commit to user
34
tegas bagi para pelanggarnya, dan ada pula yang mengatakan bahwa hukum adalah manivestasi dari makna-makna simbolik yang terdapat pada fikiran
manusia. Keseluruhan hal tersebut menujukan bahwa hukum tidak dapat definisi menjadi satu pemikiran saja.
Hukum tidak hanya berwujud norm atau kaedah saja, tetapi dapat berwujud perilaku juga. Pada perilaku manusia terdapat hukumnya. Dari
perilaku manusia lahir hukum. Oleh karena itu disamping sumber-sumber hukum seperti yang telah diuraikan diatas masih ada sumber hukum yang
berupa perilaku baik yang bersifat aktif perbuatan konkrit maupun yang bersifat pasif seperti sikap itikad. Perilaku manusia itu didorong oleh
kepentingan manusia, sedangkan kepentingan manusia merupakan obyek perlindungan hukum. Oleh karena itu tidak boleh dilupakan bahwa
kepentingan manusia juga merupakan sumber hukum juga.
c. Proses Kebijakan Publik
Sementara itu menurut James Anderson, sebagaimana yang dikutip oleh Ismail Nawawi menetapkan proses kebijakan publik adalah sebagai berikut:
19
1 Formulasi masalah problem formulation;
2 Apa masalahnya? Apa yang membuat masalah tersebut menjadi rapat
dalam agenda pemerintah?; 3
Formulasi kebijakan formulation; 4
Bagaimana mengembangkan pilihan-pilihan atau alternatif – alternatif untuk memecahkan masalah tersebut? Siapa saja yang berpartisipasi
dalam formulasi kebijakan?;
5 Penentuan kebijakan adaption : bagaimana alternatif ditetapkan ?
Persyaratan criteria seperti apa yang harus dipenuhi? Siapa yang akan melaksanakan kebijakan ? Bagaimana proses atau strategi untuk
19
Ibid. Hal 15-16
commit to user
35
melaksanakan kebijakan ? Apa isi dari kebijakan yang telah ditetapkan?;
6 Implementasi implementation : siapa yang terlibat dalam
implementasi kebijakan ? Apa yang mereka kerjakan ? Apa dampak dari isi kebijakan?;
7 Evaluasi evaluation : bagaimana tingkat keberhasilan atau dampak
kebijakan diukur? Siapa yang mengevaluasi kebijakan? Apa konsekuensi dari adanya evaluasi kebijakan ? adakan ketentuan untuk
melakukan perubahan ayau pembatalan?
Kebijakan publik pada akhirnya harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan mengakomodasi kepentingan masyarakat yang ada. Oleh
karena itu penilaian terhadap suatu kebijakan terdapat pada masyarakat. Hanya saja seringkali antara out put dengan out come tidak selamanya sejalan.
Terkadang sebuah proses kebijakan publik yang telah mencapai out put yang ditetapkan dengan baik, namun tidak mendapatkan respon atau dampak out
come yang baik dari masyarakat atau kelompok sasaranya. Atau sebaliknya,
sebuah kebijakan publik yang pada dasarnya tidak maksimal dalam mencapai hasil yang telah ditetapkan, namun dampaknya cukup memuaskan bagi
masyarakat secara umum. Pendapat Ripley yang dikutip Ismail Nawawi pula menyebutkan tahap
atau proses kebijakan publik diawali dengan penyusunan agenda, formulasi dan legitimasi kebijakan, implementasi kebijakan, evaluasi terhadap
implementasi, dan kinerja dampak dan kebijakan baru, digambarkan dengan sekema sebagai berikut:
20
Bagan 2. Tahap Kebijakan Publik
20
Ibid, Hal 16-17 Penyusunan
Aggenda Agenda
Pemerintah
commit to user
36
Berdasarkan sekema di atas, dapat diketahui bahwa tahap penyusunan dari suatu kebijakan publik adalah berawal dari adanya penyusunan agenda
yang kemudian akan menjadi agenda atau kegiatan dari Pemerintah. Dari agenda tersebut pemerintah akan mencari formulasi kebijakan yang akan
diterapkan, setelah formulasi tersebut berhasil disusun maka akan menghasilkan suatu kebijakan. Setelah kebijakan berhasil dibentuk, maka
masuklah dalam ranah pelaksanaan kebijakan atau implementasi kebijakan di dalam masyarakat. Dalam implementasi suatu kebijakan maka akan terdapat
suatu tindakan-tindakan sebagai konsekuensi dari kebijakan yang telah dikeluarkan. Setelah terdapat suatu tindakan-tindakan dalam implementasi
kebijakan, maka akan melalui tahap evaluasi terhadap kinerja dan dampak yang timbul atas penerapan dari kebijakan tersebut. Apabila kebijakan yang
telah ada memiliki dampak yang positif maka kebijakan tersebut akan dapat
Formulasi Legitimasi
kebijakan Implementasi
Kebijakan Evaluasi
terhadap implementasi
kinerja dampak
Kebijakan Kebijakan
baru Kebijakan
Tindakan kebijakan
Kinerja dampak
kebijakan
commit to user
37
bertahan, namun sebaliknya apabila kebijakan yang ada tidak sesuai dengan norma atau kondisi yang ada, maka kebijakan tersebut tidak akan berlangsung
lama dan cenderung akan muncul kebijakan yang baru. Dalam setiap kebijakan, pastilah pada akhirnya akan melalui tahap
implementasi kebijakan. Dalam penelitian ini Penulis akan menyajikan penelitian yang bersifat diskripsi terhadap kebijakan Pemerintah Kota
Surakarta dalam hal penyelenggaraan sekolah tanpa memungut biaya atau yang dituangkan dalam kebijakan Sekolah Plus. Berdasarkan hal tersebut, maka
perlu adanya penjabaran mengenai tahap implementasi dari suatu kebijakan. Dalam praktik implementasi kebijakan merupakan proses yang sangat
kompleks, sering bernuansa politis dan memuat adanya intervensi kepentingan.
21
d. Pengertian Implementasi Kebijakan