model pembelajaran kooperatif tipe make a match merupakan model pembelajaran yang sesuai jika diterapkan pada pembelajaran IPS, dengan ini
siswa akan terlibat dalam proses pembelajaran, keterlibatan ini penting dalam melahirkan hasil belajar yang sukses.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hickmah yang berjudul peningkatan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a
match dikelas V MI Soebono Mantofani Ciputat Tangerang Selatan. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2015 didapatkan hasil pada siklus I yang mendapat
nilai melebihi KKM yaitu 70 sebanyak 13 siswa dengan rata-rata hasil belajar sebesar 70,27, sedangkan pada siklus II yang mendapat nilai melebihi KKM yaitu
70 sebanyak 22 siswa dengan rata-rata hasil belajar sebesar 80,73.
13
Berdasarkan data hasil penelitian yang dilakukan Hickmah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil
belajar IPS siswa sebesar 80,73. Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka peneliti
bermaksud mengadakan penelitian tentang
“Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03
”. B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi masalah
penelitian antara lain:
1. Pembelajaran IPS yang tidak kreatif akan membuat siswa pasif selama proses
pembelajaran. 2.
Kurang keterlibatan siswa berdampak pada penurunan hasil belajar IPS di kelas.
13
Hickmah, “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
dikelas V MI Soebono Mantofani Ciputat Tangerang Selatan”, Skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah, Jakarta,
2015, h.63, tidak dipublikasikan.
3. Keterbatasan metode yang digunakan guru membuat daya serap siswa kurang
dalam memahami pembelajaran IPS.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi di atas, maka penelitian ini akan dibatasi pada: 1.
Pola mengajar guru yang bersifat konvensional. 2.
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV di SDN Pisangan 03 Ciputat Tangerang Selatan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: Apakah terdapat peningkatan hasil belajar IPS
melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match siswa kelas IV di SDN
Pisangan 03 Ciputat Tangerang Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match siswa kelas IV di SDN
Pisangan 03 Ciputat Tangerang Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1.
Bagi siswa-siswi: dengan model pembelajaran kooperatif dapat memacu motivasi siswa dalam belajar.
2. Bagi para pendidik atau guru: memberikan informasi kepada guru untuk
memanfaatkan model pembelajaran sehingga menciptakan pembelajaran yang kreatif.
3. Bagi sekolah: memberikan informasi kepada pihak sekolah untuk
meningkatkan proses belajar dalam upaya mencapai hasil yang maksimal. 4.
Bagi peneliti: sebagai bahan pengetahuan lebih lanjut tentang pembelajaran kooperatif dalam menghasilkan belajar yang maksimal.
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA , PENELITIAN YANG RELEVAN,
KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
a.
Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, praktisnya model pembelajaran
merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan untuk merancang pembelajaran tatap muka di dalam ruang kelas dan untuk menyusun materi
pengajaran.
1
Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
kurikulum rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan- bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang
lain.
2
Trianto dalam bukunya mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
3
1
Agus N. Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler, Jogjakarta: DIVA Press, 2013, Cet.1, h. 99
2
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014, Cet.5, h. 133
3
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, h.2
Dari batasan tersebut, dapat dijelaskan bahwa model pembelajaran merupakan suatu pola pembelajaran yang berfungsi sebagai pedoman bagi
para guru untuk menentukan perangkat-perangkat apa saja yang akan digunakan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
4
Nurulhayati dalam Rusman mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa
dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya.
Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk
belajar. Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri.
5
Sehubungan dengan pengertian tersebut, Slavin dalam Susanto mengemukakan bahwa metode pembelajaran kooperatif, dimana para
siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru.
6
Sementara Riyanto dalam Susanto mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai model pembelajaran yang dirancang untuk
4
Rusman, op. cit., h. 202
5
Ibid., hal. 203
6
Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar, Jakarta: Prenadamedia Group, 2014, cet.1, h. 201
membelajarkan kecakapan akademik, sekaligus keterampilan sosial termasuk keterampilan interpersonal.
7
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan strategi pembelajaran lain. Perbedaan tersebut
dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerjasama dalam kelompok, atau dalam mencapai tujuan peserta didik
secara harmoni bekerjasama dengan teman sekelasnya.
8
Pada dasarnya, cooperative learning sama dengan kerja kelompok. Hal ini disebabkan antara cooperative learning dengan kerja kelompok
memiliki persamaan. Persamaan itu terletak pada tujuannya, yaitu: 1 untuk mengembangkan kemampuan mental yang meliputi membina
pengetahuan, memberikan bekal penyelesaian masalah, mengambil keputusan, serta mengembangkan berpikir kritis; 2 Menelaah dan meneliti
sesuatu bidang kajian tertentu; 3 Untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara lisan, dan 4 mengubah sikap yang kurang terpuji.
9
Dengan interaksi belajar yang efektif siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir tingkat tinggi, serta
mampu membangun hubungan interpersonal. Strategi pembelajaran kooperatif memungkinkan semua siswa dapat menguasai materi pada
tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar. Pada saat siswa belajar dalam kelompok akan berkembang suasana belajar yang terbuka dalam
dimensi kesejawatan, karena pada saat itu akan terjadi proses belajar kolaboratif dalam hubungan pribadi yang saling membutuhkan. Pada saat
itu juga siswa yang belajar dalam kelompok kecil akan tumbuh dan
7
Ibid., hal.204
8
Junaedi, dkk. STRATEGI PEMBELAJARAN Edisi Pertama, Surabaya: LAPIS-PGMI, 2008, Paket 1-7, h. 8-10
9
Susanto, op. Cit., h. 206
berkembang pola belajar tutor sebaya peer group dan belajar secara bekerjasama cooperatif.
10
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dilakukan dengan cara
mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari berbagai unsur siswa yang heterogen untuk
bekerjasama secara terarah dalam sebuah tim untuk menyelesaikan masalah, tugas atau mengerjakan sesuatu dalam mencapai tujuan bersama.
c. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang
lebih menekankan pada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian
penguasaan materi pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk untuk penguasaan materi tersebut. Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran
kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut:
1 Pembelajaran secara tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim
harus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2 Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen seperti yang telah kita pelajari pada bab sebelumnya mempunyai tiga fungsi, yaitu: a fungsi manajemen sebagai
perencanaan pelaksanaan
menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-
langkah pembelajaran yang sudah ditentukan. Misalnya tujuan apa
10
Dra. Masitoh, dkk. Strategi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2009, Cet. Pertama, h. 233