Diameter telur dan pola pemijahan

9 memiliki ukuran dan bobot tubuh lebih besar juga akan memiliki fekunditas yang lebih besar Makmur 2006. Fekunditas dibagi menjadi beberapa definisi antara lain fekunditas mutlak atau total dan fekunditas relatif. Fekunditas total adalah jumlah telur dari generasi tahun tersebut yang akan dikeluarkan tahun itu pula. Sedangkan fekunditas relatif adalah jumlah telur per satuan bobot atau panjang Effendie 2002. Menurut Effendie 1979 pada kenyataannya fekunditas dihitung terhadap ikan yang belum terlalu matang gonadnya tetapi sudah dapat dipisahkan, sehingga penentuan TKG harus dilakukan dengan tepat untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya. Menurut Brojo et al. 2001 in Mulyoko 2010 fekunditas ikan di alam akan bergantung pada kondisi lingkungannya, apabila ikan hidup pada kondisi yang banyak ancaman predator maka jumlah telur yang dikeluarkan akan semakin banyak atau fekunditas akan semakin tinggi sebagai bentuk upaya untuk mempertahankan regenerasi keturunannya, sedangkan ikan yang hidup di habitat yang sedikit predator maka telur yang dikeluarkan akan sedikit atau fekunditasnya rendah.

2.2.4. Diameter telur dan pola pemijahan

Diameter telur merupakan garis tengah dari suatu telur yang diukur dengan mikrometer berskala yang sudah ditera. Ukuran telur dipakai untuk menentukan kuantitas kandungan telur. Telur yang berukuran besar biasanya akan menghasilkan larva yang berukuran lebih besar daripada yang telurnya berukuran kecil Effendie 2005. Tampubolon 2008 menyebutkan perkembangan diameter telur semakin meningkat dengan meningkatnya tingkat kematangan gonad, karena semakin mendekati waktu pemijahan. Menurut Prabhu 1956 dan Kagwade 1968 in Warjono 1990, tipe pemijahan ikan berhubungan dengan perkembangan diameter telur dalam ovarium. De Jong 1940 in Warjono 1990 menyatakan bahwa apabila telur yang berada dalam ovarium berukuran sama, maka sifat pemijahan spesies tersebut pendek total. Sebaliknya apabila telur yang berada dalam ovarium tidak 10 berukuran sama, maka sifat pemijahan spesies tersebut panjang partial. Pola pemijahan untuk setiap spesies ikan berbeda-beda, ada pemijahan yang berlangsung dalam waktu singkat atau disebut juga dengan total spawning isochronal dan ada pula dalam waktu yang panjang atau disebut dengan pemijahan sebagian partial spawning heterochronal. Ikan betina biasanya tetap tinggal di daerah pemijahan selama proses pemijahan belum selesai dan jika pemijahan sudah selesai maka ikan jantan yang akan tinggal di daerah itu untuk waktu yang lebih lama dibandingkan ikan betina Effendie 2002. Sebaran diameter telur tiap TKG akan mencerminkan pola pemijahan ikan tersebut. Spesies juga mempengaruhi ukuran diameter telur. Ovarium yang mengandung telur masak yang berukuran sama, menunjukan waktu pemijahan yang pendek, sebaliknya waktu pemijahan yang panjang dan terus menerus ditandai dengan bervariasinya ukuran telur didalam ovarium. Ikan tembang di perairan Ujung Pangkah memiliki pola pemijahan total total spawner yang berarti ikan tembang langsung mengeluarkan telur masak dalam ovariumnya yang telah siap dipijahkan pada satu musim pemijahan Ismail 2006

2.2.5. Ukuran pertama kali matang gonad