17 Gonad contoh lalu diencerkan kedalam 10ml air V. Sebanyak 1ml volume
pengenceran diambil dengan menggunakan pipet tetes untuk dihitung jumlah telurnya X.
3.5.5. Diameter telur
Pengukuran diameter dilakukan pada telur contoh yang sudah mencapai TKG III dan TKG IV. Kemudian telur contoh diambil dari 3 bagian posterior,
tengah dan anterior. Telur yang diambil disusun kedalam gelas objek. Selanjutnya telur diamati dibawah mikroskop yang telah dilengkapi mikrometer.
Data diameter telur yang telah diukur kemudian dicatat kedalam form data sheet yang telah disiapkan.
3.6. Analisis Data
3.6.1. Rasio kelamin Sex – rasio
Rasio penting untuk melihat perbandingan rasio dari masing-masing jenis kelamin ikan yang ada di perairan. Pendugaan ratio ini kemudian dibutuhkan
sebagai bahan pertimbangan dalam produksi, rekruitmen dan konservasi sumberdaya ikan tersebut. Dalam statistika konsep rasio adalah rasio populasi
tertentu terhadap total populasi yang dilihat dengan bilangan rasio Walpole 1993. Sebagai berikut:
p =
100
N n
Keterangan: p
= Rasio ikan jantan atau betina n
= Jumlah jantan atau betina Ind N
= Jumlah total ikan jantan + betina Ind
3.6.2. Tingkat kematangan gonad TKG
Tingkat kematangan gonad diamati secara morfologis dengan memperhatikan warna, bentuk, ukuran panjang dan bobot ikan contoh.
Perkembangan isi gonad kemudian disajikan dalam bentuk diagram batang. Gonad dipisahkan antara gonad jantan dan gonad betina, setelah itu gonad diamati
18 secara morfologis. Adapun tahap Tingkat kematangan gonad mengacu pada tabel
1.
3.6.3. Indeks kematangan gonad IKG
Indeks kematangan gonad IKG atau Gonado Somatic Index GSI dihitung dengan menggunakan hasil pengukuran bobot gonad dan bobot tubuh
termasuk gonad bobot ikan total melalui hubungan Sulistiono et al. 2006 :
Keterangan : IKG
= Indeks kematangan gonad BG
= Bobot gonad gram BT
= Bobot tubuh gram
3.6.4. Fekunditas
Fekunditas mempunyai keterkaitan dengan umur, panjang atau bobot individu dan spesies ikan Nasution 2003. Prosedur penentuan fekunditas
dilakukan dengan metode gabungan antara gravimetri dan volometrik. Gonad ikan betina TKG III dan TKG IV yang sebelumnya diawetkan dengan formalin 4
dikeringkan kemudian ditimbang bobot total gonad G. Kemudian ambil 3 bagian secara acak dari satu gonad yang akan diamati, lalu ditimbang bobotnya Q.
Gonad contoh lalu diencerkan kedalam 10ml air V. Sebanyak 1ml volume pengenceran diambil dengan menggunakan pipet tetes untuk dihitung jumlah
telurnya X. Untuk mendapatkan nilai fekunditas dapat dihitung dengan menggunakan hubungan sebagai berikut Effendie 2002:
F =
Keterangan : F
= fekunditas butir
G = bobot gonad gram
V = volume pengenceran ml
X = jumlah telur tiap ml butir
Q = bobot telur contoh gram
19 Fekunditas sering dihubungkan dengan panjang tubuh daripada bobot
karena penyusutan panjang relatif lebih kecil, tidak seperti bobot yang dapat berkurang dengan mudah Effendie 2002. Hubungan seperti itu dapat dirumuskan
sebagai berikut :
F = aL
b
Keterangan : F
= fekunditas total butir
a = konstanta
b = konstanta
L = panjang total ikan mm
3.6.5. Diameter telur