G. Metode Analisis Data
Keseluruhan data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam
menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS 15.0. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Apabila model regresi tidak berdistribusi normal, maka uji statistik uji t dan F akan menjadi tidak valid. Dalam Ghozali 2005 : 110, untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui uji statistik dan analisis grafik.
b. Uji multikoliniearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model
regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi korelasi di antara variabel independennya Ghozali, 2005 : 91.
Pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat besarnya tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir, yaitu Tolerance
0.10 dan Variance Inflation Factor VIF 2. Selain itu, untuk
Universitas Sumatera Utara
mendeteksi ada atau tidaknya gejala multikolinieritas adalah dengan melihat korelasi di antara variabel independen. Suatu model dikatakan
terdapat gejala multikolinearitas jika korelasi di antara variabel independen lebih besar dari 0,9 atau 90 Ghozali, 2005 : 91.
c. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu
yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot.
Dasar analisisnya adalah sebagai berikut Ghozali, 2005:105 : 1.
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian
menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji autokorelasi