2 warga negara responden, dan negara lain, dan negara responden, atas tujuan
tindakan yang menghasilkan kerugian, memperlakukannya sebagai warga negara lain,
3 ia adalah warga negara responden dan negara lain, dikarenakan:
a nasionalitas dominannya, karena alasan tempat tinggal atau asosiasi lain, yang ada
dalam kontrolnya b
ia, atau anggota keluarganya berniat dan telah melakukan langkah-langkah untuk menjadi warga negara suatu warga negara lain dan telah mengambil
tindakantindakan untuk menghindari terminasi statusnya sebagai warga negara responden.
D. Pembelaan Diri Defences Dan Dasar-Dasar Pembenaran Justifications
Atas Tanggung Jawab Negara
Masalah pembelaan diri defences dan dasar-dasar pembenaran justifications berkaitan dengan suatu klaim terhadap tanggung jawab negara
telah memperoleh perhatian dari komosi hukum internasional sejak tahu 1979 dan 1980. Pada tahun 1979. Komisi hukum internasional mengeluarkan rancangan
ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan pembelaaan diri sebagai berikut : a.
Suatu negara dipaksa oleh negara lain untuk melakukan perbuatan yang dapat dipersalahkan atau melawan hukum;
b. Suatu negara melakukan tindakan itu telah dengan persetujuan negara
yang menderita kerugian;
c. Suatu negara melakukan tindakan itu semata-mata sebagai upaya
perlawanan yang diperbolehkan permissible countermeasures; namun dalam hal ini tidak termasuk upaya perlawanan dengan menggunakan kekuatan senjata;
d. Para pejabat negara itu bertindak karena force majeure atau keadaan yang
sangat membahayakan extreme distress dan tidak ada maksud sama sekali untuk menimbulkan akibat yang membahayakan .
Sedangkan yang dikatagorikan sebagai pembenaran hanya ada dua yaitu “keharusan” necessity dan “pembelaan diri” self-defence.
Namun, dalam hubungan ini penting untuk dicatat penegasan bahwa “keharusan” necessity tidak bisa dijadikan pembenaran bagi pelanggaran
kewajiban internasional suatu negara, kecuali : a.
tindakan itu merupakan satu-satunya cara untuk menyelamatkan suatu kepentingan esensial negara itu dari suatu bahaya yang sangat besar dan sudah
sedemikian dekat; b.
tindakan itu tidak menimbulkan gangguan yang serius terhadap kepentingan esensial dari negara tersebut yang di dalamnya melekat suatu
kewajiban. Sementara itu, tindakan pembelaan diri self-defence dapat digunakan
sebagai pembenaran terhadap suatu tindakan jika pembelaan diri itu dilakukan sebagai pembelaan diri yang sah sesuai dengan ketentuan Piagam Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Yang penting dicatat di sini adalah bukan berarti bahwa semua tindakan pembelaan diri adalah sah, melainkan hanya tindakan pembelaan diri
yang sesuai dengan Piagam PBB saja yang dianggap sah. Ketentuan itu juga
berarti bahwa untuk tindakan yang sama, tetapi jika tidak dilakukan dalam rangka pembelaan diri, maka tindakan itu adalah bertentangan dengan hukum dan
karenanya tidak dapat dijadikan alasan pembenar atau pembenaran.
BAB IV
TANGGUNG JAWAB NEGARA TERHADAP PELUNCURAN BENDA RUANG ANGKASA DITINJAU DARI SPACE
LIABILITY CONVENTION 1972
F. Bentuk-Bentuk Pertanggungjawaban Negara