunakan
dalam penelitian ini, aitem-aitem yang menggambarkan dukungan informatif dari teman dan sahabat lebih banyak daripada yang bersumber dari keluarga. Sehingga
hal tersebut merupakan salah satu alasan lemahnya hubungan antara dukungan
Universitas Sumatera Utara
informatif dengan depresi. Hal ini juga dapat dijelaskan melalui salah satu kriteria dukungan sosial yang digunakan untuk mengukur tingkat dukungan sosial yaitu
guidance. Guidance merupakan dukungan sosial berupa nasihat dan informasi dari sumber yang dapat dipercaya dalam Nurmalasari, 2007. Guidance of
assurance of support diberikan kepada individu yang berasal dari figur yang lebih tinggi seperti orang tua atau guru dalam Clark, 2005. Maka dalam penelitian ini,
dukungan informasi sebaiknya berasal dari figur yang lebih tinggi seperti orang tua dan guru. Pemberian dukungan informasi berupa nasihat, bimbingan, dan
saran dari teman sebaya akan menjadi kurang efektif untuk membantu mengenali dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh remaja awal korban bullying.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan penelitian dan analisis data, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1 Hipotesis penelitian yaitu ada pengaruh dukungan sosial terhadap depresi
pada remaja awal korban bullying diterima, variabel dukungan sosial dan depresi memiliki koefisien korelasi R sebesar 0,289 dengan taraf
signifikansi p = 0,020 p 0,05. Dukungan sosial berpengaruh negatif terhadap depresi. Hal ini berarti semakin meningkatnya dukungan sosial
akan diikuti dengan semakin menurunnya depresi, dan sebaliknya semakin menurunnya dukungan sosial akan diikuti semakin meningkatnya depresi.
2 Garis persamaan regresi yang dihasilkan, yaitu Depresi = 32,297 – 0,127
Dukungan Sosial. Dari persamaan diketahui nilai konstanta b = 32,297 dan nilai b1 = - 0,127 yang menunjukkan arah garis regresi negatif . Jika nilai
variabel dukungan sosial meningkat satu satuan, maka kemudian model regresi akan memprediksi bahwa terjadi penurunan depresi sebesar 0,127.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika dukungan sosial yang diterima individu semakin besar, maka depresi akan semakin menurun.
Universitas Sumatera Utara