69
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pendapatan Masyarakat Terkait Pembayaran Iuran
Menurut Trisnantoro 2009 faktor yang mempengaruhi demand adalah penghasilan masyarakat. Kenaikan penghasilan keluarga akan meningkatkan
demand untuk pelayanan kesehatan yang sebagian besar merupakan barang normal. Akan tetapi, ada pula sebagian pelayanan kesehatan yang bersifat barang
inferior, yaitu adanya kenaikan penghasilan masyarakat justru menyebabkan penurunan konsumsi. Hal ini terjadi pada rumah sakit pemerintah di berbagai kota
dan kabupaten. Ada pula kecenderungan mereka yang berpenghasilan tinggi tidak menyukai pelayanan kesehatan yang menghabiskan waktu banyak.
Jaminan kesehatan diperlukan untuk menjamin agar peserta tidak mengalami masalah pembiayaan kesehatan ketika jatuh sakit. Oleh karena itu
jenis penyakit yang dicakup dalam manfaat jaminan kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan medis peserta. UU SJSN menyatakan bahwa manfaat jaminan
kesehatan yang dicakup adalah komprehensif sesuai kebutuhan medis. Namun cakupan yang komprehensif berimplikasi pada besarnya iuran. Agar tidak terjadi
ketimpangan dalam pelayanan kesehatan maka cakupan manfaat yang ingin dicapai adalah manfaat yang komprehensif, sesuai kebutuhan medis dan sama
bagi semua peserta. Menurut Mankiw 2003 Permintaan konsumen dapat dipengaruhi oleh
harga, harga barang yang akan dibeli, harga pengganti maupun harga barang pelengkap. Konsumen akan membatasi pembelian jumlah barang yang diinginkan
Universitas Sumatera Utara
bila harga barang terlalu tinggi, bahkan ada kemungkinan konsumen memindahkan konsumsi dan pembeliannya kepada barang pengganti yang lebih
murah harganya. Harga barang pelengkap juga akan mempengaruhi keputusan seorang konsumen untuk membeli atau tidak barang utamanya, bila permintaan
barang utama meningkat, maka permintaan akan barang penggantinya akan menurun dan sebaliknya.
Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja danatau Pemerintah untuk program Jaminan
Kesehatan Perpres No.19 Tahun 2016. Besaran iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima
Upah dan Peserta bukan Pekerja adalah Rp.25.500,- dua puluh lima ribu lima ratus rupiah per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan
Kelas III. Rp 51.000,00 lima puluh satu ribu rupiah per orang per bulan dengan Manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II. Rp 80.000,00 delapan puluh ribu
rupiah per orang per bulan dengan Manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I. Ketentuan besaran Iuran Jaminan Kesehatan mulai berlaku pada tanggal 1 April
2016. UU No. 19 Tahun 2016 Berdasarkan hasil penelitian dalam Demand masyarakat menjadi peserta
mandiri BPJS Kesehatan yang telah dilakukan terkait pendapatan masyarakat terhadap pembayaran iuran BPJS Kesehatan, ada 7 informan menyatakan tidak
mempermasalahkan iuran dan hanya mampu membayar iuran di kelas II dan III saja. Sedangkan 2 informan lain menyatakan mempermasalahkan iuran BPJS
Kesehatan tersebut dikarenakan pendapatan calon peserta.
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan informan tersebut tidak sejalan dengan penelitian Wasis 2011 yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan, biaya yang
lebih tinggi akan menurunkan permintaan untuk pusat-pusat kesehatan. Menurut Jennyfer 2014, dalam penelitiannya mengatakan bahwa
pendapatan, harga kunjungan, jarak, dan harga obat alternatif berpengaruh secara signifikan terhadap frekuensi kunjungan ke layanan kesehatan. Pembenahan
infrastruktur sektor kesehatan, upaya aktif dari pemerintah, serta didukung peningkatan kesadaran oleh masyarakat sehingga tercipta pola permintaan dan
penawaran kesehatan yang dinamis. Berdasarkan hasil wawancara oleh Staff Kepesertaan BPJS Kesehatan,
jika memang masyarakat tidak mampu untuk mendaftar ke kelas I, masih ada kelas II ataupun kelas III. Jika memang masyarakat masih tidak mampu, masih
ada program pemerintah yaitu dengan mendaftar ke Dinas Sosial sebagai peserta penerima Kartu Medan Sehat dan Jamkesmas.
5.2 Menunda atau Baru Mendaftar Menjadi Peserta Mandiri