3. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang jumlahnya satu
terhadap satu variabel dependen. Analisis ini digunakan untuk menjawab hipotesis pertama dan kedua. Langkah-langkah dalam
melakukan analisis ini yaitu sebagai berikut: 1
Persamaan regresi linier sederhana
Keterangan: = Variabel terikat
= Konstanta = Koefisien regresi
= Variabel bebas 2
Menguji signifikan uji t Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi konstanta dan
variabel bebas dengan satu variabel terikat yaitu dengan rumus: √
√ Keterangan:
= t hitung = Koefisien korelasi
= Jumlah sampel
Harga t hitung kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel pada taraf signifikansi 5. Apabila t hitung lebih besar dari t tabel berarti
terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat secara individual. Sebaliknya, apabila t hitung lebih kecil dari t
tabel berarti tidak ada pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual. Jadi berdasarkan nilai
signifikansinya yaitu 5, apabila tingkat signifikansi yang diperoleh lebih dari 5 maka hipotesis ditolak, sebaliknya apabila tingkat
signifikansinya berada diantara 0-5 maka hipotesis diterima.
b. Analisis Moderated Regression Analysis MRA
Analisis Moderated Regression Analysis MRA atau uji interaksi merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier dimana dalam
persamaan regresinya mengandung unsur interaksi perkalian dua atau lebih variabel independen. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui
apakah variabel moderating akan memperkuat atau memperlemah hubungan antar variabel independen dan variabel dependen. Analisis
MRA digunakan untuk menjawab hipotesis ketiga dan keempat, yaitu apakah keputusan pengambilan kredit dipengaruhi oleh interaksi antara
variabel independen kualitas pelayanan dan prosedur kredit dengan variabel moderating reference group. Persamaan statistika yang
digunakan untuk menentukan variabel moderating yang mendukung pengaruh antara kualitas pelayanan dan prosedur kredit terhadap
keputusan pengambilan kredit yaitu:
1
2
3
4
Keterangan: = Keputusan Pengambilan Kredit
= Konstanta regresi yaitu nilai Y jika X=0 = Kualitas Pelayanan
= Prosedur Kredit = Reference Group Kelompok Acuan
= Koefisien regresi yaitu menyatakan perubahan nilai Y apabila terjadi perubahan nilai X
= Galat error term
Pengaruh hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dapat dilihat dari taraf signifikansinya yaitu 5. Apabila
tingkat signifikansi yang diperoleh lebih dari 5 maka hipotesis ditolak, sebaliknya apabila tingkat signifikansinya berada diantara 0-5
maka hipotesis diterima.
59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Badan Kredit Desa BKD pada awal pendiriannya tidak dapat dipisahkan dari berdirinya AVB Algemene Volkerediet Bank yang kemudian
menjadi BRI pada sekitar tahun 1896. Terbentuknya BKD erat kaitannya dengan keadaan ekonomi pedesaan di Jawa yang memprihatinkan. Hal ini
disebabkan karena kegagalan panen secara luas akibat musim kemarau panjang, banjir, dan serangan hama. Berdasarkan pengalaman ini, pada tahun
1897 Asisten Residen Banyumas di Purwokerto De Wolf Van Westerrode membentuk kelompok swadaya masyarakat untuk mengatasi keadaan, yaitu
dengan mendirikan 250 lumbung desa di wilayah Kabupaten Banyumas untuk menanggulangi keadaan akibat musim paceklik yang sering terjadi di Jawa.
Kelompok Swadaya Masyarakat KSM tersebut berdiri dengan landasan prinsip Koperasi Reifizen di Jerman yang praktiknya di Jawa dilaksanakan
dengan prinsip Rembug Desa, dimana hal tersebut sudah biasa dilakukan oleh masyarakat di Jawa dengan prinsip gotong-royong.
BKD adalah perusahaan milik desa yang beroperasi di wilayah desa yang diurus sebagai perusahaan tersendiri dan terpisah dari kekayaan desa
dan tidak boleh untuk memenuhi kebutuhan desa dengan kedudukan sebagai BUMDes. Dasar hukum BKD termuat dalam Staatsblad 357 1929, Rijksblad
No.9 tahun 1937 untuk daerah Pakualaman dan Rijksblad No.3H tahun 1938 untuk daerah Kasultanan. Namun, sesuai dengan UU No.7 tahun 1992 tentang