Dalam dunia keuangan, pada dasarnya terdapat tiga konsep tentang kebijakan dividen, yaitu :
a. Teori Irrelevansi Dividen Irrelevance Theory
Brigham dan Houston 2001 : 66 menuliskan bahwa “beberapa kalangan berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga
saham perusahaan ataupun nilai perusahaan.” Oleh karena kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, maka dikatakan bahwa kebijakan
dividen tidak relevan. Pendukung utama teori irrelevansi dividen dividend irrelevance theory ini adalah Merton H.Miller dan Franco Modigliani, sehingga
teori ini juga biasa disebut sebagai teori MM. Teori MM, menunjukkan bahwa dalam dunia yang sempurna ada kepastian, tidak ada pajak, tidak ada biaya
transaksi dan tidak ada pasar lain yang sempurna, dikatakan bahwa nilai dari suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh distribusi dividen. Menurut teori ini,
seperti yang dikutip dari Sundjaja 2002 : 337 bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh kemampuan menghasilkan laba dan resiko dari aktiva investasi dan cara ini
memisahkan antara dividen dan dana internal yang ditahan yang tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
Sesuai dengan teori ini, maka perusahaan tidak harus menerapkan kebijakan dividen.
b. Teori Relevansi Dividen Bird-in-the-hand Theory
Teori MM mendapatkan pertentangan di kalangan akademik. Khususnya, Myron J.Gordon dan John Lintner, yang berpendapat dalam Brigham dan Houston
Universitas Sumatera Utara
2001 : 67 bahwa ”nilai perusahaan dapat dimaksimalkan dengan menentukan pembagian dividen yang tinggi.” Teori relevansi dividen oleh Gordon dan Lintner
ini dikenal dengan teori bird-in-the-hand. Dikatakan bahwa pemegang saham menyukai dividen sekarang dan ada hubungan langsung antara kebijakan dividen
dan nilai pasarnya. Dasar pemikirannya adalah bahwa investor umumnya menghindari resiko dan dividen yang diterima sekarang memiliki resiko yang jauh
lebih kecil daripada dividen yang diterima dimasa yang akan datang. Pembayaran dividen sekarang dipercaya dapat mengurangi ketidakpastian investor.
Sebaliknya, jika dividen dikurangi atau tidak dibayarkan, tingkat ketidakpastian investor akan meningkat dan menyebabkan peningkatan pengembalian yang
diinginkan serta mengurangi nilai saham. Karenanya, sesuai dengan teori ini, maka setiap perusahaan harus mengembangkan kebijakan dividennya untuk dapat
memaksimalkan nilai perusahaannya.
c. Tax Preference Theory