32 besar dibandingkan ikan jantan. Hal ini disebabkan bobot gonad ikan betina
lebih besar dibandingkan ikan jantan. Dalam proses reproduksi, sebelum terjadi pemijahan sebagian besar hasil
metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad pertumbuhan gonad. Pada saat ikan melakukan pemijahan, nilai IKG akan meningkat, sebaliknya akan menurun
setelah melakukan pemijahan Sulistiono 2006. Secara umum IKG meningkat sejalan dengan perkembangan gonad ikan, nilai tertinggi terdapat pada TKG IV
Gambar 14. Kemudian menurun setelah melakukan pemijahan TKG V. Terjadinya penurunan nilai IKG pada TKG V disebabkan karena pada tahap
tersebut isi gonad sebagian besar telah dikeluarkan sewaktu terjadinya pemijahan dan pada saat itu IKG ikan hampir sama dengan TKG I dan TKG II.
Hal ini menunjukan bahwa bobot gonad akan mencapai maksimal saat ikan memijah, kemudian menurun secara cepat selama berlangsung pemijahan
sampai pemijahan selesai Effendie 1997.
Gambar 14. Indeks kematangan gonad ikan tembang ikan tembang betina a dan jantan b pada setiap TKG
4.7. Fekunditas
Fekunditas adalah jumlah telur yang sudah masak sebelum dikeluarkan pada saat ikan memijah fekunditas mutlak. Fekunditas ikan berhubungan erat
dengan lingkungan, karena lingkungan mempengaruhi panjang dan bobot ikan. Fekunditas mutlak sering dihubungkan dengan bobot, karena bobot lebih
mendekati kondisi ikan daripada panjang, walaupun bobot dapat berubah setiap a
b
33 saat, apabila terjadi perubahan lingkungan dan kondisi fisiologis pada ikan.
Fekunditas dihitung pada ikan-ikan dengan TKG III dan TKG IV 65 gonad. Fekunditas pada ikan tembang betina dengan TKG III dan IV berada pada
kisaran 8251-294500 butir. Potensi reproduksi yang didapatkan selama penelitian cukup tinggi. Pada umumnya individu yang mengalami pertumbuhan yang cepat
akan menghasilkan nilai fekunditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan yang pertumbuhannya lambat pada ukuran yang sama.
Hubungan antara fekunditas dengan panjang total ikan TKG III dan TKG IV ditunjukan melalui persamaan y = 72698-4180x R
2
= 0.28 Nilai ini menunjukan bahwa 28 dari keragaman nilai fekunditas ikan tembang dapat
dijelaskan oleh panjang tubuh total Gambar 15. Didapat nilai koefisien korelasi r sebesar 0.53, yang menunjukan bahwa hubungan fekunditas dengan panjang
kurang erat. Menurut Ismail 2006 tidak adanya hubungan yang erat antara panjang total dengan fekunditas terhadap ikan tembang di perairan Ujung
Pangkah disebabkan karena adanya variasi fekunditas pada ukuran panjang total yang sama.
Gambar 15. Hubungan fekunditas dengan panjang total ikan tembang S.fimbriata
Hubungan fekunditas dengan bobot total ikan tembang ditunjukan melalui persamaan y = -35860+52049x R
2
= 0.75. Nilai ini menunjukan 75 dari keragaman nilai fekunditas ikan tembang dapat dijelaskan oleh bobot total ikan.
34 Koefisien korelasi r sebesar 0.86, menunjukan hubungan fekunditas dengan
bobot total ikan sangat erat. Semakin besar bobot gonad maka fekunditasnya semakin besar, hal ini sesuai dengan pernyataan Makmur 2006 yang
menyatakan bahwa ikan yang memiliki ukuran dan bobot tubuh lebih besar juga akan memiliki fekunditas yang lebih besar Gambar 16.
Gambar 16. Hubungan fekunditas dengan bobot total ikan tembang S.fimbriata
4.8. Diameter telur