Karateristik Informan HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.5 Fasilitas Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi

1. Ruang Layanan Dewasa Terletak di lantai II yang berisi buku-buku semua disiplin ilmu. 2. Ruang Layanan Anak-anak. Terletak di lantai I selain berisi buku-buku berbagai disiplin ilmu untukanak-anak juga dilengkapi sarana audio visual berikut cd film anak- anak juga berbagai permainan anak-anak 3. Ruang Layanan Deposit. Terletak di Lantai I selain berisi buku-buku dan bahan non buku CD, Kaset, Microfilm dan microfich hasil terbitan di Provinsi Jambi atau diterbitkan ditempat lain yang yang berisi informasi mengenai Jambi yang disusun dalam rak-rak menurut kota dan kabupaten yang menerbitkan juga dilengkapi dengan sarana audio visual berikut micro reader. 4. Mobil Perpustakaan keliling Merupakan unit mobil bantuan dari Perpustakaan Nasional RI yang dioperasikan sebagai sarana untuk melayani kegiatan perpustakaan keliling baik dalam kota Jambi maupun kabupaten di Propinsi Jambi. 5. fasilitas lainnya, yang terdiri dari : 1. Hotspot 2. Mushala 3. Kantin 4. Tempat Parkir dan 5. Toilet

4.2 Karateristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah para arsiparis yang bekerja di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi yang bertugas mengelola segala arsip yang ada di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. Berikut adalah daftar karateristik informan. Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Karakteristik Informan No Kode Informan Informan Lokasi Wawancara 1 I 1 Bapak Suroso Bagian Pengolahan Arsip 2 I 2 Bapak Archimedes Bagian Pengolahan Arsip 3 I 3 Bapak Thamrin Bagian Pemeliharan dan Perawatan arsip 4 I 4 Bapak Buhasrul Bagian Pelayanan arsip Informan pertama I 1 adalah informan yang berahasil di wawancarai dengan pendekatan perkenalan terlebih dahulu, begitu juga dengan I 2 , I 3 , dan I 4, Kemudian diminta waktunya untuk bersedia diwawancarai, dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan daripada penelitian ini yang dalam pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan metode wawancara. I 1 diwawancarai bertempat di bagian pengolahan arsip Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. Proses bertemunya penulis dengan I 1 adalah dimulai pada tahap penulis datang kebagian tatausaha untuk meminta perizinan penelitian. Dari hasil percakapan tersebut diperoleh informasi bahwa untuk melakukan penelitian dengan menggunakan wawancara penulis disarankan untuk menemui arsiparis yang ada di bagian pengolahan terlebih dahulu. Untuk menemui beliau maka petugas dari tatausaha setempat membuat semacam surat rekomendasi kepada arsiparis setempat. Selanjutnya penulis menemui petugas arsiparis yang dimaksud untuk melakukan wawancara. Proses menemui petugas arsiparis setempat dimulai dengan perkenalan dan menerangkan maksud dari penelitian dan dengan memakai apa metode pengumpulan datanya. Setelah proses perkenalan tersebut penulis menanyakan waktu dari wawancara tersebut, apakah kegiatan wawancara bisa dilakukan hari ini. Namun dikarenakan kesibukan yang dimiliki dan waktu yang hampir menunjukkan waktu istirahat pegawai, maka arsiparis tersebut memberikan saran bagaimana kalau kegiatan wawancara penelitian ini dilakukan hari berikutnya dan di jam yang lebih pagi. Pada hari berikutnya penulis pun berhasil untuk melakukan wawancara dengan informan yang cocok dengan karateristik informan dalam penelitian ini, yaitu arsiparis yang tugasnya Universitas Sumatera Utara melakukan pengolahan arsip statis yang ada di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi jambi. Wawancara berlangsung secara informal, wawancara dilakukan dengan pedoman wawancara dan dengan wawancara mendalam depth interview. Pelaksanaan wawancara dilakukan secara substantif, artinya tidak diharuskan pada suatu tempat. Pelaksanaan wawancara dilakukan pada pagi hari tepatnya berada di Bagian pengolahan arsip statis yang berada di lantai 2 gedung Badan perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. Suasana dan kondisi wawancara bersifat latar alamiah, artinya kondisi dan suasana yang apa adanya, yang tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Begitu juga dengan bahasa yang digunakan. Bahasa yang digunakan selama percakapan adalah bahasa informal, meskipun terkadang penulis menggunakan istilah bidang Ilmu Perpustakaan. Bahasa informal juga digunakan untuk memancing percakapan awal kepada informan, kemudian menggunakan pedoman wawancara. Percakapan berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan informan. Wawancara dilakukan berulang jika penulis merasa masih ada yang perlu ditambahi atau kurang jelas dari wawancara sebelumnya. Untuk informan selanjutnya, penulis berusaha terus untuk mencari keterangan yang lebih jelas dan lengkap dengan menemui arsiparis yang lainnya. Petugas arsparis yang akan di wawancarai merupakan hasil dari pengembangan wawancara sebelumnya yang oleh I 1 , I 2 , I 3 , merekomendasikan penulis untuk menemui arsiparis atau informan yang lainya dikarenakan informan tersebut merupakan petugas dibidang layanan yang di pegangnya.

4.3 Kategori