commit to user
61
sangat penting bagi anak, bahkan bagi anak yang tidak sempurna uga memiliki hak mendapatkan pendidikan yang layak.
B. Kerangka Berpikir
Bagan 4. Kerangka Berpikir
Keterangan Pendidikan adalah sebagai hak setiap warga Negara Indonesia. Hal tersebut
sebagaimana telah tertuang dalam Pasal 31 Ayat 1 Undang-undang Dasar Negara Ripublik Indonesia tahun 1945, yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak
mendapat pengajaran”. Konsekuwensi logis dari Pasal 31 Ayat 1 tersebut, maka sudah menjadi hak setiap warga Negara Indonesia untuk dapat menikmati adanya
pendidikan secara layak, dan di sisi lain menjadi sebuah kewajiban dari Pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan bagi warga negaranya. Adanya usaha dari
Pemerintah untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia telah tercermin dengan UU NO 20 TAHUN 2003
tentang SISDIKNAS UU NO 23 TAHUN 2002
tentang Perlindungan Anak
Sekolah tanpa memungut biaya
Kebijakan Sekolah Plus di Kota Surakarta
Model penyelengaraan kebijakan
Kendala hambatan SMP N. 26
Surakarta
commit to user
62
mengalokasikan anggaran pendidikan yang mencapai 20 persen dari APBN, adanya Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Permasalahan pendidikan yang menjadi kewenangan dari Pemerintah Daerah masing-masing sebagaiman yang diatur dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan bahwa ; “1 Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan
kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. 2 Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas
tahun”. Sementaraitu Pasal 34 Ayat 2 menyebutkan bahwa “Pemerintah dan pemerintah
daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya”.
Di satu sisi, sasaran pendidikan secara umumnya adalah anak bangsa. Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Pelindungan Anak
menyebutkan bahwa, yang dikatakan anak adalah seorang yang belum berusia delapan belas tahun. Anak adalah sosok yang perlu dilindungi hak-haknya, salah satu
hak anak yang tercantum secara konstitusional adalah hak untuk mengenyam pendidikan. Hal tersebut juga tercantum dalam pasal 9 undang-undang Nomor 23
tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkanbahwa “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan
tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”.
commit to user
63
Sementara itu, masalah pendidikan adalah salah satu permasalahan yang menjadi ranah kewenangan dari Pemerintah daerah, hal tersebut sebagaimana
tertuang dalam Pasal 14 Undang-undang Nomor 33 TAhun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
menyebutkan bahwa terdapat 16 enam belas urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah kabupaten atau kota. Salah satu urusan wajib
tersebut adalah penyelenggaraan pendidikan. Hal tersebut juga dipertegas dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten atau Kota, yang menyatakan bahwa masalah pendidikan menjadi
salah satu urusan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten atau kota. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
pendidikan adalah salah satu bidang yang didesentralisasikan atau yang oleh pemerintah pusat dilimpahkan wewenang penanganannya kepada pemerintah daerah.
Terlebih lagi secara khusus Pemerintah Kota Surakarta mengeluarkan regulasi di bidang pendidikan yaitu melalui Peraturan daerah Kota Surakarta Nomor 4 tahun
2010 tentang Pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah dan
pemerintah daerah untuk menyelenggarakan pendidikan di daerahnya untuk memenuhi amanat yang terdapat di dalam konstitusi. Penyelenggaraan pendidikan di
daerah diselenggarakan berdasarkan kemampuan daerah masing-masing, sehingga pelaksanaan terhadap amanat konstitusi tersbut menjadi suatu hal yang berbeda antara
daerah satu dengan daerah yang lain. Terhambatnya perkembangan pendidikan dewasa ini memang menjadi suatu masalah klasik. Faktor-faktor seperti faktor
commit to user
64
ekonomi, biaya pendidikan mahal, ketidak berdayaan pemerintah daerah untuk mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang merakyat, seolah menjadi beberapa
hal klasik yang menjadi alasan untuk terhambatnya pendidikan di daerah-daerah. Sementara itu, kota Surakarta sebagai pilot project yang dicanangkan sebagai
kota layak anak di tahun 2015 adalah sebuah tantang besar untuk memenuhi hak-hak anak yang tercantum dalam undang-undang perlindungan anak. Salah satu hak anak
tersebut adalah hak untuk mengenyam pendidikan yang layak. Penyelenggaraan pendidikan di kota Surakarta, guna sebagai usaha pemenuhan terhadap Pasal 11 dan
Pasal 34 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional dilaksanakan dengan memberikan penyelengaraan pendidikan tanpa memungut biaya
pada peserta didik. Hal tersebut sejatinya menjadi salah satu misi dari Pemerintah kota Surakarta yaitu “Meningkatkan pelayanan dan perluasan akses masyarakat di
bidang pendidikan, antara lain dengan program sekolah gratis, Sekolah Plus, bantuan pendidikan masyarakat, pengembangan sarana dan prasarana pendidikan,
meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan”. Dengan adanya visi pemerintah kota Surakarta tersbut, seolah menjadi faktor
pendorong untuk mewujudkan pelayanan pendidikan yang mewadai bagi anak usia sekolah di kota Surakarta. Berdasarkan hal tersbut, adanya sekolah tanpa memungut
biaya adalah sebuah program yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Surakarta dalam rangka melaksanakan amanah undang-undang dan melakukan kewajibannya,
yang diwujudkan dalam program Sekolah Plus Adanya Sekolah Plus di kota Surakarta dewasa ini adalah menjadi kebijakan prorakyat yang sangat dinanti-nanti.
commit to user
65
Dewasa ini SMP N 26 Surakarta adalah sebagai pilot project dari implementasi kebijakan tersebut.
Dalam hal ini Penulis tertarik lebih dalam untuk mengetahui kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah Kota Surakarta dalam pelaksanaan Sekolah Plus
khusunya di SMP N 26 Surakarta, mengenai model penyelenggaraannya serta hambatan-hambatan yang ada dewasa ini. Dengan demikian Penulis akan mengetahui
bahwa kebijakan Pemerintah kota Surakarta tersebut memang benar-benar dapat memenuhi hak-hak anak, khususnya dalam bidang pendidikan atau tidak.
commit to user
66
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode adalah alat untuk mencari jawaban dari suatu permasalahan, oleh karena itu suatu metode atau alat harus jelas dahulu apa yang akan
dicari
43
. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian hukum sosiologis non- doktrinal. Di dalam penelitian hukum metode yang digunakan tergantung
pada konsep apa yang dimaksud tentang hukum itu. Setiono mengemukakan ada lima 5 konsep hukum
44
: 1.
Hukum adalah azas kebenaran dan keadilan yang bersifat kodrati dan berlaku universal.
2. Hukum adalah norma-norma positif didalam sistem perundang-
undangan hukum nasional. 3.
Hukum adalah apa yang diputuskan oleh hakim in concerto dan tersistematisasi sebagai Judge made law.
4. Hukum adalah pola-pola perilaku sosial yang terlembagakan eksis
sebagai variabel sosial yang empirik. 5.
Hukum adalah manifestasi makna-makna simbolik pada perilaku sosial sebagai tampak dalam interaksi mereka.
43
Setiono. 2005. Pemahaman Terhadap Metodologi Penelitian Hukum. Surakarta : Pascasarjana universitas Sebelas Maret. Hal 1
44
Ibid. Hal 5