Organ Reproduksi Rasio Kelamin

21

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Organ Reproduksi

Jenis kelamin ikan ditentukan setelah melakukan pembedahan terhadap ikan tembang. Tingkat kematangan gonad ditentukan dengan menggunakan klasifikasi tingkat kematangan gonad yang dimodifikasi Cassie Effendie 1997 yang telah disajikan pada Tabel 1. TKG II TKG III A TKG IV TKG V B Gambar 3. Morfologi gonad ikan tembang S. Fimbriata betina A, jantan B Dokumentasi pribadi Tahapan tingkat kematangan gonad merupakan proses yang penting dalam reproduksi. Dari gambar dapat dilihat bahwa ikan tembang betina dengan TKG II 22 pewarnaan putih susu kemerahan, butiran telur masih menyatu dan belum dapat dipisahkan. Panjang gonad antara 13-12 dari panjang rongga tubuh. Ikan betina dengan TKG III ukuran ovari lebih besar dan butiran telur mulai terlihat. Sedangkan untuk ikan tembang jantan dengan TKG IV warna testis putih pekat, ukurannya semakin besar, pejal dan lekukan gerigi semakin besar sedangkan ikan dengan TKG V testis bagian anterior kempis.

4.2. Rasio Kelamin

Rasio kelamin merupakan perbandingan ikan jantan dan betina yang didaratkan di PPP Labuan Banten. Penentuan jenis kelamin jantan dan betina ikan tembang dilakukan dengan mengamati bentuk dan warna gonad. Hasil pengamatan rasio kelamin ikan tembang disajikan pada gambar berikut. A B C D E F Gambar 3. Rasio kelamin ikan tembang A bulan April. B bulan Juni, C bulan Juli, D bulan Agustus, E bulan september, F bulan Oktober Dari gambar dapat diketahui rasio ikan tembang jantan dan betina setiap bulannya berbeda-beda. Pada bulan April rasio ikan tembang betina sebesar 23 55,56, sedangkan ikan tembang jantan sebesar 44,44. Pada bulan Juni rasio ikan tembang betina sebesar 51, sedangkan ikan tembang jantan sebesar 49. Pada bulan Juli rasio ikan tembang betina sebesar 62, sedangkan ikan tembang jantan sebesar 38. Pada bulan Agustus rasio ikan tembang betina sebesar 56,8, sedangkan ikan tembang jantan sebesar 43.2. Pada bulan September rasio ikan tembang betina sebesar 35, sedangkan ikan tembang jantan sebesar 65. Pada bulan Oktober rasio ikan tembang betina sebesar 37, sedangkan ikan tembang jantan sebesar 63. Gambar 4. Rasio total selama penelitian Gambar 4 menyajikan rasio ikan contoh yang diambil untuk dijadikan contoh di PPP Labuan Banten selama bulan April 2011 sampai Oktober 2011 612 ekor, yang terdiri atas 229 ekor ikan betina 37 dan 383 ekor ikan jantan 63. Pada umumnya ikan jantan lebih dominan dibandingkan dengan ikan betina, perbedaan ukuran dan jumlah salah satu jenis kelamin dalam populasi disebabkan adanya perbedaan pola pertumbuhan, perbedaan umur pertama kali matang gonad dan bertambahnya jenis ikan baru pada suatu populasi ikan yang sudah ada Nikolsky 1963. Menurut Febianto 2007 umumnya perbedaan jumlah ikan jantan dan betina yang tertangkap oleh nelayan berkaitan dengan pola tingkah laku ruaya ikan, baik untuk memijah ataupun mencari makan. Hasil uji Chi-square ikan tembang S.fimbriata betina dan jantan tiap bulan pengamatan disajikan pada Tabel 3. 24 Tabel 3. Rasio kelamin ikan tembang menggunakan uji Chi-square Bulan Pengamatan Rasio Uji Chi-square Jantan n Betina n April 0.78 44 1 55 Tidak seimbang Juni 0.96 49 1 51 Tidak seimbang Juli 0.61 38 1 62 Seimbang Agustus 1.33 54 1 41 Tidak seimbang September 1.86 65 1 35 Tidak seimbang Oktober 1.7 63 1 37 Tidak seimbang Total 1.7 383 1 229 Tidak seimbang Tabel 3 menunjukan bahwa pada bulan pengamatan April-Juli ikan tembang betina lebih banyak tertangkap daripada ikan tembang jantan. Sedangkan pada bulan Agustus-Oktober ikan jantan lebih banyak tertangkap dibandingkan dengan ikan betina. Namun rasio total menujukan bahwa ikan tembang jantan lebih dominan ditangkap dibandingkan dengan ikan betina. Setelah uji Chi-square diperoleh hasil bahwa rasio ikan tembang betina dan jantan dalam populasi tersebut dalam keadaan tidak seimbang Lampiran 5. Hal ini juga dihasilkan pada penelitian Adisti 2010 pada ikan tembang S. maderensis di perairan Teluk Jakarta, rasio ikan tembang jantan dan betina dalam keadaan tidak seimbang. Rasio jenis kelamin terlihat seimbang pada penelitian Sardinella aurita di Mediterania, begitu juga pada penelitian S. aurita di daerah Venezuela. Namun pada perairan Tunisia dan Senegal jumlah betina lebih mendominasi. Di daerah perairan Libia perbedaan rasio juga menunjukkan perbedaan secara seksual pada pertumbuhan, mortalitas dan reproduksi Tsikliras dan Antonopoulou 2006.

4.3. Faktor kondisi